Mohon tunggu...
Vinka Daniyah S 18190036
Vinka Daniyah S 18190036 Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Siapapun bisa Apapun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru Matematika Berbasis Islami (2/2)

25 Maret 2019   22:30 Diperbarui: 1 April 2019   17:16 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah saya paparkan pada artikel pertama bagaimana cara menjadi guru matematika yang unik namun berbasis islami. Dan contoh yang saya paparkan dalam artikel sebelumnya membahas soal bagaimana agar first impression siswa kepada pelajaran matematika dan guru matematika, itu baik dan merasa bahwa pelajaran matematika bukan pelajaran yang rumit dan membosankan. Kata baik disini memiliki arti bahwa mereka (siswa) merasa jika matematika itu pelajaran yang unik dan asyik untuk dipelajari, dan tentunya sesuai dengan kaidah-kaidah yang tidak terlepas dari unsur islami.

Dalam artikel lanjutan artikel yang kemarin ini, saya akan memberi beberapa cara supaya siswa dapat merasa takjub dengan adanya pelajaran matematika yang sudah tertulis dalam alquran tanpa kita sadari dan adanya anjuran untuk mempelajari matematika.

Seperti contoh dalam bilangan ganjil dan genap. Sebelum seorang matematikawan menemukan bahwa bilangan 1 itu ganjil dan 2 itu genap, bilangan-bilangan ganjil dan genap telah lama ada dikenal oleh orang islam. Dalam hal apa orang islam mengenal bilangan ganjil dan genap?, jawaban nya kita peroleh dalam perintah Allah untuk mengerjakan sholat. 

Dari perintah Allah tersebut kita tahu bahwa sholat subuh ada 2 roka'at, sholat maghrib 3 roka'at. Kemudian, dalam contoh lain seperti saat Allah menganjurkan untuk melaksanakan sholat witr dengan roka'at ganjil. 

Nah, kita bisa menceritakan sedikit cerita tersebut supaya siswa bisa terkesan dengan adanya matematika dalam agama islam dan supaya mereka tidak memiliki pemikiran seperti matematika itu percuma dipelajari, toh tidak bisa di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh lain yakni saat kita ruku'. Ruku' yang benar adalah ruku' yang posisi membungkuk kita mencapai 90 derajat secara sempurna. Dari situ kita ketahui lagi bahwa islam telah mengajarkan kita sudut-sudut jauh sebelum matematikawan menemukannya. Kemudian, kita beri pemahaman lagi kepada siswa bahwa belajar akan segala hal selama hal itu positif tidak ada yang sia-sia. 

Termasuk mempelajari matematika. Karena meski kita tidak sekolahpun, tetap perlu untuk belajar menghitung yang mana belajar menghitung itu kita sebut dengan matematika. Selain itu, pendidikan dalam bangku pesantren juga memerlukan adanya ilmu matematika untuk menghitung ilmu faraidh.

Jadi, matematika bisa kita perkenalkan kepada siswa sebelum memasuki pelajarannya lewat cerita-cerita yang bisa mereka pahami bahwa matematika sudah benar-benar ada dalam Al-Qur'an.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun