Pada tanggal 11 agustus 2021 mahasiswa Universitas jember resmi melakukan penerjunan KKN Back To Village III di kampung halaman masing-masing. KKN tersebut dilakukan secara mandiri mengingat kondisi pandemi covid-19 saat ini, ditambah lagi adanya pemberlakuan PPKM membuat mahasiswa mengalami sedikit kesulitan dalam melaksanakan program KKN tersebut.
Kemudian adanya wabah pandemi covid-19 membuat pemerintah memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar di sekolah dan memindahkan proses pembelajaran dari sekolah (offline) menjadi pembelajaran daring (online). Hal itu membuat beberapa kalangan pelajar resah, karena pelaksanaan pembelajaran online merupakan hal yang masih baru dilakukan dan memiliki beberapa kendala diantaranya seperti kurangnya pemahaman dan pengetahuan dalam menggunakan teknologi baik oleh guru, siswa ataupun orangtua sebagai pendamping dan pengganti guru di rumah.
Dari permasalahan tersebut salah satu mahasiswa KKN Universitas Jember (http://unej.ac.id) , Vindika Winda Ancarani Perijingga yang didampingi oleh bapak Andrew Setiawan Rusdianto, S.TP., M.Si selaku dosen pembimbing lapang melakukan program pelatihan dan pemanfaatan platform digital sebagai media pendukung pembelajaran online di masa pandemic saat ini. Program tersebut dilakukan di desa Nguter, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
Program ini dilakukan setelah dilakukannya survey dan observasi terkait kondisi dan permasalahan yang tengah dialami pelajar khususnya anak sekolah dasar (SD) saat diterapkannya pembelajaran secara daring (online) di desa Nguter. Mayoritas anak kesulitan dalam belajar terutama saat mengerjakan tugas, karena guru yang hanya memberikan penugasan pada siswa tanpa memberikan materi sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif.
"Kadang saya kurang paham mbak kalau dikasih tugas, soalnya ngga pernah di jelasin dulu sama bapak/ibu guru", kata tasya (salah satu siswi sekolah dasar yang menjadi objek sasaran).
Adanya sosialisasi (pengenalan atau pelatihan) serta pemanfaatan platform digital seperti  Ruang guru, Zenius, Google translate dan Brainly, dapat memudahkan siswa dalam belajar. Sehingga diharapkan program tersebut dapat mendukung proses pembelajaran online menjadi lebih efektif.