Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro President University

Mahasiswa Teknik Elektro President University

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kartini, Bukan Hanya Sekedar Emansipasi

21 April 2022   08:28 Diperbarui: 21 April 2022   08:31 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap tahun, kita memperingati hari emansipasi wanita Indonesia, yang dibalut dengan nama salah satu pejuang pionirnya, R.A.Kartini. Terlepas dari beberapa kontroversi sejarah yang ada, mengenai mengapa Kartini saja yang diperingati sedangkan pejuang emansipasi lain seakan-akan tidak dihormati, Kartini memang tokoh yang cukup spesial. 

Tokoh ini bukan hanya memperjuangkan emansipasi wanita, seperti para feminis di jamannya. Namun, juga memperjuangkan hal-hal lain yang orang di masa lalu belum bisa sadari.

Kartini memang dikenal dengan kehebatannya untuk mendobrak nafas zaman dan juga adat-tradisi konservatif bangsawan Jawa. Alih-alih tunduk, dalam banyak biografi yang ditulis, Kartini muda malah melawan terhadap opresi "tidak jelas" dari kebudayaan bangsawan Jawa yang konservatif. 

Bahkan, ketika wanita-wanita sejamannya hanya bisa untuk baca-tulis level dasar, Kartini mengembangkan pemikiran kritis dan bisa berbalas surat dengan Ny. Abendanon. Seorang istri dari menteri agama, pendidikan, dan juga industri Hindia Belanda. 

Dan beruntunglah Kartini dahulu berbalas surat dengan Ny. Abendanon. Karena kalau tidak, mungkin pemikiran Kartini akan tenggelam bersama dengan kematiannya di usia muda. 

Hal ini sebenarnya membuktikan, bahwa Kartini, bukan hanya seorang pencerah bagi kaum wanita. Namun, Kartini di jamannya, adalah pendobrak dari kultur feodalisme di Indonesia yang begitu kental. Kartini bukan hanya ingin mendobrak keterkekangan intelektual para wanita pribumi saat itu, melainkan juga ingin mendobrak keterkekangan sosial para wanita pribumi. 

Dan selain sebagai inspirasi kebangkitan para wanita dari keterkekangan intelektual dan sosial. Kartini juga dapat menjadi role model bagi setiap masyarakat Indonesia. Bahwa hubungan antara suami dan istri bukanlah seperti hubungan tuan dengan pembantunya. 

Melainkan merupakan hubungan yang saling mendukung satu sama lain. Barangkali, saat ini banyak wanita yang mulai maju pemikirannya, semua itu terjadi karena Kartini memang sedari awal adalah model untuk melawan pemikiran-pemikiran yang bersifat patriarki. 

Maka, alih-alih menyebut Kartini sebagai tokoh emansipasi seperti para feminis lainnya. Saya lebih suka menempatkan Kartini sebagai tokoh liberalisme Indonesia yang paling berpengaruh. Karena pemikiran-pemikiran Kartini, memang menempatkan kebebasan sosial-intelektual dan berpendapat di tempat yang setinggi-tingginya. 

Pemikiran Kartini adalah kunci untuk mendobrak kebodohan konservatisme di Indonesia, serta mendobrak ketimpangan intelektual yang ada. 

Selamat hari Kartini bagi para perempuan Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun