Mohon tunggu...
Healthy

Reparasi Ginjal dengan Sel Punca

24 Oktober 2017   19:15 Diperbarui: 24 November 2017   15:42 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ketiga, kelemahan lain dari transplantasi organ atau jaringan dari sel punca pluripoten adalah adanya batas usia. Karena sel punca pluripoten didapatkan dari diri sendiri, ada batasan umur atas agar tidak terjadi komplikasi. Batasan umur tersebut adalah kurang lebih 60 tahun. Sedangkan batas umur bawah agar seseorang dapat melakukan terapi sel punca adalah 18 tahun.

Keempat, selain kelemahan-kelemahan tersebut, sel punca pluripoten memiliki keuntungan juga. Organ atau jaringan ginjal dari sel punca pluripoten bersifat fleksibel, karena dapat dibentuk dalam media kimia di luar tubuh. Setelah selesai dibentuk, organ atau jaringan tersebut dapat ditransplantasikan ke ginjal pada tubuh. Berbeda dengan teknik transplantasi ginjal konvensional yang harus mencari ginjal donor yang relatif sulit untuk dicari. Hal tersebut menyebabkan teknik transplantasi ginjal konvensional tidak fleksibel. Walaupun demikian, proses pengembangan organ atau jaringan ginjal dari sel punca pluripoten harus steril agar tidak terdapat pertumbuhan sel-sel lain atau infeksi dari bakteri dan virus. Karena, hal-hal tersebut dapat menyebabkan organ atau jaringan ginjal dari sel punca pluripotent yang diinginkan untuk menyembuhkan pasien memperparah keadaan pasien.

Dari uraian yang telah saya jabarkan, saya dapat menyimpulkan beberapa poin penting. Pertama, teknologi untuk membuat organ atau jaringan ginjal dari sel punca pluripoten sudah ditemukan dan masih diteliti lebih lanjut oleh para ilmuwan. Selama ini, keberhasilan percobaan untuk mentransplantasikan organ hanya pada tikus dan belum masuk tahap manusia. Kedua, sel punca pluripoten dapat membentuk organ atau jaringan ginjal karena sifat pluripoten yaitu kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel tubuh apapun yang berasal dari 3 lapisan embrional, yaitu ektoderm, endoderm, mesoderm. Ginjal sendiri berasal dari lapisan mesoderm, maka secara logis ginjal dapat dibentuk dari sel punca pluripoten. Sifat pluripoten tidak hanya memiliki dampak positif tetapi juga dampak negatif, seperti pembelahan sel yang tidak terkendali menyebabkan tumbuhnya tumor yang tidak diinginkan. Maka, untuk mencegah hal itu, pengawasan pasca transplantasi sangat diperlukan. Ketiga, sistem imun pasien akan secara otomatis menerima kehadiran organ atau jaringan ginjal dari sel punca pluripoten, karena sel punca pluripoten diambil dari sel-sel pasien sendiri, sehingga risiko penolakan sangat kecil. Berbeda dengan transplantasi konvensional dimana masih besar kemungkinan bagi sistem imun pasien untuk menolak organ transplan. Selain itu, organ yang dipakai untuk transplantasi sistem konvensional sangat mahal, susah dicari, dan sulit penyimpanannya. Ketiga, ada batasan umur agar seseorang dapat melakukan transplantasi organ atau jaringan dari sel punca pluripoten. Batasan umur tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi komplikasi saat terapi. Keempat, organ atau jaringan ginjal dari sel punca pluripoten bersifat fleksibel, karena organ atau jaringan dari sel punca pluripoten dapat dibuat pada media kimia. Berbeda dengan tranplantasi ginjal konvensional yang membutuhkan ginjal donor yang sulit dicari, sehingga membuatnya tidak fleksibel. Dilihat dari kontroversi-konteroversi tersebut, saya mendukung penggunaan sel punca pluripoten untuk transplantasi organ atau jaringan pada ginjal. Walaupun penggunaan sel punca pluripoten sebaiknya dikurangi dampak negatifnya terlebih dahulu sebelum dilakukan secara luas dan dijadikan dasar pengobatan penyakit ginjal kronis.

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun