Mohon tunggu...
Vina Ramandhani
Vina Ramandhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Man Jadda Wa Jadda

Tanamkan ilmu padi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Menumbuhkan Ketekunan Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika

26 April 2022   08:05 Diperbarui: 26 April 2022   08:06 4701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketekunan berasal dari asal kata tekun yang diberi imbuhan ke-tekun-nan. Menurut KBBI, kata tekun atau rajin adalah tindakan atau sikap yang suka bekerja (belajar, dan sebagainya), bersungguh-sungguh dalam dalam bekerja, dan berusaha dengan giat.

Nurazizah (2010) mengatakan bahwa ketekunan adalah kekerasan tekad dan kesungguhan hati. Artinya bekerja atau belajar haruslah dilakukan dengan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal disertai dengan tekad yang kuat dan hati yang sungguh-sungguh.

Ketekunan sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya ketekunan, kehidupan manusia akan selalu berproses untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. 

Ketekunan akan membuat sesorang bertahan dalam masa sulit, sehingga orang tekun akan lebih berhati-hati dan bijaksana. Orang yang memiliki sifat tekun tidak akan mudah bosan dan menyerah dalam meraih apa yang diinginkan..

Ketekunan belajar adalah sikap yang sungguh-sungguh dalam belajar untuk mencapai kepahaman dari materi yang sedang dipelajari. Ketekunan belajar ini nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Keberhasilan hasil belajar siswa tidak terlepas dari faktor-faktor yang memengaruhinya. Menurut Slameto (2003:54) ada 2 faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa, yakni:

  • Faktor Internal
  • Faktor jasmaniyah, adalah faktor yang berkaitan dengan kesehatan tubuh.
  • Faktor fisiologis, adalah faktor yang berkaitan dengan kecerdasan, minat, perhatian, bakat, motif, kematangan, kedisiplinan, ketekunan.
  • Faktor kelelahan, adalah faktor yang berkaitan dengan kelelahan baik jasmani ataupun rohani
  • Faktor Eksternal
  • Faktor keluarga, baik cara mendidik orang tua, hubungan dengan antar anggota, suasana rumah, dan lainnya.
  • Faktor sekolah, baik dari cara mengajar guru, kurikulum, relasi anatar siswa dengan guru, dan lainnya.
  • Faktor kegiatan masyarakat, baik dari teman bergaul, aktivitas masyarakat sekitar, relasi dengan masyarakat sekitar, dan sebagainya.

Ketekunan dalam belajar menjadi salah satu hal yang penting karena dengan adanya ketekunan siswa mampu memunculkan motivasi dalam dirinya untuk berjuang mencapai tujuan yang diinginkannya.

Apalagi ketekenunan dalam belajar matematika sangatlah dibutuhkan. Tidak menutup kemungkinan bahwa mata pelajaran lain juga sama butuhnya ketekunan ini. Namun, telah menjadi informasi umum bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit.

Pada 3 Desember 2019, Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan atau OECD merilis hasil Program Penilaian Siswa Internasional yang biasa disingkat PISA 2018 di Paris. Program tersebut menilai kemampuan membaca, matematika, dan sains anak berumur 15 tahun di 79 negara yang dilaksanakan selama 3 tahun sekali. 

Dari hasil riset ini menunjukkan untuk penilaian matematika, Indonesia mendapatkan skor 379, sedangkan skor rata-rata OECD adalah 487. Dari sini sudah jelas bahwa kurangnya kemampuan siswa di Indonesia dalam menguasai mata pelajaran matematika. Yang secara kasar artinya matematika adalag mata pelajaran yang sulit dimengerti oleh anak di Indonesia.

Dari hasil obesrvasi dengan metode pengisian angket di SMK N 5 Semarang, mengenai indikator “Dapat mengukur ketekunan diri dalam belajar matematika”. 

Pertama, banyak siswa yang selalu masuk kelas sebelum pelajaran matematika dimulai, hal ini memiliki nilai yang sangat positif dalam kedisiplinan. 

Kedua, hampir semua siswa di kelas mengikuti pelajaran matematika walaupun guru sudah terlebih dahulu berada di kelas, ini artinya bahwa siswa memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk belajar matematika. 

Ketiga, para siswa rata-rata memiliki semangat tinggi untuk belajar matematika. Namun, ada juga siswa yang tidak bersemangat untuk belajar matematika. Artinya motivasi untuk belajar matematika ini perlu ditingkatkan kembali. 

Keempat, rata-rata siswa belajar matematika diluar jam sekolah tidak hanya saat ada tugas dan ulangan saja. Namun, ada yang hanya belajar matematika saat ada tugas dan ulangan saja, ini menandakan bahwa minat dari siswa mengenai pelajaran matematika perlu ditingkatkan. 

Dari semua itu, mulai kedisiplinan, tanggung jawab tinggi, motivasi, dan minat sangatlah berkaitan dengan ketekunan. Adanya ketekunan yang tinggi dalam belajar matematika maka hasil belajar matematika pun akan maksimal. Ada pepatah yang mengatakan bahwa, “Usaha tidak akan menghianati hasil”.

Untuk itu, bagaimana cara menumbuhkan ketekunan pada diri?. Ketekunan bukanlah sifat yang mudah untuk ditumbuh dalam diri anak secara instan. 

Penamanan ketekunan membutuhkan waktu yang lama dan bertahap. Oleh karena itu, sangatlah penting menanamkan sifat ketekunan pada anak dari sejak dini. Cara menumbuhkan ketekunan antara lain :

  • Menciptakan lingkungan yang kondusif
  • Dalam hal ini peran orang tua sangat penting. Orang tua akan memberikan lingkungan yang baik dan mendorong anak agar berkembang. Selain itu, orang tua juga harus mengawasi bagaimana pergaulan anak dengan teman-temannya. Karena pergaulan sangatlah berpengaruh dalam pengembangan kepribadian anak. Berteman dengan anak yang tekun dan suka belajar akan berpengaruh kepada anak sehingga anak juga akan terbiasa untuk tekun dan suka belajar.
  • Mangatakan hal-hal positif
  • Orang tua haruslah mengakatan hal-hal positif kepada anaknya, misalnya dengan tidak membanding-bandingkan sang anak dengan temannya, langsung memarahi anak dengan keras untuk kesalahan-kesalahan kecil, dan lain sebagainya, karena sejatinya anak-anak itu sangat optimis dalam belajar, tetapi seringkali ada hal-hal negatif atau lingkungan yang membuat dia frustasi dan akhirnya menyerah dan tidak bangkit untuk berusaha lagi.
  • Mengajarakan sesuatu secara bertahap
  • Dalam belajar haruslah memperhatikan urutan atau bertahap. Menurut Al-Gazali ilmu harus disampaikan secara berurutan, mulai dari yang mudah ke yang sukar. Misalnya mintalah anak untuk membereskan mainan setelah dibuat bermain, dan lain sebagainya. Jangan langsung menuntut anak untuk melakukan hal-hal yang besar karena itu akan membuatnya frustasi dan menyerah.
  • Memberikan pujian atau reward
  • Jika anak melakukan hal-hal yang baik secara rutin dan tekun maka berilah pujian untuk menyemangatinya sehingga anak akan senang dan malakukannya hal-hal baik berikutnya dengan senang hati, sampai akhirnya menjadi kebiasaan yang tekun dilakukan.
  • Melihat halangan sebagai tantangan
  • Dalam proses perkembangan anak akan mengalami permasalahan-permasalahan yang belum pernah ia temukan sebelumnya yang akan membuatnya frustasi, tetapi orang tua harus bisa memberikan solusi alternatif bagi anak, dan mengajarkan untuk melihat halangan atau permasalahan sebagai tantangan yang harus diselesaikan. Orang tua juga harus menanamkan pemikiran bagi anak bahwa setiap permasalahan atau halangan pasti mempunyai sebuah penyelesaian.
  • Menumbuhkan motivasi internal
  • Cara berpikir orang lain sering kali memengaruhi cara berpikir anak, sehingga anak akan terpengaruh dengan pikiran orang lain. Oleh karena itu, agar anak tidak mudah terpengaruh dengan orang lain orang tua harus mendorong anaknya untuk melakukan sesuatu sesuai dengan minatnya dan dengan caranya sendiri. Agar anak tumbuh menjadi pribadi yang optimis, tekun, dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
  • Memberi contoh
  • Orang tua haruslah memberi contoh kepada anaknya, karena anak akan lebih mudah memahami jika melihat contohnya secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun