Mohon tunggu...
Vina Karisma
Vina Karisma Mohon Tunggu... -

*Wanita muda yang sedang belajar menulis.\r\n\r\n*Beach and dog lover!!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Lekat Diingatan

17 Oktober 2012   04:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:45 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejenak pikiranku melayang ke pertengahan tahun yang lalu. Ketika dua orang sahabat wartawan datang ke kotaku dalam rangka liputan. Itulah awal pertemuan kami. Beberapa hari kemudian, ternyata mereka melanjutkan liputan di kote gudeg, Yogyakarta. Ketika itu, aku dan salah seorang temanku juga kebetulan berencana untuk liburan disana saat weekend. Akhirnya pertemuan kami pun berlanjut di kota gudeg.

Singkat cerita, aku dan temanku berpisah ketika pagi tiba. Dia memilih untuk menghabiskan waktu dengan kekasihnya yang kebetulan tinggal di Yogya, sedangkan aku pastilah memilih ikut keliling kota bersama sahabat wartawan ini. Perjalanan pertama adalah menikmati makan siang di sebuah warung gudeg yang sedari tadi aku coba ingat-ingat namanya namun tetap belum ingat juga. Ah, kalau sudah begini pastilah penasaran apa nama warungnya. Pokoknya warung itu masuk ke sebuah gang sempit, yang hanya bisa dilalui satu mobil.

Sesampainya disana, aku cukup dibuat kaget. Warung gudeg itu ramainya minta ampun! Mungkin selain karena gudegnya emang maknyus, yang jajan disini juga merasa nyaman. Tempatnya sih sederhana, tapi sangat hommy. Alunan lagu keroncong juga terdengar sangat jelas, karena para seniman itu mejeng tepat di depan warung melantunkan berbagai lagu keroncong dengan merdunya. Vokalisnya sudah sepuh, berpenampilan seperti sinden, lengkap dengan kebaya kutubaru, jarik, dan sanggulnya. Jujur, baru pertama kali kesini dan aku langsung terpesona, karena sebelumnya belum pernah kunikmati suasana makan siang seunik ini.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya datanglah pesanan kami. Ada yang pesan gudeg suwir (lauknya ayam yang disuwir-suwir), gudeg telor, dan aku pastilah pesan gudeg koyor. Menurutku gudegnya memang enak, namun untuk cita rasa di lidah orang yang bukan Jogja jadi terasa terlalu manis. Tapi mungkin kalau untuk orang Jogja sendiri, cita rasa seperti itu sudah pas. Ya inilah salah satu kekayaan negeri kita Indonesia, yang beranekaragam kulinernya.

Makan gudeg ditemani alunan musik keroncong, aiihhhh luar biasa nikmatnya. Sensasi nikmatnya jadi berlipat ganda. Nikmat di lidah, dan nikmat di hati. Nyeeesss!!

Setelah kenyang, perjalanan dilanjutkan keliling kota sebentar, dan berakhir di sebuah kedai kopi. Memang tidak bisa pergi ketempat yang jauh, karena sahabatku ini harus terbang kembali ke Jakarta sekitar pukul 4 sore. Takut terjebak macet, jadi untuk membunuh waktu, kita pilih tempat yang tidak terlalu jauh dari bandara. Padahal ketika itu aku sangat ingin ke pantai. Tapi ya sudahlah, karena waktu belum memungkinkan.

Masuk kedai kopi, kami langsung melihat menu yang disajikan. Seingatku, salah seorang sahabat memesan kopi toraja, dan satunya lagi aku lupa, tapi yang pasti aku selalu memesan hot chocolate. Kami menghabiskan waktu dengan ngobrol 'ngalor ngidul', saling bertukar canda dan tawa. Hingga tak terasa, waktu jualah yang mengharuskan kami untuk beranjak dari kedai kopi dan menuju bandara.

Sesampainya di bandara, aku duduk di bangku sambil menanti mereka yang sedang mengurus check in ticket. Sedih sebenarnya harus berpisah dengan mereka. Dua orang sahabat yang benar-benar beda, karena mereka paling bisa buatku selalu ceria.

Kami bertiga sepakat untuk pindah tempat duduk. Kala itu, bandara Adisutjipto luar biasa padat, mungkin karena masih suasana liburan, atau memang bandara Jogja yang tak pernah sepi. Entahlah! Yang pasti saat itu banyak orang yang datang dan pergi melalui bandara. Akhirnya kami memutuskan duduk di atas rumput, yang mana itu sebenarnya adalah taman bandara. Dengan cueknya kami duduk disitu sambil menikmati chocolate ice cream.

Selang berapa lama kami menunggu, papan elektronik yang menunjukkan jam kedatangan dan keberangkatan pesawat memberikan informasi bahwa pesawat yang akan sahabatku tumpangi ternyata delay. Kontan bahagia rasanya hatiku. Biasanya pesawat delay pada ngedumel, tapi kali ini malah seneng. Hahaha!! Aku bahagia banget ketika tahu datangnya pesawat itu mundur, karena berarti aku punya waktu lebih lama untuk bercengkerama dengan mereka.

Suasana sore itu terasa begitu hangat, dan aku tak ingin mengakhirinya. Entah mengapa kami merasa dekat, dan aku nyaman bersamanya. Ngobrol sana sini, 'ngalor ngidul', ketawa ketiwi, dan kadang aku tak ingin lepas dari tatapan matanya. Ah rasa apa ini sebenarnya. Ternyata masih harus kuterka dengan seksama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun