Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... partime journalist

Senang bercerita

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Warung Cuci Mulut, Kafe Favorit di Kukusan Depok

23 Juni 2022   16:02 Diperbarui: 23 Juni 2022   16:05 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak pandemic melanda, ada kebijakan baru yang mengharuskan sebagian pegawai untuk bekerja di rumah atau kita seringnya mendengar istilah work from home (wfh). Sebagian orang ada yang senang dan tidak dengan kebijakan ini. yang senang mungkin berpikir dirinya tidak akan sudah-susah berdesakan dan berdiri di kereta listrik dan busway saat akan pergi ke tempat kerja. ditambah lagi dari sisi keuangan wfh ini seharusnya akan membuat orang lebih hemat, karena tidak membelanjakan uangnya untuk keperluan transportasi.

Lain orang lain keadaan. Sayangnya, mungkin tak semua orang memiliki tempat dan perangkat yang mendukung mereka untuk bekerja di rumah. sudah menjadi rahasia umum bahwa harga rumah di kota-kota besar sangatlah mahal. Hal ini berakibat pada pemanfaatan besar-besaran terhadap tanah yang dimiliki. Alhasil banyak sekali di kota besar ini yang memiliki rumah-rumah kecil.

Saat bekerja di rumah kecil apalagi yang dihuni oleh 5-6 orang, kita tidak bisa membayangkan kondisi kerja sekondusif di kantor yang menggunaka kursi dan meja yang ideal, didukung dengan penyejuk ruangan, kecepatan jaringan internet, serta kondusifnya suasana kerja. nyaris tanpa gangguan kebisingan. Sebaliknya dengan keadaan di rumah, kita dapat mendengarkan kebisingan tetangga yang membunyikan motor, tangisan dan rengekan anak, ataupun suara mesin air yang berbunyi kencang.

Dalam bekerja menurut saya kondisi ini akan cukup membuat banyak distraksi. Untuk mengatasi masalah ini akhirnya beberapa orang memilih untuk bekerja di kafe. Selain di kafe, sebenarnya kita dapat memilih tempat lain seperti pelataran masjid atau perpustakaan. Namun di masa pandemic tersebut tempeh ibadah diperketat bagi pengunjung. Begitupun perpustakaan. Tak sembarangan orang dapat masuk ke perpus. Kecuali mahasiswa, yang lainnya tak boleh numpang kerja disana.

Nah berbicara tentang kafe sebenarnya ada banyak sekali pilihan kafe di daerah Kukusan dan sekitarnya. Namun ada yang Namanya :Warung Cuci Mulut" tempat makan dengan konsep kafe yang letaknya tidak terlalu jauh dari pintu tol Kukusan dan pintu masuk UI.

Salah satu keunggulan yang digtawarkan disini adalah adanya menu makanan berat. Berbeda dengan kafe lainnya yang biasanya hanya menyajika minuman dan makanan ringan saja, disini pengunjung dapat memesan berbagai mie,nasi goreng, nasi kornet dan berbagai makanan berat simpel lainnya.

Disamping itu, kafe ini juga memisahkan tempat merokok dan tempat yang non merokok. Ditambah desai interior yang cantic membuat banyak sekali pengunjung yang datang kesini. Keunggulan lain yang dimiliki kafe ini menurut saya adalah adanya ruang shalat. Sehingga jika kita bekerja hingga berjam-jam pun disini kita masih bisa melakukan shalat disini.

Lokasi lengkapnya ada di gambar, tak hanya didatangi oleh anak-anak muda, banyak sekali keluarga yang datang untuk sekedar ngobrol dan makan siang disini. Selamat mencoba.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun