Mohon tunggu...
vinaaulia
vinaaulia Mohon Tunggu... pelajar

saya suka mendesai di canva seperti membuat poster ,editing poto,saya juga suka membuat desain UI/UX di figma

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cuaca Buruk dan Dampaknya pada Industri Perikanan Laut dan Tambak

27 September 2025   08:34 Diperbarui: 27 September 2025   08:34 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perikanan laut dan tambak merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Sebagai negara maritim, jutaan masyarakat menggantungkan hidup dari hasil laut maupun budidaya perikanan air payau. Namun, industri ini sangat rentan terhadap kondisi cuaca. Perubahan iklim global telah memicu cuaca ekstrem yang semakin sulit diprediksi, seperti badai, hujan deras, angin kencang, hingga gelombang tinggi. Cuaca buruk ini tidak hanya menurunkan produktivitas nelayan dan petambak, tetapi juga berpotensi mengancam keselamatan dan keberlanjutan usaha.

Di tengah tantangan tersebut, hadirnya Automatic Weather Station (AWS) memberikan solusi baru untuk meningkatkan kewaspadaan dan adaptasi. Alat ini mampu memantau kondisi cuaca secara real-time dan memberikan data akurat untuk pengambilan keputusan yang lebih baik, baik bagi nelayan maupun petambak.

Dampak Cuaca Buruk pada Perikanan Laut

Nelayan merupakan pihak paling rentan terhadap cuaca ekstrem. Gelombang tinggi dan badai dapat menghambat aktivitas melaut bahkan mengancam keselamatan jiwa. Banyak kasus kecelakaan laut terjadi karena nelayan tidak memiliki informasi cuaca yang memadai sebelum berangkat.

Selain itu, cuaca buruk menurunkan hasil tangkapan karena nelayan tidak bisa berlayar secara rutin. Akibatnya, pasokan ikan di pasar menurun, harga meningkat, dan konsumsi masyarakat terganggu. Tidak hanya itu, infrastruktur seperti kapal, jaring, dan pelabuhan juga bisa rusak karena badai atau angin kencang.

Perubahan suhu laut akibat fenomena iklim ekstrem juga mengganggu ekosistem laut. Pola migrasi ikan menjadi tidak menentu, membuat nelayan semakin sulit memperkirakan lokasi tangkapan. Kondisi ini menambah ketidakpastian ekonomi bagi keluarga nelayan.

Dampak Cuaca Buruk pada Tambak

Petambak menghadapi tantangan berbeda. Hujan lebat dan banjir dapat menyebabkan air tambak meluap, sehingga ikan atau udang budidaya keluar dan menimbulkan kerugian besar. Selain itu, curah hujan tinggi menurunkan salinitas air, padahal salinitas yang stabil sangat penting untuk kesehatan udang dan ikan air payau.

Suhu yang tidak menentu juga menyebabkan stres pada biota tambak, membuatnya lebih rentan terhadap penyakit. Penyakit seperti white spot pada udang sering muncul saat kondisi air berubah drastis. Hujan deras juga meningkatkan risiko kontaminasi limbah atau patogen yang masuk ke tambak melalui aliran air. Akibatnya, tingkat kematian ikan dan udang meningkat, sementara biaya perawatan dan obat-obatan ikut membengkak.

Ketidakstabilan ini membuat usaha tambak sulit diprediksi hasilnya. Banyak petambak kecil mengalami kerugian hingga gulung tikar karena tidak mampu mengantisipasi cuaca buruk.

Peran Automatic Weather Station (AWS)

Automatic Weather Station adalah perangkat otomatis yang dapat mengukur berbagai parameter cuaca seperti suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan dan arah angin, serta tekanan udara. Data yang dikumpulkan kemudian dikirim secara real-time melalui jaringan internet atau satelit. Bagi industri perikanan, AWS memberikan manfaat besar dalam meminimalkan dampak cuaca buruk.

  1. Peringatan Dini untuk Nelayan
    AWS mampu memberikan informasi kondisi angin, tekanan udara, dan gelombang yang berpotensi membahayakan. Nelayan dapat mengakses data ini melalui aplikasi atau pusat informasi cuaca sebelum memutuskan berangkat melaut. Dengan peringatan dini, risiko kecelakaan bisa ditekan dan aktivitas melaut bisa diatur dengan lebih aman.

  2. Monitoring Lingkungan Tambak
    Petambak dapat memanfaatkan AWS untuk memantau curah hujan dan suhu udara yang memengaruhi kualitas air. Data ini penting untuk menyesuaikan strategi pengelolaan tambak, seperti menambah aerasi, memberikan pakan yang tepat, atau melakukan pergantian air. Dengan demikian, tingkat kematian ikan atau udang akibat stres lingkungan bisa ditekan.

  3. Prediksi Jangka Panjang
    AWS tidak hanya memberikan data real-time, tetapi juga dapat digunakan untuk membangun basis data iklim lokal. Dari data historis ini, petambak dan nelayan dapat menganalisis pola musiman, sehingga lebih siap menghadapi musim hujan atau musim gelombang tinggi.

  4. Mendukung Kebijakan dan Rantai Pasok
    Pemerintah dan pelaku industri dapat memanfaatkan data AWS untuk menyusun kebijakan mitigasi bencana dan strategi distribusi hasil perikanan. Misalnya, jika prediksi cuaca buruk menyebabkan penurunan pasokan, langkah antisipasi distribusi dapat dilakukan agar harga ikan tetap stabil.

Strategi Adaptasi dengan AWS

Pemanfaatan AWS dalam industri perikanan perlu didukung oleh pelatihan dan akses teknologi. Nelayan dan petambak harus diberi pemahaman tentang cara membaca data cuaca agar bisa mengambil keputusan yang tepat. Selain itu, kerja sama antara pemerintah, perguruan tinggi, dan swasta penting untuk memperluas jangkauan pemasangan AWS di daerah pesisir dan sentra tambak.

Integrasi AWS dengan teknologi lain seperti IoT sensor tambak dan aplikasi mobile juga dapat meningkatkan manfaatnya. Petambak bisa menerima notifikasi otomatis ketika curah hujan tinggi terdeteksi, sementara nelayan bisa mendapatkan informasi arah angin langsung di ponsel. Teknologi ini pada akhirnya meningkatkan ketahanan sektor perikanan terhadap perubahan iklim.

Cuaca buruk adalah tantangan nyata yang terus dihadapi industri perikanan laut dan tambak. Dampaknya tidak hanya pada produksi, tetapi juga pada kesejahteraan nelayan dan petambak, serta ketahanan pangan nasional. Kehadiran Automatic Weather Station menjadi inovasi penting untuk membantu pelaku perikanan beradaptasi.

Dengan data cuaca yang akurat, real-time, dan mudah diakses, risiko kecelakaan laut dapat ditekan, kerugian tambak bisa diminimalisasi, serta perencanaan usaha perikanan lebih terarah. Ke depan, pemanfaatan AWS harus diperluas dan dipadukan dengan strategi adaptasi iklim agar sektor perikanan tetap tangguh menghadapi ketidakpastian cuaca.

Sumber :

https://share.google/cOTENM0EEVYM39i35

https://share.google/JhYUY1RFM8Sa0QCzW

https://share.google/KMTFxbDcLWb2lv5JF

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun