Di tengah tuntutan akademik dan dinamika kehidupan mahasiswa, seorang mahasiswa muda dengan semangat gigih mampu merintis usaha nasi ayamnya sendiri dan memuncul sebuah kisah inspiratif dari daerah Kec. Gayamsari Kota Semarang yang berhasil menarik perhatian banyak orang. Usaha ini bukan hanya menghadirkan produk berkualitas, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa dengan tekad dan inovasi, siapa pun bisa meraih kesuksesan.
Â
Sosok di balik kisah ini adalah Prima Deo Zaneti, pemuda berusia 20 tahun yang mulai merintis usaha sejak umur 18 tahun. Bermula dari hobi memasak dan kecintaannya terhadap jajanan kuliner, ia berani melangkah menjadi pengusaha di usia belia. "Awalnya tertarik karena ingin mendapatkan uang lebih," ungkapnya.
Â
Usaha yang digelutinya adalah kuliner khas Nusantara, yakni nasi ayam dan nasi gudeg. Nama usaha tersebut diambil langsung dari menu makanan yang dijual, tanpa embel-embel tambahan. Menariknya, meski hanya fokus pada dua menu, Prima tetap berkomitmen menjaga kualitas rasa. "Kalau memperluas menu sih tidak ada ya, memang usahanya hanya dua saja. Jadi fokusnya ke nasi ayam dan nasi gudeg," jelasnya.
Â
Meski baru berjalan beberapa tahun, Prima sudah memiliki impian besar. Ia berharap suatu saat nanti dapat membuka cabang usaha hingga ke luar kota. Baginya, tantangan terbesar dalam merintis usaha adalah ketidakpastian penjualan. "Tantangan terbesar ya karena itu sih, laku apa tidaknya usaha kita," ungkapnya.
Â
Namun, ia tetap memiliki strategi dalam menghadapi kondisi sulit, termasuk ketika harga bahan baku naik. Alih-alih menaikkan harga jual, ia memilih untuk menyesuaikan porsi bahan tanpa mengurangi kualitas rasa. "Harga jual tetap sama, walaupun harga bahan naik. Paling ada pengurangan sedikit dari jumlah bahan yang dipakai," katanya.
Â
Di balik kesibukannya sebagai pengusaha, Prima juga tetap menjalani peran sebagai mahasiswa. Ia mengaku sudah cukup mampu menyeimbangkan keduanya karena adanya dukungan karyawan di rumah yang membantu jalannya usaha.