Cireundeu berasal dari dari dua buah kata yaitu Ci dan Reundeu, Ci artinya air dan Reundeu berasal dari tanaman Reundeu. Pohon reundeu itu sendiri ialah pohon untuk bahan obat herbal. Â Maka dari itu kampung ini di sebut Kampung Cireundeu. Kampung Adat Cireundeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan.
Kampung adat cirendeu masih memegang kebiasaan lama leluhur atau disebut dengan tali paranti, tetapi juga sudah mengikuti perkembangan modern. Kampung adat cirendeu masih memiliki tata wilayah hutan adat yang sangat terjaga. Masyarakat kampung adat cirendeu menganggap hutan adalah ibu, karena segala sesuatu yang mereka gunakan dan manfaatkan berasal dari hutan. Sehingga untuk memasuki area hutan, tidak diperkenankan menggunakan alas kaki sebagai bentuk menghormati hutan (ibu) bagi masyarakat adat cirendeu. Pengunjung yang hendak ke hutan juga harus menaati aturan yang sama. Selain itu, di kampung adat cirendeu masih ada upacara-upacara adat yang diadakan setiap tahunnya seperti pesta panen. Ada pula upacara adat khusus untuk membersihkan pusaka dan masih ada upacara-upacara adat lainnya. Adapun yang menjadi kebanggaan kampung adat cirendeu yaitu, makanan pokok yang berasal dari singkong. Masyarakat kampung adat cirendeu tidak pernah memakan nasi/beras sampai hari ini. Pada masa lampau terjadi perampasan beras oleh belanda. Hal ini membuat salah seorang tokoh Bernama mamang ali berusaha mencari solusi untuk mengatasi hal tersebut. pada tahun 1918 mereka memakan jagung, talas dan sebagainya sebagai pengganti beras. Tepat di tahun 1924, ibu omah menemukan inovasi singkong diubah menjadi beras. Teksturnya menyerupai beras namun bahan bakunya dari singkong. Sehingga pada tahun 1964 ibu omah mendapatkan penghargaan sebagai pahlawan pangan pada masa itu.
Adapun tahapan dalam membuat rasi singkong disebut dengan 7D diantaranya yaitu:
- Dikupas, pada tahap ini singkong dikupas dipisahkan dari kulitnya. Pada zaman dahulu pengupasan dilakukan secara manual, akan tetapi saat ini sudah ada alat yang dapat membantu mengupas singkong dengan cepat. Sehingga, produksi rasi singkong pada masa kini jauh lebih banyak dengan waktu yang efisien.
- Dicuci, singkong yang telah dikupas kemudian dicuci sampai bersih.
- Diparut, selanjutnya masuk ke tahap pemarutan singkong secara manual. Namun, untuk sekarang sudah ada alat parut khusus yang jauh lebih efektif. Alat parut manualnya sangat unik. Ada tempat duduk yang disediakan agar tidak lelah saat memarut singkongnya.
- Diperas, singkong yang telah diparut masuk ketahap diperas. Perbandingan air dengan singkongnya setara dengan 1:6. 1 gayung singkong dan 6 gayung air. Ampas dijadikan sebagai rasi, sedangkan air bekas perasan diendap bisa menjadi tepung kanji.
- Dikeringkan, ampas rasi yang telah jadi kemudian di jemur dibawah terik matahari sampai kering.
- Ditumbuk, rasi yang telah kering dilanjutkan ke tahap penumbukan agar halus menyerupai tekstur beras.
- Disaring, setelah ditumbuk dilanjutkan tahap penyaringan untuk memilih rasi yang sesuai. Jika ada yang masih keras dan menyatu maka akan ditumbuk lagi dan disaring lagi. Begitu seterusnya. Pada tahap ini rasi yang telah sesuai, sudah bisa dimasak untuk dimakan. Untuk proses masaknya dilakukan dengan cara dikukus selama 15-20 menit
- Larangan memakai baju merah memasuki kawasan hutan dikarenakan warna merah dianggap memiliki makna amarah.
- Kampung adat cirendeu memiliki kepercayaan dua komunitas yaitu masyarakat kampung adat cirendeu yang menganut agama pada umum nya, kedua masyarakat adat desa cirendeu yang menganut kepercayaan sunda wiwitan.
- Pernikahan kampung  adat cirendeu yaitu, boleh menikah jangan sampai cerai, dan tidak boleh poligami. Masyarakat kampung adat cirendeu juga tidak boleh menikah dengan orang yang berbeda bangsa/orang luar negeri. Namun dengan sesama bangsa seperti suku jawa, minang, batak dan sebagainya boleh. Ketika terjadi pernikahan antara masyarakat adat dan yang di luar adat, maka diserahkan kepada keluarga. Masyarakat adat telah memegang prinsip "yang penting sepengertian bukan sepengetahuan. Pernikahan masyarakat desa adat cirendeu tidak diakui oleh negara. Adapun KTP mereka keterangan agamanya kosong. Pernikahannya sebatas berita acara pernikahan saja. Karena agama yang diakui di negara hanya 5, sedangkan sunda wiwitan belum diakui sebagai agama
- Masyarakat kampung adat cirendeu tidak mengenal strata sosial. Sesepuh kampung adat cirendeu ketentuannya bukan berasal dari keturunan. Melainkan, siapapun boleh menjadi sesepuh kampung adat cirendeu.
- Untuk anak-anak masyarakat kampung adat cirendeu yang sekolah ke luar dari sunda, maka untuk makannya mereka tetap memakan rasi singkong yang dibekali oleh kedua orang tua mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI