Mohon tunggu...
Vina Serevina
Vina Serevina Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Negeri Jakarta

Pengajar Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengembangan Modul Interaktif Berbasis Problem Solving dalam Fisika

10 Mei 2022   09:36 Diperbarui: 12 Mei 2022   11:27 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Annisa Ramadhania Susila, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, 2022.

Kurang berhasilnya pembelajaran fisika terdapat beberapa faktor yaitu kurangnya motivasi dan minat peserta didik dalam belajar. Kurang aktifnya peserta didik dikarenakan saat ini guru banyak menggunakan adalah metode ceramah, sehingga pembelajaran di dominasi guru dan peserta didik hanya memperhatikan serta mencatat materi yang penting dari guru. 

Hal ini menyebabkan motivasi dan minat peserta didik dalam mempelajari fisika menurun. Dalam pembelajaran fisika, siswa diharapkan aktif sehingga ingatan materi yang dipelajari akan bertahan lama. 

Teori yang mudah dimengerti dan diingat oleh peserta didik tergantung strategi apa yang digunakan oleh guru, tentunya harus jelas dan menyenangkan. Kegiatan pembelajaran yang didasari dengan berbagai kegiatan yaitu menggunakan metode problem solving. Karena, pendekatan pembelajaran pada dasarnya adalah teknik yang tersusun dan ideal untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

Sehingga artikel ini bertujuan untuk menjelaskan modul interaktif berbasis problem solving dalam pembelajaran fisika, sehingga guru dapat menciptakan pembelajaran fisika yang menarik dan siswa mendapatkan motivasi dan minat untuk mempelajari fisika. Setiap zaman berbeda sehingga melalui artikel ini dapat bermanfaat untuk guru sehingga dapat dijadikan alternatif dalam menjalankan pembelajaran fisika.


Modul adalah unit pembelajaran yang dilengkapi komponen sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik untuk memperoleh tujuan secara individu. 

Mungkin sedikit bantuan dari guru tetapi peserta didik dapat mengendalikan dan mengevaluasi kemampuannya sendiri. Interaktif bisa meningkatkan kreativitas dan terjadi umpan balik dengan dibantu oleh media lain sehingga pembelajaran dapat berlangsung dua arah atau lebih. 

Dapat disimpulkan, modul interaktif merupakan modul yang dilengkapi dan dikembangkan menggunakan program software sehingga dapat menjadi interaktif. Dapat dikatakan interaktif karena yang menggunakan akan menjadi aktif dan interaksi.  Misalnya, mencermati gambar, warna, gerakan, suara, animasi, maupun yang lainnya.

Modul interaktif dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran memiliki peranan yang penting yaitu adanya kemampuan untuk menciptakan minat belajar dengan membantu dalam pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Modul ini juga terdapat komponen interaktif dan dapat membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. (Kuswanto 2019)

Sumber: getwideideas.com/
Sumber: getwideideas.com/

Metode pembelajaran yang menekankan pada pemahaman, pemecahan, identifikasi masalah, mencari alternatif, dan Menyusun pertanyaan adalah metode problem solving. Penerapannya adalah kegiatan pembelajaran dengan melatih siswa dengan cara menghadapkannya pada berbagai masalah dan diselesaikan secara individu ataupun kelompok. Metode ini memiliki fokus utaama dalam pembelajarannya adalah eksplorasi dengan dasar pemecahan masalah. 

Dalam metode ini juga, siswa tidak hany mendengar dan menulis tetapi dituntut untuk berpikir kritis, aktif, dapat berkomunikasi, meneliti, serta mengola data yang didapatkan, hingga memberikan kesimpulan. Indikator utama dalam metode ini menggunakan masalah dari proses pembelajaran. 

Berpikir dengan metode ilmiah, proses secara deduktif dan induktif, serta proses refleksi dengan sistematis (berpikir ilmiah) dan empiris (proses pemecahan masalah yang didasari oleh data dan fakta). Sehingga dalam memberikan kesimpulan untuk suatu permasalahan menggunakan metode ini diperlukan data dan fakta yang akurat. (Nova 2021)

Metode yang saat ini dianggap efektif dalam pembelajaran fisika adalah metode problem solving. Cara mengatasi masalah siswa selama belajar dengan dengan metode ini adalah menggunakan modul. Problem solving adalah metode pemecahan masalah atau penyajian materi dengan mendorong siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode ini dikembangkan oleh John Dewey dari Amerika dan diberi nama problem method. (Dwi Sari 2015)

Sumber: oneeducation.org.uk
Sumber: oneeducation.org.uk

Mekanisme pengembangan modul interaktif berbasis problem solving menerapkan model 4D, dimana terdiri dari pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. (Dwi Sari 2015)

  • Pendefinisian (define)
  • Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengidentifikasikan dan mendefinisikan kebutuhan pembelajaran. Identifikasi masalah khususnya pembelajaran fisika sangat diperlukan. 

  • Masalah yang ditemukan dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat bahan untuk membantu siswa dalam belajar. Pada modul ini berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam fisika. Pengembangan ini diharapkan dapat mendukung metode pembelajaran siswa agar lebih mudah memahami konsep dan menjawab pertanyaan.

  • Perancangan (design)
  • Desain dalam modul interaktif menjabarkan materi dengan menggunakan tahapan berbasis problem solving. Modul ini pada tahapan awal akan berisi mengutamakan pada masalah yaitu fakta dalam kehidupan sehari -- hari, kemudian dijabarkan secara fisika di awal pembelajaran. 

  • Dalam memecahkan masalah ini diadakan kegiatan perancangan / rencana menyelesaikan masalah dari siswa dan dilanjutkan dengan eksperimen untuk melatih sikap ilmiah, jujur, dan objektivitas siswa. Pada metode ini akan dijalankannya rencana penyelesaian masalah yang telah direncanakan.

  • Harapan dari kegiatan ini siswa mampu terbiasakan terlibat dalam proses menyelesaikan masalah yang kemudian dilanjutkan mengevaluasi jawaban dengan cara menjawab pertaanyaan / permasalahan yang ingin diselesaikan. 

  • Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa hasil akhir yang diperoleh adalah sesuai dan lengkap untuk menyelesaikan masalah. Kegiatan terakhir dalam mekanisme ini adalah tes formatif yang bertujuan untuk menguji sejumlah konsep yang telah diperoleh siswa dengan pemahaman konsep, termasuk materi  terkait pembelajaran.

  • Pengembangan (develop)
  • Pasca pengembangan mungkin memerlukan revisi, tetapi hasil revisi ini akan menjadi produk yang  digunakan untuk pengujian ekstensif. Ujian skala besar atau penggunaannya ditujukan untuk menentukan hasil belajar kognitif/peningkatan pengetahuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan modul interaktif fisika berbasis problem solving.

  • Penyebaran (disseminate)
  • Setelah dilakukan pengujian ulang, produk modul fisika interaktif berbasis problem solving akan dibagikan kepada guru  fisika di SMA. Guru juga diminta untuk mengisi kuesioner. Hasilnya nantinya akan menjadi jawaban guru terhadap modul fisika interaktif berbasis pemecahan masalah.

Setelah menjelaskan mekanisme pengembangan modul interaktif berbasis problem solving, modul interaktif ini juga akan memberikan dampak positif bagi siswa. Modul ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan modul ini dapat menggerakkan siswa secara langsung untuk memecahkan masalah dan melatih siswa untuk berpikir kritis. (Sri 2020)

Terdapat kelebihan dari Metode problem solving yaitu : (Nova 2021)

  • Pendidikan di sekolah yang signifikan dengan kehidupan.
  • Siswa dilatih untuk cekatan dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.
  • Siswa ditumbukan kemampuan dan kreaativitasnya dalam berpikir.

Selain itu metode ini juga memiliki kekurangan, diantaranya : (Nova 2021)

  • Harus menyesuaikan tingkat kesulitan dalam masalah yang dipecahkan dengan kemampuan berpikir dari setiap siswa, sekolah, dan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki. Untuk menentukan tingkat kesulitan ini diperlukan keterampilan dari seorang guru.
  • Diperlukan waktu yang cukup lama dalam proses pembelajaran menggunakan metode ini.

Kesimpulannya dari modul interaktif berbasis problem solving ini layak digunakan oleh siswa. Dimana pada tes kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi.

Referensi:

Dwi Sari, Suparmi, Sarwanto. "Pengembangan Modul Fisika Berbasis Problem Solving Materi Elastisitas." JURNAL INKUIRI ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015: 64.

Kuswanto, Joko. "Pengembangan Modul Interaktif Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Kelas 8." Jurnal Media Infotama Vol.15 No. 2, 2019: 52.

Nova, Juliandes, Mathan, Yunardi. "Implementasi Problem Solving dalam Meningkatkan Pembelajaran di Sekolah." Jurnal Shanan Vol. 5 No. 1, 2021: 32.

Sri, Bunga, Ahmad Yani. "Pengembangan E-Modul Interaktif berbasis Problem Solving pada Pembelajaran Fisika." Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, 2020: 3-4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun