Orang dengan sifat pendiam sering diasosiasikan dengan sosok yang susah bergaul, introvert, suka menyendiri, dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri, sebagian orang lebih suka seseorang yang banyak bicara daripada pendiam karena budaya ramah tamah, di mana setiap orang diminta untuk menyapa dan tersenyum.
Beberapa alasan orang menjadi sosok yang pendiam:
1. Lebih senang menjadi pendengar yang baik,
2. Menganggap bahwa apa yang diucapkannya tidak penting,
3. Mempunyai keraguan pada dirinya dan takut jika orang lain tidak tertarik dengan ceritanya,
4. Tidak bisa merasakan setiap peristiwa yang ada dan berpikir bahwa hal tersebut tidak penting untuk diceritakan,
5. Memiliki prinsip "Anda bertanya, saya menjawab."
Dalam beberapa kasus, banyak bicara dan rajin berpendapat sering kali dianggap aktif berkontribusi dan cerdas. Terlalu diam bisa dianggap lamban dan kurang kontribusi. Sehingga, banyak orang yang berusaha keras untuk terlihat ramah agar bisa membaur.
Berusaha terlihat ramah bukan hal yang salah. Terlihat ramah dan cerdas berbasa-basi dengan tujuan agar lebih diterima di lingkungan baru sesekali boleh dilakukan. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menjadi people pleaser. People pleaser adalah orang-orang yang terlalu ingin menyenangkan orang lain sampai mengorbankan kepentingan dan prinsip-prinsip diri sendiri.
Salah satu ciri dari people pleaser adalah tidak berani berkata "TIDAK" atas sesuatu yang tidak sejalan dengan prinsip pribadinya, karena takut membuat orang lain tersinggung. Kemudian, orang seperti ini akan mudah untuk dimanipulasi orang lain.
Jadi, boleh saja berusaha berbasa-basi ketika itu adalah kemauan pribadi yang ingin ramah dengan orang lain. Bukan karena takut tidak diterima lingkungan. Tidak perlu cemas dianggap buruk karena pendiam. Menjadi diri sendiri lebih penting daripada memikirkan pandangan orang lain dan hal terpenting adalah menjadi orang yang berkualitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI