Mohon tunggu...
VIKTORINUS REMA GARE
VIKTORINUS REMA GARE Mohon Tunggu... Guru - Apa adanya,jujur,bertanggung jawab dan pekerja keras
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pejuang Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Kartini bagi "Ibu" di Masa Pandemi

21 April 2021   09:56 Diperbarui: 21 April 2021   10:14 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar R.A Kartini (Sumber : frewaremini.com)

Emansipasi wanita yang telah diperjuangkan RA Kartini dalam kesetaraaan hak dan pendidikaan perempuan dengan konsep "Habis Gelap Terbitlah Terang" telah mempengaruhi perubahan kemajuan perempuan. Kegigihan Ibu R.A Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perampuan telah  dirasakan oleh kaum perampuan di negeri ini . Kesetaraan hak laki-laki dan perempuan saat ini sudah bukan persoalan. Beberapa fakta di masyarakat menunjukkan pergantian peran perempuan dalam keluarga, selain sebagai istri dan ibu, juga sebagai orang nomor satu yang menopang kebutuhan keluarga.

Tantangan perjuangan perempuan saat ini cukup kompleks. Era disrupsi yang saat ini sedang dialami bukan tanpa persoalan. Digitalisasi telah memanjakan masyarakat ( termasuk anak-anak)  dalam memperoleh semua informasi dengan cepat. Di sisi lain, akan memberikan pengaruh buruk terhadap karakter dan pendidikan anak.

Peran seorang  ibu menjadi tuntutan mutlak untuk dapat mengarahkan dan menyaring berita atau imformasi yang mudah diaksesanak-anak , sehingga nilai-nilai agama dan budaya tetap terjaga.

Belum selesai tugas ibu dalam mengkondisikan keluarga dari pengaruh negatif era digitalisasi, covid-19 telah menjadi dampak sangat kompleks bagi seluruh aspek kehidupaan masyarakat. Ini adalah tantangan dan perjuangan berat bagi para ibu yang harus menjadi sutradara, sekaligus pemeran utama dalam keluarga. Semenjak diberlakukan physical distancing, secara otomatis ibu menjadi  pusat keluarga dan  perannya menjadi sangat penting di tengah keluarga. Bahkan perannya menjadi jauh lebih besar mulai dari  mendampingi, membimbing bahkan mengajar putra-putri dengan materi serta tugas-tugas dari guru selama belajar dari rumah (BDR) baik luring maupun daring.

Pandemi ini mengajarkan kaum ibu untuk selalu sehat, kuat dan mandiri. Para ibu dipaksa memiliki fungsi yang berbeda diwaktu yang bersamaan. Keberadaan kaum ibu ditengah keluarga menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi. Para ibu  dan pandemi merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Saatnya para ibu  bersatu menunjukan perannya pada pandemi ini. Satu ibu proteksi satu keluarga, niscaya indahnya mayapada beserta isinya , akan kembali kita rasakan seperti semula.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun