Pernah suatu ketika, ada seorang siswi di sekolah saya yang ketahuan menjajakkan dirinya pada lelaki hidung belang. Masalah seperti ini, cukup sulit jika hanya diselesaikan oleh pihak sekolah saja. Lagipula, pada asas-asas BK disebutkan bahwa seorang guru BK dapat mengalihtangankan kasus.
Karena secara tekstual, siswa tersebut tidak melanggar peraturan sekolah. Bagaimana tidak, karena siswi tersebut menjajakkan dirinya ketika jam sekolah usai. Namun secara moral, tentu itu sangat mencoreng nama baik sekolah.
Meskipun pada akhirnya sekolah memutuskan untuk menutup kasus tersebut, karena posisi siswi tersebut yang berada pada kelas 3, dimana dia harus mempersiapkan ujian nasional. Mungkin ini yang merupakan asas kedinamisan dalam BK, karena permasalahan-permasalahan dalam dunia BK semakin lama akan berkembang dan lebih bervariasi.
Sebagai calon guru yang lebih fokus terhadap pendidikan Islam, mempelajari tentang BK cukup penting. Sehingga kita tidak hanya belajar dan mengetahui bagaimana cara mengajar. Tetapi juga bagaimana cara memperlakukan dan memahami kondisi psikologi siswa.
Dengan demikian, peran seorang guru PAI tidak hanya menyentuh aspek kognitif siswa melainkan juga aspek psikologi siswa yang tentu saja akan berubah-ubah mengingat target peserta didik pendidikan agama Islam ini merupakan siswa pada sekolah menengah.
Dengan memposisikan diri sebagai teman dan juga guru yang baik, saya rasa dapat memberikan preventif terhadap masalah-masalah diluar batas kenormaan. Karena pada usia remaja, siswa akan lebih nyaman dengan ‘teman’ bukan?