Mohon tunggu...
Vidianova Radian Rahman
Vidianova Radian Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Hubungan Internasional

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bayang-bayang Sekularisme di Negara Turki

10 Januari 2023   04:33 Diperbarui: 10 Januari 2023   04:37 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah mungkin Kesultanan Ottoman yang mampu meruntuhkan kebesaran kekaisaran Roma bisa mengalami keruntuhan yang parah? Jawabannya ya. Sejarah Islam mencatat kiprah dan perjuangan Sulaiman Al-Qanuni dengan Tinta Emas sebagai penguasa muslim tersukses di abad ke-16 M. Penguasa kekhalifahan Utsmani itu menjadi pemimpin yang sangat penting di dunia, baik di dunia Islam maupun Eropa. Di era kepemimpinannya, kerajaan Ottoman menjelma sebagai negara adikuasa yang disegani dalam bidang politik ekonomi dan militer. Di masa lalu, Kerajaan Turki Ottoman menjadi negara yang hebat hingga banyak ditakuti oleh lawan-lawannya karena mereka memiliki pasukan perang yang hebat hingga seringkali memenangkan pertempuran.

Kerajaan Turki Ottoman terbentuk pada abad 12-an. Lambat laun, kerajaan ini kian membesar hingga akhirnya menjadi salah satu kerajaan yang sangat dihormati di dunia. Kerajaan Turki Ottoman yang merupakan pendahulu dari Republik Turki bisa bertahan di dunia ini hingga 600 tahun lebih. Bertahannya kerajaan ini hingga lebih dari 600 tahun ini diakibatkan adanya pondasi yang hebat dalam kerajaan. Selain itu, mereka juga memiliki kekuatan militer tangguh sehingga sulit ditembus oleh kerajaan-kerajaan di Eropa.

Sayangnya, Kerajaan Turki Ottoman ini akhirnya harus menghadapi kehancuran pada tahun 1923. Namun, riwayat Kerajaan Usmani yang telah berdiri kurang lebih selama 625 tahun ini harus berakhir pada 3 Maret 1974. Kerajaan Ottoman sebenarnya sudah mulai melemah setelah wafatnya Sulaiman al-qanuni, dimana sultan-sultan yang menggantikannya umumnya lemah dan tidak berwibawa. Penyebab lainnya adalah kehidupan mewah dan berlebih-lebihan di kalangan pembesar istana, sehingga terjadi penyimpangan dalam keuangan Negara.

Revolusi Turki sendiri dimulai pada tahun 1900-an. Ini adalah salah satu perubahan budaya dan sosial yang hanya terjadi dalam beberapa tahun saja. Kesultanan Ottoman dilengserkan dari dalam dilucuti dari sejarah Islam serta diserahkan ke Negara sekuler baru yang dikenal sebagai Turki. Konsekuensi dari perubahan ini pun masih dirasakan sampai saat ini di seluruh dunia muslim dan terutama di Turki itu sendiri yang sangat terpolarisasi dan ideologisnya tersegmentasi drastis. Tokoh yang terlibat kuat dalam perubahan ini adalah Mustafa Kemal.

Kemal bertujuan menciptakan sebuah negara monolitik dengan mengganti semua hal yang berbau Islam agar sejalan dengan keyakinan ideologisnya. Ia menghapus institusi agama Islam, mengganti hukum syariah dengan kode hukum Eropa yang sudah disesuaikan, mengganti kalender Islam dengan kalender Gregorian, mengganti aksara Arab yang digunakan untuk menulis bahasa Turki dengan aksara latin dan menutup semua sekolah agama ketika itu. Selain itu, Kemal juga mengambil alih dan membatasi 70.000 masjid di negara itu serta menyebarkan ideologi larangan wanita memakai jilbab dan pria memakai penutup kepala.

Menurutnya, modernitas dihargai dan direpresentasikan dengan tidak mengenakan pakaian agama atau tidak beragama sama sekali.

Setelah lama dibungkam, sekularisme tak lain adalah karena berbagai upaya westernisasi atau pembaratan bangsa Turki yang begitu drastis. Walaupun bisa dikatakan pengaruhnya cukup kuat, namun tetap saat itu ternyata tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa Turki; kemiskinan dan keterbelakangan pun belum juga punah. Banyak rakyat Turki merasa bahwa sekalipun ada kemajuan ekonomi, tetapi pengorbanan yang mereka berikan terlalu besar sehingga tak seimbang dengan hasil yang mereka peroleh. Jadi, sekeras apapun Usaha pemerintah sekuler Turki di masa lalu, hal itu tetap tidak menyelesaikan masalah domestik di Turki.

Faktor lain penyebab kebangkitan Islam di Turki dan berkurangnya dominasi sekularisme diantaranya adalah arus besar kebangkitan Islam pada tahun 70-an dan 80-an di berbagai belahan dunia Islam. Hal ini turut memberikan dorongan yang cukup berarti bagi rakyat Turki yang sejatinya beridentitas muslim. Banyak rakyat Turki yang merasakan bangga sebagai muslim dan mulai mengalihkan pandangan mereka dari orientasi ke barat menjadi beralih ke dunia islam.

Selain itu juga karena perkembangan sosial-politik di Eropa sendiri. Jadi selama ini, meskipun Turki berusaha mati-matian untuk menjadi barat dan menjadi bagian dari Eropa, mereka tetap dianggap orang luar oleh masyarakat Eropa. Bangsa Turki sering dianggap sebagai imigran kelas bawah di banyak Negara Eropa. Apalagi dengan banyaknya orang-orang Turki yang berimigrasi ke Eropa pun sering dibenci dan dijadikan sasaran teror oleh kelompok neo-nazi Jerman.

Diluar itu, terdapat pula factor sosiologis yang turut memicu tampilnya kesadaran beragama Islam dikalangan rakyat Turki. Para pemuda kalangan Urban dan kaum yang lebih miskin mulai menemukan kedamaian dalam agama Islam dibanding ketika menjadi sekuler. Bagi banyak orang, Turki elit penguasa masa lalu menjadi terasa asing karena terlalu kebarat-baratan. Eksperimen sekularisasi yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasha atau Ataturk di Turki telah mengilhami banyak pengagumnya untuk menciptakan negara sekuler modern yang terlepas dari Islam.

Beberapa waktu kemudian, tahun berganti tahun, Erdogan hadir bangkitkan kembali kejayaan Islam di Turki dan mentransformasi Turki yang kental akan unsur sekuler sejak lahirnya kekhalifahan Kemal Attaturk. Erdogan kembali membumikan Islam di Turki dengan beberapa langkah berikut yang ia lakukan:

  • Pembangunan ribuan masjid
  • Penghapusan larangan pemakaian hijab di sektor publik
  • Jutaan siswa mulai terdaftar di sekolah-sekolah
  • Pembatasan Penjualan dan iklan alcohol
  • Pertumbuhan Bank Syariah Perbankan Islam yang signifikan, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun