Mohon tunggu...
Victor Eka Setiawan
Victor Eka Setiawan Mohon Tunggu... -

no pain no gain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum 2013

30 Agustus 2014   14:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:06 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik dipilih sesuai dengan pilihan mereka.Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP. (dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013 ) Bila dilihat dari segi tujuannya kurikulum 2013 memiliki cara yang sempurna untuk menjadikan para siswa di Indonesia memiliki skill dan berkarakter namun banyak kalangan berpendapat kurikulum ini tidak bisa berjalan dengan baik di Indonesia. Siswa yang baru mengecap pendidikan di bangku SMA dan untuk pertama kalinya merasakan bagaimana kurikulum 2013 berpendapat bahwa kurikulum 2013 membuat mereka bingung karena pelajaran yang belum mereka mengerti harus dipelajari sepenuhya dengan sedikit bantuan dari guru mata pelajaran. Tidak sediki juga siswa yang berpendapat mereka belum siap menggunakan kurikulum 2013 yang menuntut mereka aktif dalam proses belajar sedangkan mereka sudah terbisas dengan metode belajar yang pasif. Beberapa keluhan dari kalangan wali kelas mengeluhkan bingungnya meraka mengisi kolom ibadah pada rapor anak didiknya, "bagaimana saya mengisi kolom ibadah sementara saya tidak tahu apakah dia beribadah dengan taat dirumah atau diluar sekolah saat tidaj ada pengawasan dari wali kelas" ujar sa;ah seorang guru SMA di Jakarta. Dari banyaknya pendapat yang menentang digunakannya kurikulum 2013 untuk kegiatan belajar mengajar ada beberapa faktor yang mendukung kurikulum ini harus digunakan. Beberapa faktor pendukung kurikulum 2013 ini layak digunakan adalah siswa dituntut aktif dalam proses KBM, cara belajar yang aktif ini akan membuat para siswa menjadi siswa yang mandiri dan lebih kreatif dalam jangka panjang siswa tidak akan kaget bila sudah menjadi mahasiswa karena di dunia perkuliahan hanya mahasiswa aktif yang dapat berprestasi.                                      Kurikulum 2013 juga mengedepankan pendidikan berkarakter, ini merupakan hal yang paling penting dalam proses belajar. Pendidikan berkarakter inilah yang akan menentukan bagaimana masa depan Indonesia di tangan para intelektual. Indonesia akan lebih maju jika dipimpin oleh para intelektual berkarakter yang akan membuat Indonesia menjadi lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun