Mendidik Anak Milenial

Pada zaman ini, mendidik anak-anak milineal tidaklah semudah mendidik anak-anak pada zaman dulu. Dikarenakan anak-anak milineal ini, lebih mementingkan telepon genggam dari pada bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya.  

Banyak orang-orang tua sekarang merasa bahwasannya kebudayaan untuk sopan santun kepada orang tua, mulailah pudar. Bagi anak zaman milineal ini telepon genggam lah sangat penting, bukan orang-orang yang disekitarnya.

Anak-anak milineal ini, ketika disuruh untuk melakukan A, maka pastinya mereka anakn bertanya mengapa harus A, kok tidak A B atau yang lainnya. Pasti jauh berbeda dengan pola asuh anak-anak pada zaman dahulu. Yang mana anak-anak zaman dahulu disuruh A, pasti tak banyak tanya dan langsung melakukan apa yang disuruh.

Lantas bagaimana sebagai orang tua maupun guru mendidik anak-anak milineal khususnya untuk anak-anak usia dini? Tak banyak dari mereka menirukan orang-orang dewasa disekitarnya, seperti bermain tik-tok, melihat youtube, game online, dan lain-lainya yang terdapat dalam telepon genggam. Berikut merupakan cara yang dapat dilakukan untuk orang tua mendidik anak milenal :

1. Terbuka

Sebagai orang tua untuk genarasi milineal haruslah memiliki sifat terbuka. Artinya,  orang tua milineal harus memiliki prespektif yang tidak konvensional dalam membentuk keluarga yang modern. 

Dalam pengasuhan ini lebih mengutamakan kerja tim, dan mengesampingkan pembagian tugas yang berdasarkan gender. Artinya, dalam pengasuhan ini tidak akan membedakan permainan laki-laki dan perempuan. 

Tak hanya itu, sebagai orang tua milineal haruslah terbuka terkait hal-hal yang terbaru. Artinya, ketika anak-anak melihat kejadian ataupun sesuatu yang baru, maka sebagai orang tua milineal haruslah terbuka pikirannya untuk mengetahui berbagai hal yang dialami oleh si anak. 

Biasanya orang tua milineal ketika mengasunyapun sering melihat-lihat internet untuk menambah wawasan mereka tentang butuhnya mendidik anak.

2. Menyangi tanpa memarahi

Sebagai orang tua untuk generasi milineal haruslah membuat anak nyaman dalam segala hal. Nah, tak semua anak ketika disuruh harus dimarahin terlebih dahulu. 

Namun, untuk mendidik anak milineal dekatilah mereka, sayangi lah mereka, pahamilah mereka, tanpa harus memarahinya dalam segala hal. Ketika anak salah pun, solusinya tidak harus dengan dimarahin.

3. Membantu anak menumbuhkan identitas diri

Orang tua milineal menumbuhkan rasa identitas secara sederhana melalui pemberian nama kepada anak. Kemudian, dengan menumbuhkan identitas diri anak, tak jarang dari orang tua milineal mengikutsertakan berbagai jenis perlombaan untuk mengembangkan kreatifitas anak.

Selain oang tua, guru juga harus mendidik anak-anak milineal. Berikut cara yang dapat dilakukan guru menghadapi anak-anak milineal :

1. Dalam mendidik anak-anak milineal, yang mana mereka haus dengan informasi dan akan mencari informasi sendiri, ketika sang guru tidak menyampaikan pendapatnya. Maka dari guru harus menyiapkan pembelajaran yang relevan. 

Karena begitu banyak sumber informasi yang tersedia, jadi mereka ingin diajari bagaimana dan dimana mereka mendpatkan apa yang mereka  butuhkan.

2. Kecanggihan teknologi dapat mengalihkan generasi milineal. Nah, maka dari itu sebagai guru untuk anak-anak milineal, sediakanlah pembelajaran-pembelajaran yang mana membuat peserta didik tidak merasa bosan saat pembelajaran. 

Contoh, dalam pembelajaran setiap minggunya selingilah pembelajan mengenai komputer. Tujuan dari pembelajaran komputer ini agar mereka dapat mengikuti perkembangan teknologi.

3. Siapkanlah, berbagai ilmu terkait pembelajaran pada saat itu. Biarkanlah anak-anak mengeksplor pembelajaran saat itu dengan berbagai pertanyaan. Salah satu ciri anak-anak milineal tidak akan berhenti bertanya sebelum mereka merasa puas atas ketidak tahuan mereka. 

Ketika anak memberi berbagai pertanyaan jangan sampai memberhentikan pertanyaan-pertanyaan tersebut, karena itu akan membuat anak kecil hati.Orang tua dan guru yang mendidik generasi milineal yang hebat merupakan orang yang dapat menggunakan teknologi dengan keterampilan.