Mohon tunggu...
Rosyidatul Hilmiah
Rosyidatul Hilmiah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menuliskan rasa yang ingin dibagikan

Seorang pembelajar supermanual. Updated after 10 pm, usually.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ramai Menulis: Berhenti Sosial Media

27 Juni 2020   23:10 Diperbarui: 27 Juni 2020   23:30 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa tahun lewat, ada sejenis program untuk menghentikan kecanduan pada sosial media. Entah apa yang terjadi jika sosial media tidak ada. Apakah akan ada penurunan kualitas hidup?

Saya berasumsi sendiri, mengutip beberapa hasil pencarian kalimat tentang orang-orang yang bisa tetap sukses tanpa sosial media. Dan beragam. Dan saya mulai tertarik, tahap tertarik untuk menarik diri dari sosial media. 

Orang orang zaman dahulu bisa tetap berkarya yang berkualitas meski tanpa ada sosial media. Sama sekali tidak ada keinginan untuk menonjolkan 'diri'.

Tunjukkan saja karya, hasil, pencapaian. Yang dari diri sendiri. Bukan berasal dari penghargaan. Saya yakin sekali dunia akan sangat berbeda tanpa sosial media.

Sosial media banyak macamnya. Intinya ada share kegiatan individu, yang malah dominan berarah narsis. Bukan eksistensi semata. Ada semacam 'mempermalukan' diri di dalamnya. Sesederhana apapun. 

Di titik skandal pemikiran ini saya masih mempertimbangkan. Apakah memang saya harus keluar dari sosial media. Sepenuhnya? Atau sebagian? atau mempersempit interaksi di dalamnya? Saya belum berpikir lebih jauh karena saat ini kegiatan pekerjaan saya pada online. 

Saya bukan pembicara unggul. Saya lebih senang mengamati. Dan saya masih harus belajar bagaimana pengamatan saya ini menjadi karya. Selain menulis seperti ini , masih ada hal hal yang harus saya urus lebih khusus di dunia sesungguhnya. 

Bidang saya geluti tentunya berjualan di sosial media. Yah itu. Saya agak kurang sreg mendeskripsikan kata-kata jualan. Kalau kata zaman entah kapan, belum mendarah daging. Semuanya bisa dijual di sosial media, mulai dari hal yang konkrit hingga tak kasat mata. walau menurut statistik masih ada 44% orang yang tidak tersentuh sosial media. Yang saya kira di dalamnya adalah populasi orang yang tidak mau ribet untuk menjual jiwanya ke dunia maya yang terenskripsi byte byte canggih oleh server pemiliknya. 

Lalu bagaimana jika menulis harus dihentikan? apakah akan berdampak pada kehidupan anda? Kalau menulis adalah bagian dari hidup anda, tulis saja di google doc dan private kan. Tak perlu publish. Jujurkan saja. Semua akan pulih pada waktu jika ada kegelisahan di dalamnya. Semua akan terkabul pada waktunya jika ada doa yang khusuk di dalamnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun