Mohon tunggu...
Rosyidatul Hilmiah
Rosyidatul Hilmiah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menuliskan rasa yang ingin dibagikan

Seorang pembelajar supermanual. Updated after 10 pm, usually.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Produktivitas atau Sibuk? Benahi Diri di Hari Lahir Pancasila 2020

1 Juni 2020   21:58 Diperbarui: 1 Juni 2020   21:49 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pembagian rapor bagi ibu ibu adalah suatu apresiasi untuk lebih bersemangat lagi. Apalagi rapor nya ditujukan buat diri ibu sendiri. Bukan ke anaknya. Mengikuti kelas literasi buat ibu ibu menjadi sesuatu yang menantang buat saya pribadi.

Saya membuat tulisan di Kompasiana ini pun karena mengetahui dari obrolan super manfaat di dalam wadah tersebut. Ada syarat syarat super kritis yang harus dipenuhi dalam tiap bulannya agar tetap bertahan hingga akhir tahun.

Awalnya saya hanya menulis untuk mengubah segala emosi yang saya hadapi setiap hari. Berubah berangsur ketika memberanikan diri mengikuti event yang bertema maupun tidak. 

Kompasiana menjadi satu yang memicu diri untuk lebih mengenali potensi diri, apalagi program THR Ramadan 2020 ini karena ada 28 topik dan jenis tulisan yang disyaratkan untuk ditayangkan.

Awalnya minder sekali karena tentunya saya super newbie, namun kapan lagi membuat tulisan kalau tidak dimulai hari ini, begitu yang saya camkan. Walau harus menyisihkan waktu tidur malam ataupun istirahat saat anak mau terlelap.

Semoga saja tulisan saya tidak obsesif atau pun pasif, karena saya yakin tulisan seseorang yang ahli semakin bagus dan rapi apabila banyak buku yang dibacanya. Dan saya masih berada pada tahap berusaha ingin melakukannya. 

Saya masih berpegang membuat tulisan dari mengkreasikan hal hal yang menarik dari pengalaman pribadi, sosial media dan televisi.  Dan itu cukup menguras tenaga saya untuk sambil mengurus anak yang merupakan kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Apalagi dalam kondisi menyusui semau anak, saya masih keteteran mengelola waktu untuk mengimbangi porsinya.

Hingga suatu ketika, satu minggu ini saya seperti dipertemukan dengan sebuah isi microblog sebuah akun instagram yang berjudul, sibuk atau produktif?

Dari segi kata saja, saya sebagai ibu yang sudah menyelesaikan dua gelar, lebih memilih kata produktif. Namun yang saya alami ternyata, sibuk.

Berulang kali saya mengamati kegiatan saya seperti biasanya, dalam tiap hari setelah membaca uraian tersebut dan memang, sibuk.

Tapi menurut saya ini pilihan buat ibu rumah tangga, bagaimana mau mengelola keseharian nya. Dan akhirnya dua hari sebelum hari ini, saya dipertemukan dengan jawaban kegundahan tersebut.

Saya menemukan jawaban dari sebuah akun seorang konsultan keuangan, tentang bagaimana dia menjalani hari hari sebagai ibu rumah tangga namun ada kegiatan yang membuatnya keluar dari zona itu tanpa meninggalkan rumah. Menurut saya pun, itu harus ada ketentuan yang berjalan. Jadi konklusi sementara yaitu, setting time and place adalah koentji. 

Menariknya, saya mencoba melakukan hal yang dilakukan konsultan tersebut, dan seharusnya begitu. Hingga saya sadar, semua kalimat yang saya suguhkan di atas hanyalah luapan energi agar hari hari esok lebih bermakna lagi dan bermanfaat. 

Porsi tema yang saya fikirkan pun berubah untuk membuat tulisan dan agar produktif. Beristirahat sejenak dari membuat tulisan cukup memberikan waktu berpikir dan mengelola waktu seperti yang ingin saya contoh dari konsultan tadi Ditambah lagi hari ini pembagian rapor yang dinanti, meski saya tau saya ada bolos melakukan setoran untuk merenung, yang ternyata kali ini ada penambahan ketentuan demi menambah skill. Selain itu saya juga cukup lama tidak mengikuti obrolan di dalam wadah literasi itu. 

Walau bagaimana pun juga saya simpulkan, mengikuti trend topic di media bukan sama sekali tipe saya, saya masih merasa, saya punya gaya sendiri, dan tidak perlu diikuti untuk ditayangkan. Padahal konon memang, itu sangat membantu dalam mengenalkan diri ke massa.

Dan saya mencobanya meski beberapa hari, memang sangat melonjak untuk menarik views. Di hari Kelahiran Pancasila ini pun saya hanya melakukan swafoto bersama ucapan selamat, dan ternyata lumayan juga tingkat perhatian di akun sosial media saya.

Jadi apakah memang harus seperti itu atau bisakah merubahnya, seperti tetap menjadi diri sendiri? Saya fikir hanya publik figur yang bisa melakukannya dan saya tidak mau menjadi publik figur. 

Jadi para pejuang microblog, dengan momentum Hari Lahir Pancasila, berjuang lah dengan jalan yang kalian yakini dan berpeganglah pada nilai nilai Pancasila, karena saya yakin akan ada angin sefat bagaimana menjadi diri sendiri dengan trend viral yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun