Mohon tunggu...
Vian Gober
Vian Gober Mohon Tunggu... -

Pemberontak Cermin Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gelas Keramik Retak

19 Maret 2014   16:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dua tahun silam.....aku melajukan motorku kesebuah kota. Matahari akan segera menjelang turun, tapi bulan beberapa waktu kemudian akan datang dari celah-celah daun. Sore itu....terlihat jelas dari pandangan mataku sebuah gelas unik dan mungil kulihat di sudut Gapura. Terlintas dibenakku dan melahirkan berjuta pertanyaan. Ingin diriku membawanya dan menjaganya, dengan tenang ku ulurkan tangan ini dan membawanya. Setiap sudut dan bentuk gelas keramik itu ku teliti melihatnya. Terlihat unik gelas keramik itu, gelas tampak dari luar yang mempunyai ukiran yang utuh tetapi menyimpan sketsa goresan-goresan duka dan derita.

Kubalut gelas keramik itu dengan tanganku dengan erat, agar gelas keramik itu tidak rapuh lagi. Kian hari demi hari dan musim silih berganti, gelas keramik unik itu terjaga dalam telapak tanganku. Gelas Keramik unik yang selalu tahu siapa dan bagaimana diriku. Andai gelas keramik mampu bersuara, beribu petuah kan dirinya tumpahkan.....tuk membangunkan imajiku agar aku berdiri. Yang dimana tak berteriak saat aku mengeluh, dan...saat tidur aku selalu ingin tuk menutup mata sambil menjaganya. Mungkin gelas itu hanyalah media mati, yang hanya sanggup membisu...tapi ketenangan yang sebenarnya, aku dapat dari ukiran dan  bentuk tiap-tiap lekukannya.

Hitungan bulan akan terhitung setahun.... gelas keramik itu terjaga. Saat itu aku merasa panas, menyengat ...Hingga seluruh cairan dalam tubuh menguap Kering ...sebongkah es yang tercampur air seperti tidak berguna. Aku merindukan kesejukan seperti kebiasaan Abadi saat-saat aku dan gelas keramik berbagi cerita...agar peluh tak menetes dengan kesia-siaan, dan agar kebosanan tak datang sebagai seorang teman.

Mungkin satu tujuan bisa melepasku dari api yang membakar, Kemana ???? Kiasan bayang yang membatu, karena langkahku seperti terpaku. Coba kumerenung !!!! Aku merenung....dengan egois, sampai2 aku tak mengikuti keinginan apa kemauan dari gelas keramik yang tak berdaya itu. Dan harus ku apa kan gelas keramik ini...??? rasa jenuh...huftt...

Sekian bulan lamanya aku tak lagi menolehnya dan merawat gelas keramik itu. Tetap diriku membiarkan wujudnya semakin rusak dan terus hancur. Parah terus bertambah parah....akibat semua kebodohanku yang kulakukan yang ada

yang perlahan meremas gelas keramik yang rapuh, menjadikannya gundah tanpa sedikitpun ketenangan.

Kini gelas keramik telah ku letakkan di sudut gelap, dimana gelas keramik butuh seseorang merawatnya....yang menjadikan kenyamanan satu-satunya jalan tanpa aku keluhkan karena...kehidupan tak pernah memberiku pegangan

yang memungkinkan hanyalah keretakan dibagian tubuh gelas itu, yang juga...tak utuh.

Detik waktu yang berlarut lama dan tak terhitung menjadikan sebuah perubahan waktu. Ketika ku melangkah, ku berpapasan dengan tempat dimana ku letakkan gelas keramik itu. Ketika jarum terpanjang dari sebuah jam berputar ratusan, ribuan, bahkan jutaan kali... dan bahkan ketika jiwaku dan ragaku mencari-cari gelas keramik itu...disaat aku membutuhkan dan kangen tuk berbagi agar aku tak lagi merasa sendiri. Dimana diriku mulai kehilangan yang telah ku jaga sejak hampir setahun silam. Dahulu....saat memandang gelas keramik unik itu lah yang kuharapkan, walau hanya dari keramik...ku merasa terjaga dan membuatku tetap berdiri kuat seperti gelas keramik yang dahulu kutemukan. Dengan tidak ku pedulikan hidupku...ku mencari keberadaan gelas itu. Apakah sudah rusak atau di bawa orang yang kagum dengan ke unikan dan kelebihan dari wujudnya. Ku merasa takut dan kehilangan, ku berkata dalam hati....ku harus menemukan gelas keramik itu...apa pun aku lakukan agar gelas itu kembali terjaga dengan baik, asalkan jangan gelas itu jatuh ke tangan orang lain. Ketika tersadar.... terhenti menatap ke sudut ruangan. Ada aku yang memperhatikan, gelas keramik itu telah di miliki orang. Tertegun aku melihat dan memandang gelas keramik unik itu. terlihat keindahan warna  dan keindahan wujud yang baru telah dikenakan gelas keramik unik itu. Karena ku mengabaikannya bebrapa lama waktunya, gelas keramik unik yang dulu milikku telah merasakan sembilu. Dan kini ku merasakan kehilangan benda kesayanganku, aku yang mengiris perih hatiku.

Entah kenapa ...Semua terasa sulit tuk dapatkan kembali gelas keramik unik itu dari orang yang tak ku kenal.Semu dan semu ...Tak ada yang kuperbuat. Hanya diam tanpa kata seperti lagu yang sering orang nyanyikan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun