Mohon tunggu...
Veronika Manurung
Veronika Manurung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Meneliti ilmu budaya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

RELEVANSI KARYA SASTRA INDONESIA BAGI GENERASI MUDA

23 Desember 2023   08:30 Diperbarui: 26 Desember 2023   11:24 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sastra Indonesia merupakan unsur yang tak terpisahkan dari manusia Indonesia. Hal ini karena sastra merupakan pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai bentuk perwujudan (manifestasi) dari kehidupan manusia dan masyarakat. Karya sastra dapat menjaga keutuhan budaya suatu peradaban. Hal ini dikarenakan karya sastra dapat merekam peristiwa dalam masyarakat, mulai dari adat istiadat sampai cerita rakyat (folklore) secara permanen, sehingga kebudayaan tersebut dapat terus ada dan diteliti kembali oleh generasi mendatang. Penting bagi kita untuk membahas sastra Indonesia, karena untuk mempertahankan sastra di Indonesia sastra harus dibaca dan dikaji dari generasi ke generasi. 

Namun, ironisnya sastra lokal sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat, khususnya masyarakat muda. Karena arus globalisasi, masyarakat muda lebih tertarik kepada karya sastra Barat dan Eropa. Hal ini menyebabkan sastra Indonesia kurang diminati oleh generasi muda dan terancam keberadaannya. Maka, untuk menyelamatkan sastra Indonesia, masyarakat muda harus mulai membaca dan mengkaji sastra Indonesia. Sastra Indonesia dapat membawa keuntungan bagi generasi muda, dimana literasi sastra Indonesia bisa menginspirasi generasi muda untuk berpikir kritis dan memperluas wawasan terhadap tanah air. Selain itu, sastra Indonesia merupakan sarana pembentukan karakter yang baik karena dapat menggugah empati dan kepekaan terhadap isu isu sosial, sehingga sastra Indonesia dapat menjadi alat efektif untuk membentuk karakter anak muda.

Berikut beberapa karya sastra Indonesia yang mudah dibaca dan relevan bagi para generasi muda:

  1. Laskar Pelangi ~ Andrea Hirata

"Laskar Pelangi" adalah novel karya Andrea Hirata yang diterbitkan pada tahun 2005. Novel ini mengisahkan tentang kehidupan anak-anak hebat di fiksi Kampung Gantung, Belitong, yang memiliki semangat juang tinggi untuk melanjutkan sekolah di SD Muhammadiyah Gantung. Kisah ini dibuka dengan penerimaan peserta didik baru di SD Muhammadiyah Gantung yang terpencil. Sekolah tersebut hanya memiliki peserta didik sebesar sembilan orang. Hal ini membuat SD Muhammadiyah Gantung kekurangan peserta didik, dimana jika sekolah tersebut tidak mendapatkan 10 peserta didik, sekolah tersebut akan ditutup. Namun, ternyata muncul satu anak dengan keterbatasan mental yang mengisi posisi murid kesepuluh. Hal ini kemudian mengawali kebersamaan mereka sebagai peserta didik SD Muhammadiyah Gantung. Kebersamaan ini tidak hanya diwarnai oleh mereka sendiri, tetapi juga Bu Muslimah dan Pak Harfan yang kemudian menyebut mereka Laskar Pelangi dan membantu mereka dalam menghadapi berbagai keterbatasan dengan tekad untuk maju. Karya ini cocok bagi generasi muda yang ingin mencari identitas diri dan semangat untuk menempuh pendidikan.

  1. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck ~ Buya Hamka


"Tenggelamnya Kapal Van der Wijck" adalah novel karya Buya Hamka yang mengisahkan tentang perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih, Zainuddin dan Hayati, di Minangkabau. Zainuddin merupakan seorang anak dari pasangan yang tidak memiliki adat Minangkabau. Hal ini dikarenakan ayah Zainuddin diasingkan dari Minangkabau karena pembunuhan dan menikah dengan wanita Makassar, sehingga Zainuddin adalah seorang laki-laki melarat yang tak bersuku. Setelah ayah dan ibunya meninggal, Zainuddin kemudian pergi ke Minangkabau dan jatuh cinta kepada Hayati berasal dari keluarga bangsawan. Meskipun mereka saling mencintai, namun hukum budaya dan adat istiadat yang kuat meruntuhkan cinta mereka berdua. Setelah berpisah dan Hayati dijodohkan dengan laki-laki yang sederajat dengannya. Lambat laun, Hayati kembali bertemu Zainuddin, tetapi Zainuddin masih menyimpan akar pahit terhadap mereka dan mengusir Hayati. Hayati menumpang kapal Van der Wijck untuk pulang ke kampung halamannya, namun kapal tersebut tenggelam di tengah perjalanan dan Hayati meninggal dunia. Karya ini menggambarkan romansa yang menyentuh dan perih sehingga cocok jika generasi muda ingin mendalami kisah percintaan.

  1. Presiden Prawiranegara ~ Nasery Basral

"Presiden Prawiranegara" adalah novel yang menjelaskan kisah Syafruddin Prawiranegara, yang menjadi Presiden Republik Indonesia yang terlupakan. Karya ini berawal dari seorang pengikut Syafruddin Prawiranegara, yaitu Kamil Koto yang mencatatkan peristiwa Agresi Militer Belanda II yang mengambil alih Yogyakarta. Kondisi ini menyebabkan Soekarno dan Mohammad Hatta ditangkap dan diasingkan ke Bangka. Sebelum Hatta tertangkap, Hatta mengirimkan pesan telegram ke Syafruddin Prawiranegara untuk mengambil alih pemerintahan secara darurat sebagai Menteri Kemakmuran. Setelah menempatkan posisi Presiden, Syafruddin Prawiranegara mengumumkan berdirinya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di sebuah dangau kecil yang belakangan dikenal sebagai "Dangau Yaya". Syafruddin menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan pemerintah darurat seperti pengambilalihan kota Bukittinggi yang memaksa pembumihangusan kota dan perpindahan pemerintahan ke hutan antah berantah Sumatera. Dalam segala keterbatasan tersebut, Syafruddin dapat menjalankan pemerintahan sampai Agresi Militer selesai. Novel ini menjelaskan perjuangan Indonesia dan pengalaman historis yang hampir terlupakan, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan patriotisme.

  1. Kami (Bukan) Sarjana Kertas ~ J.S. Khairen

"Kami (Bukan) Sarjana Kertas" adalah sebuah novel yang mengisahkan tentang tujuh mahasiswa di Kampus UDEL yang terjebak dalam kehidupan segan kuliah dan tak mau lulus. Mereka berada dalam satu kelompok yang terdiri dari Ogi, Randi, Arko, Sania, Juwisa, Gala dan Cath. Mereka berasal dari berbagai fakultas yang berbeda. Ketujuh mahasiswa itu dibimbing oleh Bu Lira, dosen lulusan S3 Rekayasa Genetika Hewan di Amerika Serikat. Mereka dihadapkan pada pertanyaan tentang apa yang akan mereka lakukan setelah lulus, apakah mereka hanya akan menjadi "Sarjana Kertas" yang pintar di atas kertas namun tidak mampu menghadapi dunia nyata. Alur cerita yang memunculkan kebahagian ternyata dibalas dengan hadirnya masalah-masalah pada setiap bagian cerita semakin menyadarkan bahwa para mahasiswa setelah lulus akan menerima banyak rintangan. Novel ini menyoroti perjuangan para pemuda dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan dalam perjalanan meraih impian mereka. Melalui novel ini, merenungkan makna sejati dari menjadi seorang mahasiswa dan tantangan yang dihadapi di dunia nyata setelah lulus. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun