Mohon tunggu...
Veronika DwiUtami
Veronika DwiUtami Mohon Tunggu... Seorang pegiat kesehatan masyarakat

Seorang wanita yang terus belajar walaupun sudah menikah dan memiliki anak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Puntung Rokok: "Si Kecil" yang Tak Pernah Hilang

1 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 1 Oktober 2025   09:58 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puntung rokok berserakan di sebuah taman kota (Sumber: dokumentasi pribadi)

Pendahuluan: Fakta Mengejutkan

Indonesia memiliki perokok aktif sebanyak 70 juta jiwa menurut data Survey Kesehatan Indonesia 2023 oleh Kementerian Kesehatan. Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah perokok laki-laki tertinggi di dunia yaitu 74,5 % menurut World Population Review dari WHO. Dengan fakta tersebut maka kita akan sering melihat perokok dimana-mana, setiap kali seseorang merokok, yang tersisa hanyalah abu dan sebuah puntung kecil. Puntung itu sering dianggap sepele, hanya benda mungil tak berarti. Namun, Anda perlu mengetahui bahwa ada sekitar 4,5 triliun puntung rokok dibuang ke lingkungan setiap tahunnya di seluruh dunia. Jumlah itu cukup untuk menutupi garis pantai bumi berkali-kali lipat.  (WHO, 2023; Novotny et al., 2009)

Sekarang mari kita renungkan pertanyaan sederhana: jika satu orang membuang satu puntung saja, lalu jutaan orang melakukan hal yang sama setiap hari, ke mana perginya semua puntung itu? Jawabannya cukup mengerikan---sebagian besar berakhir di tanah, selokan, sungai, hingga laut, meninggalkan jejak racun bagi bumi.

Puntung Rokok: Si Kecil yang Bandel

Banyak orang berpikir puntung rokok akan hancur begitu saja seperti daun kering. Faktanya, filter rokok bukanlah kapas, melainkan plastik bernama selulosa asetat. Plastik ini sangat sulit terurai. Peneliti menemukan bahwa satu puntung bisa bertahan hingga 10 tahun atau lebih di lingkungan sebelum benar-benar hancur. (Torkashvand & Farzadkia, 2019)

Itu artinya, setiap puntung yang dibuang hari ini akan tetap ada sampai dekade berikutnya. Bayangkan jika setiap hari ada jutaan puntung baru yang ditambahkan. Tidak heran jika pantai, taman kota, hingga trotoar kita kerap dipenuhi dengan sampah kecil ini.

Racun yang Menetes ke Alam (Slaughter et al., 2011; Moerman & Potts, 2011)

Yang lebih menakutkan, puntung rokok bukan sekadar plastik yang sulit hancur. Ia menyimpan racun berbahaya dari asap dan tembakau. Di dalamnya terdapat nikotin, arsenik, logam berat, dan ribuan senyawa kimia lainnya.

Sebuah penelitian di Amerika menemukan bahwa satu puntung yang direndam dalam satu liter air selama empat hari saja sudah cukup untuk membunuh ikan kecil. Racun ini perlahan merembes ke air hujan, lalu masuk ke selokan, sungai, dan akhirnya laut.

Di Berlin, para peneliti mencatat kadar nikotin di air meningkat 16 kali lipat setelah hujan karena puntung yang hanyut dari jalan. Bukan hanya ikan yang terancam, tetapi juga organisme kecil yang menjadi dasar rantai makanan. Artinya, racun puntung bisa merambat ke atas hingga akhirnya kembali ke meja makan manusia.

Puntung di Tanah: Racun yang Tersembunyi (Micevska et al., 2006)

Bukan hanya air yang jadi korban. Puntung rokok yang dibuang ke tanah juga membawa masalah. Racun di dalamnya bisa menurunkan kesuburan tanah, meracuni mikroba yang penting untuk ekosistem, dan mengganggu pertumbuhan tanaman.

Pernahkah Anda melihat pot bunga yang tanamannya tiba-tiba mati? Salah satu penyebabnya bisa jadi puntung rokok yang dibuang ke sana. Racunnya meresap ke media tanam, lalu perlahan-lahan membunuh akar tanaman.

Puntung dan Kebiasaan Kita

Yang membuat masalah ini semakin pelik sebenarnya bukan hanya soal racun yang terkandung dalam puntung rokok, melainkan juga kebiasaan manusia. Banyak perokok terbiasa menyentil atau membuang puntung sembarangan: ke jalan, ke parit, ke taman, ke pantai, bahkan di jalanan saat berkendara. Bagi mereka, gerakan itu mungkin terasa ringan, bahkan sudah menjadi refleks yang tidak dipikirkan lagi. Alasannya sederhana---puntung dianggap kecil, tidak berbahaya, dan "akan hilang dengan sendirinya".

Sayangnya, cara pandang seperti ini justru menjadi sumber masalah besar. Puntung yang dianggap remeh itu akhirnya menumpuk di lingkungan. Tidak ada yang benar-benar hilang; justru ia berpindah tempat, terbawa angin, tersapu hujan, lalu masuk ke got, selokan, sungai, hingga laut. Di sana, ia bercampur dengan air dan tanah, melepaskan racun yang kemudian meracuni ikan, udang, tanaman, bahkan pada akhirnya bisa kembali ke tubuh manusia melalui rantai makanan.

Data global memperlihatkan betapa seriusnya masalah ini. Studi internasional mencatat bahwa puntung rokok menyumbang 30--40% dari seluruh sampah yang dikumpulkan di pantai-pantai dunia. Sebuah studi yang dilakukan di pantai di Kabupaten Malang Selatan menemukan hasil yang cukup mencengangkan dimana sebanyak 1.877 sampah puntung rokok ditemukan dan paling banyak didominasi ukuran 2,5-5cm. (Novotny et al., 2015; Setiawan et al., 2021)

Masalahnya bukan hanya pada jumlah, tapi juga cara masyarakat memperlakukan puntung. Plastik, botol, atau kaleng masih sering dikumpulkan untuk didaur ulang, tapi siapa yang mau repot mengumpulkan puntung rokok? Akibatnya, puntung nyaris tidak punya nilai ekonomi di mata pemulung maupun sistem daur ulang. Ia dibiarkan begitu saja, menjadi limbah yang menumpuk dan sulit diatasi.

Maka, akar masalah puntung rokok bukan sekadar pada sifatnya yang beracun, tapi juga pada budaya abai masyarakat. Selama kita masih memandang enteng kebiasaan membuang puntung sembarangan, maka solusi apa pun---mulai dari teknologi daur ulang hingga aturan pemerintah---akan sulit berhasil

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Masalah puntung rokok memang global, tapi solusinya bisa dimulai dari diri sendiri. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:

Buang pada tempatnya. Jika Anda merokok, pastikan puntung masuk ke tempat sampah atau asbak. Jangan sentil ke jalan.

Gunakan wadah portabel. Ada asbak kecil yang bisa dibawa ke mana-mana. Praktis dan ramah lingkungan.

Ikut aksi bersih puntung. Banyak komunitas mengadakan kegiatan bersih pantai atau taman. Bergabunglah, atau mulai dari lingkungan kecil Anda.

Edukasi sekitar. Ingatkan teman atau keluarga yang masih sering membuang puntung sembarangan.

Penegakan aturan Extended Procedure Responssibility (EPR) yang mewajibkan produsen bertanggung jawab atas pengelolaan limbah dari produk mereka setelah produk mereka dibuang oleh konsumen.  (WHO, 2023)

Berhenti merokok. Ini pilihan terbaik. Selain menyelamatkan lingkungan, juga meningkatkan kualitas kesehatan Anda.

Kesimpulan: Puntungmu, Tanggung Jawabmu

Puntung rokok hanyalah benda kecil, tapi dampaknya sangat besar. Ia adalah sampah berbahaya (B3) yang bisa mencemari air, meracuni tanah, membunuh ikan, bahkan mengganggu kesehatan manusia. Lebih dari itu, ia juga merusak keindahan lingkungan yang kita nikmati setiap hari. Namun, kita bisa menghentikan lingkaran ini dengan langkah sederhana seperti memastikan sampah puntung rokok terbuang pada tempatnya.

Ingatlah, setiap kali Anda membuang puntung sembarangan, itu bukan sekadar satu batang kecil. Itu adalah racun yang akan bertahan bertahun-tahun, menetes ke air, meresap ke tanah, dan kembali ke kehidupan kita.

Jadi, mari bertanggung jawab pada bumi ini. Karena pada akhirnya, puntungmu adalah tanggung jawabmu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun