Mohon tunggu...
Verlyta Putri Indrawati
Verlyta Putri Indrawati Mohon Tunggu... Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga

Mahaasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia - Fakultas Ilmu Budaya - Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Music

Konser Musik dalam Lanskap Budaya Kontemporer

21 September 2025   20:41 Diperbarui: 21 September 2025   20:41 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia sangat antusias terhadap konser dan festival musik. Dengan adanya konser dan festival musik yang sedang tren di masa kini, dunia hiburan mulai bangkit kembali setelah masa pandemi Covid-19 yang membatasi berbagai aktivitas sosial. Berbagai konser dan festival musik yang hadir digelar secara masif di berbagai kota-kota besar di Indonesia. Mulai dari penampilan grup yang legendaris seperti Dewa 19 dan Sheila on 7, hingga konser internasional seperti Coldplay yang selalu berhasil memadati ribuan pengunjung. Fenomena yang terjadi dengan adanya konser dan festival di masa kini tentunya bukan hanya sebagai hiburan sesaat, akan tetapi menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari gaya hidup sosial bagi banyak kalangan orang yang dibentuk oleh budaya massa, budaya populer, dan budaya konsumen. 

Konser dan festival musik yang digelar tidak dapat lepas dari peran media massa dalam menyebarkan berbagai informasi mengenai konser dan festival musik tersebut. Di sisi lain, media digital seperti Tiktok, Instagram, X, ataupun YouTube sangat berperan penting dalam menyebar luaskan informasi mengenai konser dan festival musik tersebut karena platform ini sangat berperan penting dalam menjangkau audiens yang lebih luas. Algoritma media sosial dapat memungkinkan konten terkait konser baik itu video teaser, live streaming, hingga recap video yang bisa tersebar luas dan cepat viral yang bisa menambah antusiasme masyarakat untuk serta ikut hadir. Selain itu, peran sponsor dan brand yang besar, seperti adanya berbagai macam perusahaan, mulai dari e-commerce, bank, hingga minuman kopi, mereka akan berlomba lomba untuk mensponsori acara tersebut agar bisa dilihat atau dikenal banyak orang, khususnya di kalangan konsumen muda yang merupakan target pasar utama mereka. Dengan melalui media massa dan media digital, konser musik menjadi acara untuk dapat dihadiri secara fisik, akan tetapi juga dapat dikonsumsi secara virtual oleh jutaan orang melalui berbagai sosial media. Dengan demikian, konser menjadi budaya massa yang penyebarannya dan harapan publik dibentuk secara terstruktur oleh media dan industri hiburan. 

Konser dan festival musik ini juga termasuk dalam kategori budaya populer yang sangat digemari oleh masyarakat luas khususnya generasi muda. Konser yang dihadiri bukan hanya soal untuk menikmati lagu-lagunya saja, melainkan menjadikan sebagai ruang hiburan atau biasa disebut "healing" setelah penatnya aktivitas sehari-hari. Dalam budaya populer ini, konser bukan hanya soal musisi yang tampil, akan tetapi banyak orang datang ke festival karena ingin merasakan "vibe" festival yang sedang tren, berbaur dalam keramaian, dan ingin mengabadikannya di media sosial. Seringkali di masa kini khususnya pada generasi muda di berbagai sosial medianya, seperti feed Instagram yang berisi video konser musik atau outfit estetik di arena konser musik menjadi bagian dari bagaimana mereka menunjukkan diri atau citra diri mereka pada orang lain. Hal ini bisa dilihat bahwa konser musik menjadi ruang untuk menampilkan identitas diri seseorang dan konser musik ini menjadi ruang untuk kebersamaan dengan teman atau kelompok yang lebih luas dan ini menunjukkan bahwa dalam budaya saat ini, menghadiri konser menjadi bagian dari tren dan perbincangan sosial yang sedang berlangsung.

Tidak kalah penting, budaya konsumen yang terjadi pada konser dan festival music ini menjadi suatu identitas mereka melalui konsumsi barang dan jasa yang berhubungan dengan acara itu. Tiket konser yang harganya mahal tidak akan menurunkan antusias para penggemar dan semakin mahal dan eksklusif menjadikan simbol status orang yang membeli tiket itu, justru hal tersebut menjadi bukti bahwa pengalaman maupun kesan yang dibangun saat menonton konser dan festival musik yang dihadiri secara fisik menjadikan pengalaman yang bernilai sangat tinggi. Selain tiket, di arena konser dan festival musik juga banyak sekali merchandise resmi seperti kaos, kipas tangan, maupun album yang akan laris dibeli oleh para penggemar. Tidak hanya itu, seseorang yang akan hadir secara fisik untuk mengikuti konser dan festival musik akan mengikuti tren "Outfit Of The Day" (OOTD), mereka akan merencanakan pakaian yang akan digunakan agar bisa sesuai dengan tema citra artis, sehingga bisa tampil maksimal dalam setiap foto maupun video yang akan di unggah ke dalam sosial media. Tak hanya itu, setiap koser dan festival musik memiliki kategori tiket seperti, VIP hingga backstage access yang dapat membuktikan bahwa konser adalah sebagai ruang sosial yang juga diklasifikasikan berdasarkan daya beli. Fenomena ini menggambarkan bagaimana konser tidak hanya menjadi ajang hiburan, tapi juga arena konsumen untuk menampilkan identitas dan selera mereka sebagai pencitraan diri yang menjadikan seseorang tersebut menjadi bukti partisipasi dalam budaya urban.

Kemudian pengalaman menonton konser bisa tetap dirasakan melalui layar ponsel karena semakin maraknya video-video yang hadir di dunia digital, baik disiarkan secara live atau direkam untuk ditonton ulang bagi mereka yang tidak hadir secara fisik. Media sosial tentunya menjadi ruang sarana untuk memperluas jangkauan konser ke audiens, dengan hal inilah konser bukan lagi sekadar pertunjukan musik saja, akan tetapi menjadi event multimedia yang menyentuh berbagai aspek sosial, ekonomi, dan budaya. 

Fenomena yang terjadi ini menegaskan bahwa dengan adanya konser dan festival musik memiliki peranan yang penting sebagai perubahan sosial-budaya pada masyarakat saat ini. Hal ini, lebih dari sekedar tren hiburan, melainkan acara-acara yang diselenggarakan seperti ini menjadi bagian cara masyarakat tersebut untuk mengekspresikan identitas diri dan mereka terlibat dalam ekonomi budaya yang terus berkembang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun