Mohon tunggu...
Alverell Hutagalung
Alverell Hutagalung Mohon Tunggu... Lainnya - Saya adalah mahasiswa UNPAR semester 7 jurusan Manajemen Keuangan

Saya adalah seorang mahasiswa tingkat akhir jurusan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kedaulatan Literasi Keuangan Demi Masa Depan Sejahtera

26 Agustus 2022   09:10 Diperbarui: 26 Agustus 2022   09:17 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Literasi keuangan merupakan suatu hal yang penting dalam merencanakan masa depan yang lebih baik. Bijak atau tidaknya setiap keputusan yang kita ambil tergantung seberapa ter literasi keuangan diri kita. Di Indonesia sendiri masih banyak kasus -- kasus yang terjadi dikarenakan rendahnya literasi keuangan. Contohnya adalah kasus investasi bodong binomo, robot trading, dll. Masyarakat yang menjadi korban investasi bodong bisa terjadi karena mereka tidak memiliki literasi keuangan yang baik, para korban di iming -- imingi dengan investasi yang memberikan return yang tinggi dengan waktu yang cepat. Selain itu masyarakat Indonesia yang cenderung tidak membeli aset yang dapat menghasilkan return tetapi menghabiskan uang mereka untuk membeli liabilitas yang belum terlalu mereka butuhkan seperti handphone terbaru, mobil, motor, menggunakan pay later, dll. Oleh karena itu rendahnya pemahaman literasi keuangan masyarakat Indonesia merupakan permasalahan yang serius demi kedaulatan keuangan di masa depan yang lebih sejahtera.

 

Indonesia sendiri memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah. Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2022) tingkat literasi keuangan Indonesia masih 38.03%, dimana angka tersebut masih rendah apabila dibandingkan dengan inklusi keuangan Indonesia yang sudah mencapai 83.6%. Dimana Tingkat literasi keuangan minimal yang harus dicapai oleh masyarakat Indonesia adalah sebesar 50% karena multiplier efeknya yang akan luar biasa terhadap perekonomian Indonesia (Sidik, 2020).  Dengan adanya kesenjangan yang cukup jauh antara tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan menandakan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki literasi keuangan yang baik, sehingga belum menyiapkan masa depannya dari sisi perencanaan keuangan dengan baik. Beberapa penyebab dari rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat antara lain: tidak ada waktu untuk mencari informasi keuangan, sulit memahami produk keuangan, tidak percaya diri dalam menggunakan produk keuangan, dan pendapatan yang masih kecil.

Dari rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia menyebabkan kontribusi terhadap perekonomian yang belum optimal. Selain itu menyebabkan masyarakat menjadi konsumtif dimana mereka tidak hanya melakukan konsumsi untuk kebutuhan harian tetapi konsumsi yang tidak perlu untuk gaya hidup. Dengan tingginya tingkat konsumtif masyarakat menyebabkan tidak semua masyarakat memiliki uang tabungan atau dana darurat. Lalu masyarakat yang hanya mementingkan kepuasan hari ini dan tidak melakukan investasi untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik lagi. Dan yang paling sering terjadi saat ini adalah masyarakat yang mudah tertipu investasi bodong, dimana menurut OJK (2022) nilai kerugian dari Investasi Bodong dari tahun 2017 sampai 200 mencapai 220 triliun, hal ini semakin meyakinkan bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia yang masih rendah.

 

Ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah kurangnya literasi masyarakat Indonesia. Strategi tersebut seperti memberikan edukasi yang berbobot tapi mudah dipahami. Kita bisa membuat video -- video singkat tentang bagaimana mengatur keuangan sederhana yang diupload di social media seperti Instagram, Facebook, Tiktok dll. Selain itu peran pemerintah untuk mengawasi produk -- produk keuangan yang beredar di masyarakat, apabila ada produk keuangan yang mencurigakan pemerintah harus turun tangan menyelidiki produk keuangan tersebut. Masyarakat juga harus sadar bahwa akumulasi kekayaan tidak datang dalam jangka waktu yang pendek, memang ada kemungkinan kaya mendadak tapi kemungkinan tersebut seperti kemungkinan anda memenangkan lotre. Masyarakat juga jangan mudah tergiur keuntungan yang cepat dan besar dari sebuah investasi karena bisa saja investasi tersebut bodong, masyarakat bisa melihat investasi tersebut bodong atau tidak dengan mengecek investasi tersebut sudah diawasi oleh OJK atau belum, apabila belum maka ada kemungkinan investasi tersebut bodong. Selain itu masyarakat juga harus bisa mengontrol keinginan konsumtif mereka, dengan harapannya uang mereka bisa dialihkan untuk ditabung sebagai dana darurat atau dibelikan aset yang memberikan return.

Kesadaran setiap individu akan literasi keuangan merupakan hal yang penting demi kedaulatan keuangan dimasa depan. Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan saat kita mengetahui bagaimana cara kita mengelola keuangan dengan bijak. Dengan uang kita bisa mempunyai banyak pilihan dan pilihan -- pilihan tersebut dapat mempermudah hidup kita. Sehingga langkah awal untuk mempermudah hidup kita adalah memperkaya diri kita dengan literasi - literasi keuangan dan menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari -- hari. Tidak ada kata terlambat, karena waktu terbaik untuk menanam pohon adalah 10 tahun yang lalu, dan waktu terbaik kedua untuk menanam pohon adalah sekarang.

 

Daftar Pustaka

Choirul, D. (2022). Fantastis! Kerugian Investasi Bodong Capai Rp21 Triliun. Metro.Sindonews.Com. https://metro.sindonews.com/fantastis-kerugian-investasi-bodong-capai-rp21-triliun/.

Indonesia Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian. (2022). Akselerasi Capaian Target Inklusi Keuangan dalam Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pondok Pesantren. Ekon.Go.Id. https://www.ekon.go.id/akselerasi-capaian-target-inklusi-keuangan-dalam-pengembangan-kemandirian-ekonomi-pondok-pesantren/.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun