Mohon tunggu...
verawati sukartiningsih
verawati sukartiningsih Mohon Tunggu... -

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pakai Tiga Model Pembelajaran Kurikulum 2013, Siapa Takut?

6 Agustus 2014   07:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:18 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pakai Tiga Model Pembelajaran Kurikulum 2013, Siapa Takut?

Oleh : Verawati Sukartiningsih, S. Pd.

Globalisasi yang semakin canggih dibutuhkan kurikulum yang sesuai namun tetap mempertahankan karakter bangsa Indonesia. Banyaknya pengaruh budaya asing dan canggihnya tekhnologisedikit demi sedikit melunturkan karakter anak bangsa.Kecanggihan tekhnologidan permainan komputer modern mempengaruhi pola hidup mereka sehingga rasa kemanusiaan, tenggang rasa, jujur, kesopanan dan kerjasama mulai memudar.Maka dari itulah proses pembelajaran padajenjang sekolah lebih difokuskan pada pendidikan karakter. Tujuannya agar melatih anak yang berkarakter kuat sebagai anak bangsa Indonesia yang berperilaku positif seperti mampu bekerjasama, jujur, tanggung jawab, disiplin, santun, menghargai pendapat orang lain dan sebagainya.Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan pendidikan karakter adalah menerapkan Kurikulum 2013. Berbeda dengan KBK dan KTSP, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran.Pendekatan ilmiah dalam Kurikulum 2013 lebih dikenal dengan nama pendekatan saintifik (saintific approach).Pembelajaran lebih difokuskan pada aktifitas dan kreatifitas peserta didik sedangkan guru hanya mengarahkan dan melakukan penilaian.Peserta didik diajak untuk mengamati, menanya, mencoba, mengolah data, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.Penilaian yang dilakukan guru tidak lagi berdasarkan hasil namun berkembang menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skill (pengetahuan) dan hard skill (fisik) peserta didik.

Model pembelajaran dalampendekatan saintifik :


  • Discovery learning merupakan pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi.Peserta didik diharapkan memahami lima unsur dari konsep itu, meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif; 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak; 4) Rentangan karakteristik; 5) Kaidah.Kelebihan model pembelajaran ini adalah pengetahuan yang diperoleh menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. Selain itu juga menguatkan keterampilan dan proses kognitif.

  • Problem Based Learning adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru.Tujuan model pembelajaran ini adalah peserta didik mampu berpikir kritis, memecahkan masalah dan membangun pengetahuan sendiri.

  • Project Based Learning menurut Barell, Baron, dan Grant adalah using authentic, real-world project, based on a highly motivating and engaging question, task, or problem to teach students academic content in the context of working cooperatively to solve the problem”(Bender, 2012). Project Based Learningadalah pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran, peserta didik kemudian mengkomunikasikan hasil karya, laporan dan produk supaya mendapat tanggapan peserta didik lainnya untuk perbaikan proyek berikutnya.

Model-model pembelajaran tersebut mempunyai keunggulan dan kekurangan.Namun disinilah diperlukan pemahaman dan kreatifitas guru agar lihai memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuanpembelajaran, kondisi peserta didik, sarana dan prasarana di sekolah atau lingkungan sekitar siswa.Maka janganlah takut untuk mencoba. Lebih baik kita belajar dari kesalahan apa pun yang kita coba terapkan dari proses pembelajaran untuk mencari solusinya daripada kita tak pernah tahu karena takut salah sebelum mencobanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun