Mohon tunggu...
Vera Verawati
Vera Verawati Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary woman

Kopi dan buku, serta menulis apa pun yang tergerak hati.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hari Kelahiran Sebagai Pengingat Diri

2 Februari 2024   11:28 Diperbarui: 2 Februari 2024   11:50 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Tim, Sukses Menyelenggarakan Seminar Literasi Nasional Tahun 2023 (Dok. Penulis)

Kelahiran sebuah kehidupan baru, dari ruh ditiupkan hingga tangis pertama, bertumbuh kembang. Meninggi lalu bertemu orang-orang baru, saling kenal atau tidak, saling menyapa atau tidak. Terlepas dari itu,  kita membutuhkan orang lain di kehidupan ini.


Saat Emak memberi nama di Februari pertama, berpuluh tahun lalu. Anak perempuannya tumbuh oleh banyak sakit sedari kecil. Tubuhnya yang selalu dipenuhi borok, sewaktu mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar sering dibully karena selalu ada aroma amis menguar.


Menjelang remaja sering jadi bahan olok-olakan karena menjadi anak yang terlalu biasa-biasa saja. Rutinitas hariannya hanya sekolah, rumah (dengan seabrek pekerjaan rumah yang harus dikerjakan di usia masih anak-anak).


Meninjak masa SMA, sebuah perubahan mulai dipilihnya. Keputusannya untuk mengubah pandangan teman-temannya yang mengatakan dirinya hanya gadis desa biasa, mendorongnya bekerja keras dengan rajin belajar dan menyalurkan hobi menulisnya di buku harian.


Berawal dari iseng mengirim puisi ke sebuah radio terbesar pada zamannya di Kabupaten Kunigan. Setelah itu di sekolahnya mulai ramai surat-surat dari para sahabat pena berdatangan. Banyak yang bertanya nama itu, karena ditulisan tersebut sengaja menggunakan nama pena.


Tahun berganti, setiap kali hari pertama di Februari mengingatkan kembali setiap hal yang sudah dilewati. Dewasa oleh berbagai peristiwa yang sesak oleh banyak luka, kegagalan , kecewa, hingga trauma. Jatuh lalu bangun dan meneruskan untuk tetap menjalani sisa hidup.


Untuk sebagian orang tidaklah mudah bangkit, bertahan dan melanjutkan kehidupan. Proses tempaan diluar dugaan. Tidak untuk sebuah pesta di hari lahir, bukan juga untuk terkurung trauma masa lalu. Tapi melanjutkan proses membenahi diri sendiri.


Tenggelam oleh cinta pergerakan literasi, kenekatan memanfaatkan pos kamling menjadi perpustakaan umum, hingga akhirnya berevolusi menjadi Taman Baca Pondok Kata RZ beralamat di Desa Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan, yang dirindukan anak-anak setiap saat, dan bisa diakses seluruh warga kapan pun.


Kepada Almarhumah Emak yang telah melahirkan, tidak saja di hari lahir tapi setiap saat doa dan terima kasih ini tak terhingga. Untuk diri sendiri, teruslah bergerak, ketika kebaikan semesta dan kemaslahatan umat diperjuangkan, dan ridho Tuhan sebagai tujuan.


Maka tak ada alasan untuk berhenti dari pergerakan. Bertambah umur, berkurang kesempatan, proses pendewasaan. Untuk makin bijak dan cerdas membaca peluang kebaikan. tidak untuk mengeluhkan, tapi untuk membagikan kebahagiaan pada setiap orang.

Ponsok Kata, 1 Februari 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun