Gambaran Umum Bank Jatim
Bank Jatim, atau PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk, merupakan bank daerah yang berdiri sejak 17 Agustus 1961. Sebagai lembaga keuangan milik daerah, Bank Jatim berperan dalam mendukung pembangunan ekonomi di Jawa Timur, khususnya melalui pembiayaan infrastruktur dan pemberdayaan UMKM. Bank ini juga berkomitmen memberikan layanan perbankan yang berkualitas dan mudah diakses masyarakat. Struktur organisasinya terdiri dari Dewan Komisaris dan Direksi sebagai pengambil keputusan strategis, serta didukung divisi-divisi seperti Operasional, Keuangan, Pemasaran, Risiko, dan Teknologi Informasi yang menjalankan fungsi-fungsi inti perbankan. Kinerja organisasi yang tertata ini mendukung operasional bank secara efisien. Hingga kini, Bank Jatim memiliki lebih dari 100 kantor cabang dan layanan yang tersebar di berbagai kota dan kabupaten di Jawa Timur, memungkinkan jangkauan layanan yang luas bagi masyarakat. Dalam bidang digital, Bank Jatim terus berinovasi melalui layanan seperti Internet Banking, JConnect Mobile, jaringan ATM dan EDC, layanan pembayaran digital, serta e-wallet. Kehadiran layanan ini menjawab kebutuhan nasabah akan kemudahan transaksi di era digital, sekaligus memperkuat posisi Bank Jatim sebagai bank daerah yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Strategi Digitalisasi Bank Jatim
DigitalisasiÂ
Digitalisasi dalah proses mengubah data dari bentuk fisik seperti cetakan, audio, atau video menjadi format digital dengan bantuan teknologi komputer (Sukmana, 2006). Kata "teknologi" berasal dari bahasa Yunani, yang menurut Webster Dictionary berarti penanganan sesuatu secara sistematis, dan techne berarti keahlian atau keterampilan. Roger (dalam Fatah Syukur NC, 2008) menyebut bahwa teknologi adalah rancangan alat bantu yang mengurangi ketidakpastian dalam mencapai hasil tertentu. Jacques Ellul (dalam Muntaqo, 2017) menjelaskan bahwa teknologi mencakup semua metode yang rasional dan efisien dalam aktivitas manusia. Brennen & Kreiss (2016) menambahkan bahwa digitalisasi mencakup meningkatnya ketersediaan data digital karena kemajuan dalam menciptakan, menyimpan, mentransfer, dan menganalisis data. Ini memungkinkan dunia digital mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dalam konteks perbankan, digitalisasi diwujudkan melalui sistem pembayaran elektronik (electronic payment), yaitu metode transaksi non-tunai seperti ATM, e-banking, e-money, dan kartu kredit (Risky, 2022). Transaksi ini memudahkan nasabah untuk berbelanja atau membayar jasa tanpa harus bertemu langsung, cukup dengan koneksi internet.
Mobile BankingÂ
Mobile banking adalah layanan perbankan yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi melalui aplikasi di handphone, seperti cek saldo, transfer, dan pembayaran tagihan (Bakhri, 2022). Layanan ini merupakan bagian dari inovasi digital bank untuk mempermudah nasabah tanpa harus datang langsung ke kantor bank. Menurut PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (2017), mobile banking adalah layanan berbasis e-channel yang memungkinkan transaksi lewat aplikasi mobile pada platform Android, iOS, dan Blackberry dengan koneksi internet. Versi terbaru dari layanan ini disebut JConnect Mobile Banking yang kembali ditegaskan sebagai inovasi Bank Jatim pada tahun 2022. Mobile banking tidak hanya menghemat waktu dan biaya, tetapi juga bertujuan agar nasabah tetap mengikuti perkembangan teknologi dan dapat memanfaatkan handphone sebagai alat transaksi, bukan hanya untuk komunikasi (Bakhri, 2022). Kini hampir semua bank menyediakan layanan mobile banking untuk meningkatkan kenyamanan dan jumlah nasabah. Untuk menggunakan layanan ini, nasabah harus mengaktifkannya terlebih dahulu melalui customer service bank, kemudian aplikasi dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan transaksi (PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, 2022).
Analisis Strategi Manajemen
Dalam menghadapi era digitalisasi perbankan yang semakin kompetitif, Bank Jatim telah mengimplementasikan berbagai strategi manajemen untuk meningkatkan daya saingnya. Strategi-strategi ini tidak hanya mencakup transformasi digital, tetapi juga penguatan struktur organisasi, inovasi layanan, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Salah satu strategi utama yang diadopsi oleh Bank Jatim adalah digital transformation strategy yang menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi operasional serta kualitas layanan kepada nasabah. Bank Jatim memperkuat infrastruktur digitalnya melalui pengembangan platform digital banking seperti mobile banking, internet banking, serta peningkatan sistem keamanan siber untuk mengantisipasi ancaman risiko digital. Langkah ini sejalan dengan tren digitalisasi sektor keuangan di Indonesia, di mana transformasi digital menjadi keharusan untuk mempertahankan relevansi dan keberlanjutan (OJK, 2021). Di sisi lain, dari perspektif manajemen strategis, Bank Jatim menerapkan prinsip strategic alignment antara visi misi perusahaan dengan kebijakan operasional dan inovasi digital. Melalui pendekatan Balanced Scorecard, manajemen mengukur keberhasilan strategi tidak hanya dari sisi keuangan, tetapi juga dari perspektif pelanggan, proses internal, dan pembelajaran organisasi (Kaplan & Norton, 1996). Hal ini tercermin dari peluncuran berbagai layanan digital yang user-friendly, seperti fitur QRIS, layanan e-channel, dan digital onboarding untuk pembukaan rekening secara online.Â
Selain itu, Bank Jatim juga fokus pada penguatan manajemen SDM berbasis digital, termasuk pelatihan dan peningkatan kompetensi karyawan dalam bidang teknologi informasi, perbankan digital, serta literasi data. Strategi ini penting dalam membangun budaya organisasi yang adaptif terhadap perubahan teknologi dan mampu memberikan layanan prima secara konsisten. Menurut Kotler dan Keller (2016), keunggulan bersaing suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya dalam mengimplementasikan strategi inovatif.
Untuk memperluas pasar dan menjangkau segmen yang lebih luas, Bank Jatim juga memanfaatkan strategi kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai fintech dan instansi pemerintahan daerah guna memperkuat layanan pembayaran digital. Kolaborasi ini merupakan bentuk strategi pertumbuhan eksternal (external growth strategy) yang bertujuan untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih luas serta memperkuat posisi Bank Jatim di pasar regional maupun nasional. Secara keseluruhan, strategi manajemen Bank Jatim menunjukkan adanya komitmen terhadap inovasi, efisiensi, dan adaptasi terhadap perubahan pasar. Melalui pendekatan strategis yang terintegrasi antara teknologi, organisasi, dan SDM, Bank Jatim berupaya menjaga keunggulan kompetitifnya di tengah arus digitalisasi yang semakin dinamis.