Mohon tunggu...
Verawati Suma
Verawati Suma Mohon Tunggu... Author, Lecturer and Entertain

Saya percaya bahwa ilmu, cerita, dan hiburan bisa berjalan beriringan untuk menciptakan dampak yang nyata. Mengajar adalah panggilan jiwa, menulis adalah bentuk ekspresi, dan menghibur adalah cara saya menjangkau lebih banyak hati.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bincang Islam Interaktif : Belenggu Kenakalan dan Kekerasan Remaja, Apa yang Harus Dilakukan?

12 Mei 2025   15:05 Diperbarui: 12 Mei 2025   15:05 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta Timur, 12 Mei 2025 --- Bertempat di ruang VIP Rumah Makan Ayam Goreng Suharti, Cawang, suasana hangat penuh keakraban terasa dalam acara Bincang Islam Interaktif yang diselenggarakan oleh Komunitas Guru Muslimah Inspiratif (KGMI) Dengan mengangkat tema "Belenggu Kenakalan dan Kekerasan Remaja, Apa yang Harus Dilakukan?", para peserta yang merupakan pendidik dari berbagai jenjang hadir membawa kepedulian dan semangat perubahan.

Isu kenakalan dan kekerasan remaja bukan lagi hal yang asing bagi para guru. Namun, yang menjadi kegelisahan bersama adalah: mengapa hal ini semakin marak? Dan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh para remaja kita?

Diskusi dimulai dengan pembahasan akar masalah. Banyak peserta menyuarakan bahwa di balik setiap tindakan negatif remaja, seringkali tersembunyi rasa sepi, kurang perhatian, dan kehilangan arah. Seorang guru SMP bahkan berbagi pengalaman tentang siswanya yang agresif di sekolah, tapi ternyata hanya ingin mendapat perhatian dari orang tuanya yang sibuk bekerja.

"Anak-anak sekarang bukan kurang pintar, tapi sering kali kehilangan makna. Mereka haus akan cinta, teladan, dan pemahaman," 

Kekerasan di kalangan remaja dibahas dari sisi yang lebih dalam. Peserta menyepakati bahwa media sosial, tontonan kekerasan, dan lingkungan yang permisif ikut membentuk mental remaja yang mudah meledak. Namun, menyalahkan teknologi saja tidak cukup. Kita perlu kembali ke pendidikan hati dan akhlak.

(Sumber : Pribadi)
(Sumber : Pribadi)

Dalam Islam, pendidikan bukan hanya soal ilmu, tapi juga soal pembentukan jiwa. Seorang ustazah mengingatkan kembali pesan Rasulullah SAW, bahwa anak adalah amanah dan setiap orang tua dan guru akan dimintai pertanggungjawaban atasnya.

Diskusi ini bukan hanya tempat curhat, tapi juga ajang mencari solusi. Beberapa gagasan yang mengemuka antara lain: 

  • Membiasakan dialog dari hati ke hati dengan siswa, bukan hanya instruksi.

  • Menanamkan nilai-nilai Islam secara aplikatif, bukan hanya hafalan teori.

  • Membangun kolaborasi antara guru, orang tua, dan lingkungan dalam mendampingi remaja.

  • Memberi teladan: Guru dan orang tua harus menjadi role model, bukan hanya pemberi nasihat.

Narasumber KGMI
Narasumber KGMI

Acara ditutup dengan doa dan refleksi bersama. Ada semangat baru yang terasa di antara para guru: semangat untuk lebih mendengar, lebih memahami, dan lebih hadir bagi anak-anak didik mereka. Karena di balik kenakalan dan kekerasan itu, bisa jadi ada hati yang sedang berteriak minta dipeluk.

Dengan acara ini, Komunitas Guru Muslimah Inspiratif berharap bisa terus menjadi ruang bertumbuh bagi para pendidik  agar pendidikan kita tidak hanya mencerdaskan otak, tapi juga menyentuh jiwa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun