Minum kopi atau lebih enak dengan kata ngopi, sekarang sudah menjadi hal lazim yang dilakukan manusia. Hampir setiap hari kopi menjadi menu wajib baik di rumah, kantor ataupun sekedar hang out. Tidak mengenal waktu pagi, siang, malam bahkan dini hari, kopi menjadi minuman asyik menemani acara ngobrol ataupun kerja.
Berbagai warung ataupun cafe kopi berhamburan tidak hanya di kota tapi juga dipelosok desa. Bahkan di desa-desa lebih banyak yang menghidangkan kopi asli daerah sendiri, sehingga punya ciri khas dengan kopi tubruknya yang dibuat tanpa alat bantu tekhnologi seperti sekarang ini.
Kopi tubruk tidak mengenal takaran dan waktu penyeduhan, yang penting sudah pas antara kopi dan air bisa menciptakan kopi nikmat yang ngangeni.
Kali ini menikmati kopi di warung kebon wasiyat, sebuah warung sederhana yang telah berdiri sekitar 2 tahunan ini berdiri diatas kebum warisan orang tua. Makanya dinamakan kopi kebon wasiyat karena memang wasiyat orang tua mewariskan tanah tersebut.
Warung ini menyajikan berbagai varian kopi asli dari beberapa daerah seperti kopi Kayupuring Pemalang, Kalibening magelang, kopi malabar dan sebagainya. Bisa juga dipesan dengan V-60, vietnam drip, latte, tubruk dan lainnya.Â
Bagi yang gak suka kopi bisa memilih susu, voklat atau jahe susu dengan pilihan camilan klanting, opak, emping dan mendoan. Tempat duduk di tengah kebun menjadi suasana ngobrol lebih syahdu, mengenang masa kecil main jual-jualan di kebun.
Warung kopi yang dibangun anak muda ini juga memperkerjakan rekan mereka untuk saling membantu. Dari barista hingga penyaji semua anak-anak muda, jadi sekarang anak muda tidak terbelenggu dengan cita-cita jadi dokter, guru ataupun insinyur saja. Untuk sukses punya cita-cita jadi pedagang alangkah lebih mulia.
Selamat bermimpi dan meraih cita-cita sukses
Salam berdagangÂ
Vera shinta KBC-26Â
Kombes Brebes Jateng