Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nasyiatul Aisiyah Cabang Larangan Adakan Warung Sedekah #ambilsecukupnya #taruhseikhlasnya

4 September 2020   10:30 Diperbarui: 4 September 2020   10:19 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terinspirasi dari kegiatan sedekah dari desa lain atas inisiasi Nasyiatul Aisiyah cabang Larangan dengan suport ibunda Aisiyah dan ortom lainnya menggalang donasi untuk mengadakan kegiatan warung sedekah.

Kegiatan di bertujuan untuk sedikit membantu kebutuhan masyarakat yang masih terdampak corona. Masyarakat sekitar masih banyak yang belum bisa bekerja penuh dan mendapat penghasilan tidak tentu, padahal makanan sehat sangat dibutuhkan pada kondisi seperti sekarang ini.

Packing oleh para ayunda (dok.Ani)
Packing oleh para ayunda (dok.Ani)

Dari situlah para ayunda cabang Larangan bergerak menggalang dana, mencari donatur yang bersedia menyisihkan rezekinya untuk berbagi. Mereka terketuk untuk mengadakan kegiatan berbagi, melihat dampak covid 19 yang efeknya ke masyarakat akar rumput, istilah untuk masyarakat bawah terdampak corona.

Warung sedekat NA cabang Larangan (dok.Ani)
Warung sedekat NA cabang Larangan (dok.Ani)

Ani susilowati ketua NA cabang Larangan mengatakan donatur ada yang dari NA, Aisiyah dan masyarakat yang berkenan membantu, ada yang barang langsung, yang uang tunai segera dibelanjakan.

"Kami sadar apa yang kami lakukan belumlah seberapa, semoga ini akan menjadi kegiatan berkelanjutan membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hariannya," ungkap Ani menjelaskan.

Barang yang tersedia (dok.ani)
Barang yang tersedia (dok.ani)

Kegiatan ini dilaksanakan Jumat pagi dari pukul 06.00 hingga 08.00 dan semoga bisa tiap jumat selanjutnya warung sedekah akan diadakan. Masyarakat sangat antusias dengan adanya warung sedekah, mereka banyak yang tidak percaya barang-barang tersebut disediakan secara gratis atau cuma-cuma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun