Bagi orang Indonesia (Jawa terutama) seperti saya ini, sarapan tidak harus dengan makanan berat. Kata orang tua kalau pagi yang penting perut terisi hangat-hangat biar tidak masuk angin.
Seperti pagi ini selepas subuh saya harus tancap gas ke kabupaten sebelah, ke sebuah rumah sakit umum untuk mengantri nomor kontrol bapak saya. Namanya sudah tua ada rutinitas periksa dokter spesialis untuk kesehatannya.
Karena malas pakai online yang kadang di pendaftaran lama juga, saya pilih ambil nomor manual asal berangkat pagi akan dapat nomor muda. Jadilah dapat nomor urut 1 di spesialis tertentu.
Sambil nunggu pendaftaran yang di mulai pukul 07.00 saya cari sarapan dulu. Di depan RSUD banyak berjejer penjual kopi dan sarapan ala orang ngapak (wong ngapak) Banyumasan.
Saya pilih tempat paling ujung yang terlihat sepi, di bawah pohon angsana yang teduh dan terlihat bersih. Sepasang suami istri tengah sibuk meracik dan menggoreng jualannya.
Saya pesan bakwan, mendoan, kampel dan kopi hitam. Mendoan adalah salah satu makanan khas Banyumas, sebenarnya tempe digoreng dengan tepung cuma bedanya tempe orang ngapak itu tipis dan lebar.
Ada juga kampel, yaitu ketupat yang ditempelkan dengan tempe atau dages lalu diberi tepung dan di goreng. Kadang juga antara keduanya diselipkan ulegan cabe biar terasa pedasnya.
Sarapan murah meriah ini menjadi andalan para pengunjung rumah sakit, andalan bisa kenyang dan nikmat. Kopi hanya seharga tiga ribu rupiah pergelas dan gorengan seribuan.
Beni salah seorang pembeli mengatakan sangat tertolong dengan adanya kedai-kedai ini, warga Cilongok Banyumas yang tengah menemani ibunya yang sedang di opname bisa keluar sebentar utuk mengisi perutnya. Sambil menyeruput kopinya dia juga memesan aneka gorengan untuk di bungkus bekal menjaga di dalam ruangan.
Bagi warga Banyumas pasti kalian kangen sama mendoan dan kampel. Yang penasaran silahkan main ke daerah ngapak ini.
KBC-26
Kombes Brebes Jateng
Vera Shinta