Mohon tunggu...
Venti Rahmawati
Venti Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Aku disini untuk tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lentera yang Menyinari Moral dan Etika Bangsa

4 Desember 2023   00:57 Diperbarui: 4 Desember 2023   00:57 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada umumnya masyarakat indonesia mengenal Pancasila sebagai ideologi tertulis saja, sehingga masyarakat hanya menghafal saja tanpa mengetahui makna yang terkandung dari Pancasila tersebut. Bahkan ada masyarakat di suatu daerah contoh Aceh, Papua tidak mengakui Pancasila dengan gerakan pemberontakannya yang terkenal, seperti contoh gerakan aceh merdeka. 

Padahal Pancasila bukan sekedar ideologi negara, melainkan juga merupakan falsafah hidup bangsa yang digali dari nilai-nilai luhur dan budaya nenek moyang yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelum negara terbentuk. Pancasila adalah kode etik yang mengatur dan menginspirasi cara hidup kita sebagai bangsa dan Negara, yang dihormati oleh setiap warga Indonesia. Dengan Pancasila, bangsa ini memiliki harga diri dan martabat sebagai bangsa. Karena kelima sila yang terdapat di dalamnya berlaku universal, untuk kehidupan spiritual ataupun materi.

Berdasarkan data yang saya dapat dari buku "Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan" ditulis oleh Prof. Dr. H. Dedi Ismatullah, M.H. sila dari pancasila memiliki nilai dan makna sebagai berikut:

  • Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki makna yang sangat dalam, di antaranya sebagai berikut:
  • Bangsa Indonesia mengekspresikan kepercayaan dan kesetiaan mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Rakyat indonesia percaya dan takwa terhadap tuhan yang maha esa, sesuai agama dan kepercayaann masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil  dan beradap
  • Membentuk sikap saling menghargai dan kerjasama antara penganut agama dan pemeluk keyakinan yang beragam terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  • Menciptakan suasana damai dan harmonis di antara sesame pemeluk agama dan penganut keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  • Agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa adalah masalah yang menyangkut pribadi manusia dan tuhan yang maha esa
  • Membentuk sikap saling menghargai dan menghormati kebebasan individu dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan mereka masing-masing
  • Tidak sepatutnya memaksakan suatu keyakinan atau agama yang berlandaskan pada Tuhan Yang Maha Esa kepada individu lain
  • Ketuhanan bukan berarti hanya untuk tuhan yang terdapat dalam satu agama, bukan untuk muslim, kristiani ataupun penganut agama lainnya, melainkan ketuhanan merupakan sifat mendasar mengenai masyarakat bangsa indonesia yang bertuhan sesuai menurut keyakinan agamanya masing masing.

  • Kemanusiaan yang adil dan beradap, dapat dimaknakan sebagai berikut :
  • Menghargai dan memperlakukan setiap individu sesuai dengan martabatnya sebagai sesama ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
  • Mengakui persamaan derajat, persaaman hak, dan kejawajiban hak asasi manusia, tan membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya
  • Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
  • Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan selira
  • Menumbuhkan sikap saling menghargai dan tidak bertindak sewenang-wenang terhadap orang lain
  • Menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusian
  • Gemar melakukan kegiatan sosial kemanusiaan
  • Berani membela kebenaran dan keadilan
  • Menciptakan dan memperkuat sikap saling menghormati serta membangun kerjasama yang produktif dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia
  • Bangsa Indonesia dalam pergaulan kehidupannya bukan hanya terfokus pada nilai-nilai kemanusiaan, melainkan melengkapinya dengan dengan nilai- nilai keadaban. Kemanusiaan tanpa keadaban sama halnya dengan mengutamakan hal-hal jasmaniah semata-mata, tetapi tidak memperhatikan hal-hal batiniah. Ketika nilai kesimbangan lahiriah dan batiniah berat sebelah, misalnya mementingkan kebutuhan jasmaniah, maka suatu bangsa akan terjebak dalam kenikmatan sesaat dan oleh hal-hal yang serba materi.

  • Persatuan indonesia, dapat dimaknakan sebagai berikut :
  • Mengutamakan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara sebagai prioritas bersama, melebihi kepentingan pribadi dan kelompok.
  • Sanggup dan rela berkorban demi kepentingan negara dan bangsa jika situasi membutuhkan
  • Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
  • Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
  • Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika
  • Mendorong interaksi sosial untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara sesama sebagai bangsa
  • Melihat point-point makna di atas persatuan bukan berarti kita menghapuskan perbedaan, karena perbedaan merupakan hukum alam yang tidak akan pernah bisa terhapus. Yang terpenting adalah menjadikan perbedaan sebagai alat menyatukan berbagai bangsa dan negara. Meskipun agama, budaya, status ekonomi, dan lainnya berbeda, bangsa ini tetap milik kita bersama, yang harus kita jaga sampai titik darah penghabisan.

  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dapat dimaknakan sebagai berikut :
  • Sebagai warga negara dan anggota masyarakat, setiap orang di Indonesia memiliki posisi yang setara, serta hak dan kewajiban yang sama, sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku
  • Tidak seharusnya menuntut orang lain untuk mengikuti keinginan kita
  • Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
  • Musyawarah untuk mencapai sebuah mufakat haruslah dijalankan dengan nuansa kekeluargaan
  • Menghormati dan menjunjug tinggi seriap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah
  • Dengan sikap bertanggung jawab dan iktikad baik, setiap individu menerima dan menjalankan hasil keputusan musyawarah
  • Dalam setiap musyawarah, prioritas utama diberikan kepada kepentingan kolektif daripada kepentingan individu atau kelompok tertentu
  • Musyawarah di lakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
  • Keputusan yang di ambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada tuhan yang maha esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama

  • Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dapat di maknakan sebagai berikut :
  • Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
  • Menjaga kesimbangan antara hak dan kewajiban
  • Menghormati hak orang lain
  • Senang dalam memberikan pertolongan kepada sesama, sehingga dapat berdiri sendiri
  • Tidak menggunakan hak milik orang lain untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan kepada orang lain
  • Menghindari penggunaan hak milik untuk kegiatan yang cenderung boros dan mengejar gaya hidup mewah yang tidak perlu
  • Menghindari penggunaan hak pribadi yang dapat berlawanan atau merusak kepentingan bersama
  • Senang dalam memberikan penghargaan atas karya orang lain yang memberikan kontribusi positif bagi perkembangan dan kesejahteraan bersama.
  • Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencermikan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan

  • Berdasarkan uraian tersebut dapat ditemukan bahwa jika dikaji secara mendalam, Pancasila tidak hanya sebagai ideologi tertulis saja, akan tetapi Pancasila juga bisa menjadi acuan norma-norma, nilai-nilai, serta Pancasila juga sumber dari etika masyarakat Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya. Nah pertanyaannya bagaimana nilai-nilai terkandung dalam Pancasila ini dapat diketahui masyarakat? Bagaimana tindakan akan hal tersebut sehingga Pancasila dapat diakui oleh semua rakyat termasuk daerah-daerah yang menolak adanya Pancasila. Saya rasa juga pemahaman akan nilai-nilai Pancasila tidak hanya pada masyarakat, akan tetapi juga pada pemimpin atau wakil-wakil rakyat, sehingga para pemimpin ini lebih mengetahui tugasnya secara hukum atau ideologi tertulis dan para pemimpin negara lebih bertanggung jawab sehingga kasus korupsi tidak merajalela, atau melebihi batas seperti yang terjadi di era sekarang.

Dalam konteks "Empat Anti Dosa Pendidikan di Indonesia," yang mencakup salah satu diantaranya adalah anti intoleransi berdasarkan opini dari Lentera yang menyinari moral dan Etika bangsa, poin-poin yang terkandung dalam pembahasan dapat dihubungkan dengan upaya mengatasi intoleransi dan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia.

Pertama, sila pertama Pancasila, yaitu ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan pentingnya menghormati keberagaman keyakinan dan agama. Dalam konteks ini, upaya untuk menghindari intoleransi dapat diwujudkan dengan memahami bahwa ketuhanan tidak hanya untuk satu agama tertentu saja, melainkan sesuai dengan keyakinan masing-masing individu. Sikap saling menghargai, toleransi, dan kebebasan beragama menjadi kunci dalam menciptakan suasana damai dan harmonis di antara berbagai penganut agama yang ada di Indonesia.

Kedua, sila kedua Pancasila memiliki nilai kemanusiaan yang adil dan beradab menunjukkan perlunya menghargai setiap individu tanpa memandang suku, agama, atau status sosial. Dengan membangun sikap saling mencintai, tenggang rasa, dan menghormati, masyarakat dapat mengatasi intoleransi dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.

Ketiga, sila persatuan Indonesia mengajarkan pentingnya memprioritaskan persatuan dan kesatuan di atas perbedaan. Dalam konteks anti intoleransi, berarti mengubah perbedaan menjadi kekuatan untuk menyatukan bangsa. Pemahaman bahwa perbedaan adalah hukum alam yang harus dihormati dan dijadikan sebagai alat untuk memperkaya dan memperkuat persatuan menjadi kunci dalam mengatasi potensi konflik.

Keempat, sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan menekankan pentingnya musyawarah dan gotong-royong dalam pengambilan keputusan. Dengan menghormati keputusan bersama yang dihasilkan dari musyawarah, masyarakat dapat meminimalisir ketidakpuasan dan konflik yang mungkin timbul akibat intoleransi.

Dan yang terakhir melalui sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, pandangan ini dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang mendukung terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

  • Mengembangkan Sikap Adil Terhadap Sesama:

Pendidikan harus memberikan nilai-nilai adil dan mengajarkan pentingnya sikap adil terhadap sesama. Dalam konteks ini, intoleransi terhadap perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan harus dihindari. Pembelajaran harus mendorong pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman.

  • Menjaga Kesimbangan Antara Hak dan Kewajiban:

Sudah seharusnya pendidikan menanamkan pemahaman bahwa hak-hak yang dimiliki setiap individu harus sejalan dengan tanggung jawab yang harus diemban. Tidak boleh ada diskriminasi atau ketidaksetaraan yang merugikan pihak tertentu.

  • Menghormati Hak Orang Lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun