Mohon tunggu...
Venii Putrii
Venii Putrii Mohon Tunggu... pegawai negeri -

nules dudu karep ku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Demam Virus KB

23 Maret 2012   03:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:36 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Demam virus KB (Kangen Beraatttt) yang mengidap dalam tubuh ini nampaknya telah melumpuhkan otak jernih. Entah..??? belum mampu tuk pahami, harus bagaimana menyikapi dan mensiasati rasa ini. Sudah sepatutnya ku syukuri ataukah justru harus keberpalingan yang harus ku lakukan. Kebingungan masih menjadi kelambu dalam pemahaman. Tolong aku..!! rasa ini benar adanya menyiksa. Bila ku dapat berbicara pada rasa ini "Cobalah bersabar tuk bersahabat dengan waktu, biarkan ku mengenyam dan meraih mimpi-mimpi indah itu tuk menjadi sebuah lembaran senyum untuk mu agar ku tak mengecewakan"


Mengertilah . . .

Biarkan waktu dan kesaksian yang kan membuat segala lisan dan perbuatan menjadi halal bagi ku. Menyadari bahwa segala sesuatu yang telah diciptakan tentulah memiliki ibroh tak terkecuali rasa ini. Tetapi apalah guna bila rasa ini kian membuatku terperosok dalam lembah yang juram dan kelam. Membuat ku semakin menjauhi-Mu, mengingkari-Mu, dan tak mengenal azab-Mu. Sungguh terasa semakin dalam belati menyayat dada ini.


Sudah cukup..!!


Bagi ku debu-debu dosa telah menutupi daun hingga tak mampu ku bedakan antara haram dan halal. Bagi ku kerikil-kerikil dosa telah menggerogoti tubuh hingga lemah dan membuatku lumpuh. Dan kini, tak sanggup ku bila harus menerima lemparan batu-batu dosa yang kan menghimpit akar hingga kritis dan sakarat yang kan berujung pada kematian hati. "Bila diizinkan maka sejauh mungkin ku kan membuang rasa ini". Hingga suatu saat kelak ku berhak menerimanya bersama dengan ridho-Mu. Karena ku sadar, bahwa belum sepantasnya ku merasakan indahnya rasa ini.

Untuk mu . . .

yang kan melengkapi sisa hari penghidupanku,

yang kan menjadi ayah dari mujahid dan mujahidahku,

yang kan menjadi khalifah dalam gubuk kebahagianku,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun