Mohon tunggu...
Veni Fajriani
Veni Fajriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Ekonomi Syariah IPB

Happy Reading and enjoy it

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengenal Fenomena Poverty Porn dalam Perspektif Ekonomi Pembangunan Syariah

25 Maret 2022   09:40 Diperbarui: 25 Maret 2022   09:45 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Salah satu permasalahan di Indonesia adalah Kemiskinan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin  pada september 2021 mencapai 26,50 jt orang. Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang kompleks dan belum teratasi hingga saat ini. Kondisi atau kisah kemiskinan seseorang yang mengandung pilu memberikan sisi kemanusiaan dari masyarakat untuk berbagi sesama, dengan harapan dapat membantu dan mengurangi penderitaan yang dirasakan oleh orang tersebut. 

Belakangan ini banyak konten kreator, artis, ataupun public figure yang menjadikan kisah kemiskinan seseorang sebagai konten yang bisa menarik empati masyarakat umum untuk melakukan aksi berbagi, yang diharapkan dapat membantu seseorang agar bisa memenuhi kehidupan yang layak. Niat baik untuk membantu tersebut hanya dijadikan sebagai konten yang mengundang banyak viewers dan sebagai konsumsi public belaka, tanpa mencari akar permasalahan kemiskinan dan mencari solusi untuk mengatasi kemiskinan tersebut.

Bagi sebagian orang berbagi adalah hal yang wajar dilakukan, namun dampak yang ditimbulkan dari kesalahan memahami konsep berbagi tersebut menimbulkan banyak permasalahan, salah satunya yaitu menjadikan masyarakat memiliki mental pengemis atau meminta tanpa mau berusaha. Hal ini terlihat dari salah satu tren yang diciptakan oleh influencer Arief Muhammad yaitu trend ikoy-ikoyan, yang membuat masyarakat berpikir bahwa ketika ada permasalahan, mereka bisa menyelesaikannya dengan cara meminta. Dalam instagram tersebut, banyak ditemukan masyarakat yang meminta agar dibantu untuk mengatasi permasalahan hidupnya, mulai dari membayar hutang, kredit cicilan motor, bayar biaya pendidikan, biaya rumah sakit, ataupun hanya sekedar meminta untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. 

Begitu Pula dalam konten berbagi yang dilakukan oleh beberapa youtuber, seperti baim wong, Ria Ricis, Atta Halilintar, dan youtuber lainnya yang menjadikan kisah kemiskinan seseorang menjadi konten youtube. Tak ada yang salah dengan berbagi, yang menjadi masalah adalah dampak dari pemahaman masyarakat yang salah terhadap konsep berbagi yang dilakukan oleh beberapa public figur tersebut. masyarakat menganggap solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut hanya dengan meminta kepada public figur, padahal orang tersebut masih bisa berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Kasus seperti ini disebut sebagai Poverty porn. Poverty porn adalah penyajian konten yang menggambarkan seseorang memberikan bantuan kepada orang miskin melalui media untuk mengeksploitasi keadaan mereka. Hal tersebut biasanya dilakukan untuk mencari keuntungan materi, popularitas, atau bahkan sebagai hiburan.

Daripada menggunakan media sosial untuk mengumbar kemiskinan seseorang sebagai suatu konten, lebih baik generasi gen Z lebih berfokus pada kampanye yang memberikan solusi atas kemiskinan itu sendiri. Mengumbar kemiskinan seseorang pada media sosial telah membuat masyarakat Indonesia menjadi tidak merasa malu untuk meminta-meminta pada kolom komentar atau personal chat akun-akun artis. Tujuan konten yang harusnya menginspirasi banyak orang untuk berbagi menjadi semu. Bukannya semakin banyak orang yang berbagi, hal ini justru membuat semakin banyak orang yang meminta-minta. 

Dalam perspektif ekonomi pembangunan syariah, kemiskinan dibedakan dalam dua jenis. Pertama, miskin secara material, keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan material seperti sandang, pangan, papan. Kedua, miskin secara spiritual, yaitu keluarga yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan spiritual seperti ketenangan dalam melaksanakan ibadah dan terbebas dari rasa takut.

Dalam sistem ekonomi Islam, salah satu solusi yang efektif untuk mengatasi kemiskinan material dan spiritual adalah melalui zakat. Sektor zakat memastikan bahwa kelompok kaya (material) harus memenuhi kebutuhan pokok kelompok miskin. Menurut El-Madani (2013), salah satu hikmah diwajibkannya zakat adalah dapat mensucikan jiwa dan hati dari rasa dendam serta menghilangkan rasa iri dan dengki antara orang yang kaya dengan orang yang miskin. 

Data outlook zakat Indonesia pada 2021 menyatakan potensi zakat Indonesia mencapai Rp327,6 triliun. Potensi zakat tersebut terdiri atas zakat perusahaan sebesar Rp 144,5 triliun, zakat penghasilan dan jasa sebesar Rp 139,07 triliun, zakat uang sebesar Rp58,76 triliun, zakat pertanian sebesar Rp 19,79 triliun, dan zakat peternakan sebesar Rp9,52 triliun. Namun, saat ini realisasinya baru mencapai senilai Rp 71,4 triliun. Bahkan, lebih dari 85 persen proses pengumpulan zakat dilakukan melalui OPZ yang tidak resmi.

Peningkatan pengumpulan zakat sejalan dengan peningkatan literasi zakat bagi generasi milenial dan kalangan muda Indonesia yang masih perlu terus diupayakan, mengingat indeks literasi zakat nasional pada 2020 masih pada tingkat moderat (66,78). Selain itu, digitalisasi juga bermanfaat dalam meningkatkan transparansi pengelolaan dan penyaluran zakat.

Oleh karena itu, alangkah baiknya jika media sosial digunakan serta dimanfaatkan untuk menyebarkan edukasi tentang zakat berupa campaign zakat, agar orang yang melihatnya menjadi terinspirasi dan tergerak untuk menunaikan zakat. Hal itu akan mendorong masyarakat untuk memberi daripada meminta melalui media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun