Pernahkah kalian jalan sendirian di tengah ramainya Ibu Kota?
Mungkin kebiasaan "berjalan" di Kota Jakarta merupakan hal yang cukup lumrah dibanding dengan kota-kota lainnya.
Namun, ada satu hal mendalam yang membuat saya semakin yakin untuk mengubah negeri ini, Indonesia.
Berjalan dengan uang Rp 10.000 yang menjadi uang cash terakhir saya  .
Di tengah dinginnya malam Jakarta, disaat saya membayangkan nyamannya kasur dan hangatnya selimut, disitulah mata saya tertuju pada empat mata yang menatap saya dengan harap.
Ini sudah pukul 22.45 dan dagangan mereka masih penuh.
Saya berlalu begitu saja, dan pada langkah ketiga, saya kembali kepada salah satu pedagang tersebut.
Donat dengan harga Rp 8.000 saya beli dan saya bawa pulang.
Saya merasa bersalah sepanjang perjalanan, karena tidak dapat membeli semprong milik pedagang lain. Saya menyesal tidak lebih hemat sebelumnya sehingga saya bisa membeli dagangan beliau.
Melalui peristiwa ini saya menyadari suatu hal, kesenjangan ekonomi.
Apakah kita sadar akan kesenjangan-kesenjangan ekonomi yang setiap tahun, bahkan setiap harinya semakin terlihat?