Mohon tunggu...
Venansius
Venansius Mohon Tunggu... Guru - Guru, Musisi, dan Budayawan

Guru, Musisi, Budayawan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pelajaran dari Buku Tebal

1 Oktober 2021   12:00 Diperbarui: 1 Oktober 2021   12:02 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

6 Desember 2011

dari catatan harian Pecandu Hidup Venan de Passo

Hanya orang yang pernah sakit tahu bahwa ia sehat. Hanya orang yang pernah gagal tahu arti sebuah keberhasilan. Demikianlah nafsu sesungguhnya soal hidup yang memiliki banyak cabang. 

Hanya orang yang bisa menangis dapat merasakan tawa bahagia. Dan, hanya orang bimbang mengerti arti sebuah keyakinan. 

Namun, orang yang tahu berbohong akan merasa lucu bila ia jujur. Orang berdosalah yang memerlukan pertobatan. Begitu pula orang yang kesepian akan mendamba teman. Semua berlaku untuk siapa saja.

Banyak orang takut bila ia bersalah, cemas bila dirinya kalah, khawatir bila usahanya gagal dan ragu pada tangisannya. Ia tak sudi pada pengalaman pahit. Jatuh pada perangkap yang sama tentulah kekonyolan. Tapi, keliru pada bermacam hal dimaklumi banyak orang.

Demikianlah, hanya orang yang pernah berbohong menempatkan nilai kejujuran di atas julang yang lain. Semua itu adalah pelajaran dari buku tebal nan berharga. 

Tidak setiap orang sanggup menerima tapi setidaknya mereka mengerti bahwa suatu perjuangan tidak diperoleh secara instan seperti menyeduh indomie atau jajan roti siap saji. 

Usaha membutuhkan waktu dan proses. Di dalamnya terkandung resiko komplit sehingga yang mana saja bisa menjadi buah kegagalan yang menarik pada jurang putus asa.

Perjuangan yang direncana itu bukan untuk direbut menjadi milik sendiri tanpa harus dipelajari, melainkan diterima bila nanti menghadapi resiko pelik. Belajar dari itu semua dan tak mengeluh karena tampaknya kita merasa terhina atau tersingkir dari pertandingan.

Tak apa, itu pencapaian sebuah prestasi, tak lebih membantu bila kita kecewa pada diri sendiri. Meski secara manusiawi kita sulit menerima, yakinlah, semua itu adalah pendidikan yang membangun kembali karakter diri kita yang telah dirobohkan perasaan malu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun