Mohon tunggu...
Vella Arna
Vella Arna Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - berbagi info

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Mengelola Konten agar Dapat Mempertahankan Antusiasme Konsumen

23 Juni 2021   22:28 Diperbarui: 23 Juni 2021   23:04 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lahirnya sosial media memberikan perubahan yang besar untuk kita. Dengan lahirnya sosial media, masyarakat telah menemukan banyak kemudahan yang dirasakan. Salah satunya adalah kemampuan dalam mengekspresikan diri melalui sosial media. Kita dapat menyuguhkan berbagai konten apapun yang kita kehendaki untuk dilihat oleh khalayak ramai. Jika beruntung, beberapa dari konten kita akan langsung mencuat naik atau viral entah karena digemari banyak orang atau tidak disukai banyak orang. 

Akhir-akhir ini beberapa konten yang diberikan oleh konten kreator memang sangat mudah terkenal. Konten-konten tersebut berasal dari berbagai platform seperti youtube, instagram, twitter, facebook, tiktok, dan lainnya. 

Alasan viralnya konten tersebut beraneka ragam seperti karena disukai banyak orang, kontennya yang unik dan menarik, konten aneh, konten ekstrim, konten yang menguras emosi hingga dibenci banyak orang. Kita sendiri tidak bisa untuk selalu memfilter bagaimana caranya agar konten-konten yang kita buat dapat selalu disukai banyak orang bahkan semakin banyak dilirik oleh masyarakat karena semakin banyak yang suka dan tertarik. Salah langkah karena perbuatan atau salah kata malah dapat menjerumuskan kita sendiri ke dalam jurang keguguran. 

Apalagi seperti yang kita ketahui, apa yang sudah di atas dapat dengan mudahnya jatuh ke jurang terbawah hanya karena netizen kurang suka lalu memberikan sanksi sosial sehingga si konten kreator tenggelam. Hal ini tentu merupakan hal yang tidak diinginkan oleh siapapun. Oleh karena itu, sebagai konten kreator kita harus bijak dan pandai dalam mengatur strategi marketing. Jangan sampai para penggemar konten yang sudah kita perjuangkan dari awal hilang begitu saja karena kesalahan kecil yang kita buat. Salah satu caranya adalah dengan mengelola dan mengevaluasi konten-konten yang sudah kita buat.

Cara paling umum untuk mengetahui apakan konten yang kita buat sudah sesuai dengan pasar dan disukai oleh banyak pengguna yang melihat adalah dengan antusiasme konsumen dalam meninggalkan jejak di konten kita seperti meninggalkan like, komentar, dan seberapa banyak konten dibagikan kepada pengguna-pengguna lainnya. Kita dapat melihat bagaimana cara pengguna memandang konten yang kita buat melalui komentar yang ditinggalkan. 

Terkadang beberapa dari konsumen meninggalkan komentar berupa saran atau kritik tentang bagaimana konten yang kita buat akan lebih menarik dari sudut pandang yang berbeda. 

Dalam mengelola konten yang sudah dibuat, kita perlu berkaca pada konten yang beredar saat ini. Menurut Bampo, dkk, (2013), beberapa faktor viralnya sebuah konten yaitu struktur dari jaringan sosial, karakteristik konsumen dan aktivitasnya dalam menyebarkan konten yang kita buat, dan 'the seeding strategy' yaitu strategi dalam memilih konsumen target (pasar) yang diinginkan. Menurut Wesfix (2017) ada beberapa tips yang membuat sebuh konten menjadi viral. Saya mengutip 2 dari 4 tips diantaranya dan sekaligus akan saya jelaskan bagaimana cara mengelola sebuah konten berdasarkan sudut pandang saya.

Pertama yaitu mengikuti perkembangan tren. Sudah bukan rahasia umum lagi, kebanyakan konten yang menjadi viral adalah konten-konten yang mengikuti perkembangan tren dalam dunia sosial media. Memang tidak semua konten viral disebabkan oleh sebuah tren, tetapi menurut saya ini menjadi sebuah strategi yang cukup menjanjikan agar konten bisa cepat viral. Namun seharusnya tidak semua konten viral yang kita ketahui dapat langsung diikuti tanpa disaring atau dipelajari terlebih dahulu. Sebagai seorang konten kreator yang bijak, alangkah baiknya jika ingin menggunakan tren sebagai salah konten yang akan kita buat maka kita harus mempelajari dulu tren tersebut. Jangan langsung diambil mentah-mentah apalagi jika kita belum mengenali dengan baik pasaran konsumen. Viral boleh, tetapi usahakan tetap kedepankan kualitas dan kuantitas Mengikuti tren juga bukan merupakan satu-satunya jalan untuk menjadikan sebuah konten cepat viral. Mau mengikuti atau tidaknya sebuah tren, kita harus tetap fokus menonjolkan branding dari konten yang ingin kita sampaikan kepada pengguna sosial media. Akan lebih baik lagi jika konten yang kita hasilkan bukan dari mengikuti tren yang sudah ada, tetapi melahirkan sebuah tren baru. Jika hasil ini berhasil, tentu akan menjadi sebuah batu lompatan. Jangan sia-siakan kesempatan ini karena belum tentu bisa datang dua kali.

Cara kedua yaitu provokatif. Dalam membuat sebuah konten, tentu isi dari konten tersebut harus dapat memikat perhatian konsumen sehingga tertarik untuk tetap mengikuti berbagai konten yang kita buat hingga akhirnya memfollow akun kita agar tidak ketinggalan informasi dari konten yang dibuat. Tetap terhubung, konsisten dalam membuat konten agar orang-orang tahu branding apa yang mau kita coba berikan kepada pasar, menyuguhkan konten yang unik, kreatif, menarik dan dapat meningkatkan emosi konsumen namun tetap memberikan informasi bermanfaat serta menonjolkan ciri khas, serta memberikan energi positif selama membuat konten merupakan bentuk pengelolaan yang paling utama bagi seorang konten kreator.   

Metode ketiga yang menurut saya paling ampuh dalam mengevaluasi konten yang saya buat adalah dengan menonton kembali konten-konten yang sudah saya buat sebelumnya. 

Semakin hari tentu akan ada semakin banyak perkembengan dalam membuat konten. Apalagi jika konten-konten tersebut sudah saya variasikan dengan berbagai kolaborasi dengan konten-konten kreator lainnya, melakukan rewatch terutama terhadap konten-konten yang serupa yang sudah saya buat adalah sebuah keharusan agar saya bisa membandingkan apa saja kekurangan yang masih harus saya perbaiki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun