Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj menyatakan dukungan (secara pribadi) kepada Calon Presiden dari poros Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Padahal disisi lain Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang selalu diidentikan dengan Nahdlatul Ulama (NU) secara resmi bermitra ke PDI-P mengusung Jokowi sebagai Calon Presiden. Lalu timbulah pertanyaan, akankah pernyataan Ketua PBNU akan mempengaruhi suara untuk Jokowi dari kalangan warga Nahdliyin ?
Sedikit banyaknya mungkin benar jika pernyataan dari Ketua PBNU akan mempengaruhi warga Nahdliyin, terutama dari kalangan santri dalam Pemilu Persiden bulan Juli nanti. Pengamat politik Universitas Indonesia, Agung Suprio yang dimuat di Republika.com pada Jum'at (16/5) mengatakan jika ada hal disebut dengan ikatan patron-klien sangat kental berlaku dikalangan warga Nahdliyin. Yakni pengaruh Kiyai yang sangat besar kepada santri-santrinya. Terlebih dalam hal ini KH Said Aqil adalah sebagai kiyai besar NU yang menjabat sebagai ketua ormas. Tentu beliau memiliki pengaruh tidak hanya kepada santri tetapi juga terhadap kiyai-kiyai didalam lingkungan NU.
Jika diposisikan lewat ikatan patron-klien. Maka posisi Kiyai Said sebagai patron dari kyai-kyai NU, sedangkan kyai-kyai NU adalah patron bagi santri-santri dan jamaahnya yang jumlahnya tentu tidak sedikit. Ditambah lagi dengan kehadiran Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berkoalisi dengan poros Gerindra. Tidak sedikit kyai-kyai NU yang bergabung di PPP yang tentu dengan pola ikata patron-klien akan memiliki pengaruh yang mungkin tidak sedikit kepada warga Nahdliyin.
Jika melihat pola ikatan patron-klien tadi, maka wajar saja jika pada nantinya warga Nahdliyin yang merupakan lumbung suara PKB tidak berkontribusi besar seperti diharapkan dalam memberi dukungannya pada Jokowi di pilpres nanti, walau tidak menutup kemungkinan jika masih banyak warga NU yang setia dengan PKB.