Mohon tunggu...
Efemes
Efemes Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Just

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Indah Dari Bumi Papua di Muktamar Muhammadiyah

7 Agustus 2015   10:28 Diperbarui: 7 Agustus 2015   10:28 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka berdua diutus oleh Bapak Adhan Arman Wollong, Ketua Muhammadiyah Kep. Yapen untuk mengikuti muktamar kali ini. Mereka pun menyatakan rasa syukur juga bangga karena dapat menjandi penggembira dalam muktamar. Serta tidak lupa menyampaikan harapannya kepada ketua umum Muhammadiyah yang baru agar lebih mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah di Papua agar dapat setara dengan didaerah lainnya, juga agar Umat Kristiani di Papua lebih bangga kepada Muhammadiyah.

 

Ternyata, hal ini indah telah berlangsung lama. Muhammadiyah telah puluhan tahun ikut membangun Bumi Cendrawasih dengan penuh toleransi dan menunjukan Islam Rohmatan lil'alamiin, rahmat bagi seluruh alam, lintas suku, ras dan agama. Seperti yang tercermin dalam lembaga Muhammadiyah yang diceritakan oleh kedua saudara kita dari Papua tadi.

 

Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia tidak hanya mencerahkan umat Muslim tetapi juga umat lainnya lewat berbagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)-nya. Bahkan jauh sebelum adanya UU terkait harusnya setiap siswa mendapat pendidikan agama sesuai agamanya masing-masing ditahun 2003, sekolah Muhammadiyah diwilayah timur, tepatnya di SMA Muhammadiyah Ende telah menjalankan itu sejak tahun 1971.

 


Tidak hanya dilemaga pendidikan tingkat dasar dan menengahnya, diperguruan tinggi Muhammadiyah diwilayah timur pun telah banyak melahirkan sarjana-sarjana yang tidak hanya dari umat Muslim. Seperti yang pernah disampaikan oleh Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indoneaia (APTISI) Prof Dr Edy Suandi Hamid. Beliau pernah berbagi pengalamannya saat menyaksikan acara wisuda di Sekolah Tinggi Ilmu Komuniskasi (STIKOM) Muhammadiyah Jayapura. Dari 146 orang wisudawan, 126 orang diantaranya beragama Kristen/Katolik dan hanya 20 orang wisudawan yang beragama Islam.

 

Apa yang telah berjalan dilembaga-lemabaga pendidikan Muhammadiyah tersebut adalah hal yang sangat membanggakan dan sangat pantas mendapat apresiasi juga dukungan, serta patut ditiru oleh ormas-ormas lainnya. Juga pemerintah sangat wajar untuk memberi dukungan serta bantuan kepada Muhammadiyah juga ormas lainnya yang melakukan hal serupa agar saudara-saudara kita diwilayah timur dapat mengenyam pendidikan seperti didaerah lainnya demi kemajuan dan kesejahteraan mereka yang juga pasti akan berdampak baik untuk segala hal secara nasional.

 

Jika beberapa waktu lalu saya pernah menemukan tulisan yang intinya memuat Umat Muslim di Indonesia lebih peduli kepada Palestina ketimbang saudara sebangsanya di Papua, lalu disusul dengn insiden Tolikara, semoga apa yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah dapat menepis dan membantu meluruskan pemahaman yang keliru tersebut. Bahwa Umat Muslim pun mencintai saudara-saudara sebangsanya diwilayah timur. Juga menunjukan kepada bangsa ini jika toleransi antar umat beragama, khususnya Muslim dan Kristiani di Papua pun harmonis. Sehingga dapat lebih menumbuhkan dan menguatkan persatuan bangsa demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa, khususnya Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun