Mohon tunggu...
Nurvita Wahyu Febriani
Nurvita Wahyu Febriani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Just do that I can do, because it's me and that's you.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menilik Dunia Kerja yang Sesungguhnya

24 November 2012   00:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:45 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi seorang aktifis, tentu merupakan bagian dari kehidupan sebagian  kalangan mahasiswa. Terutama bagi mereka yang memang senang dan berminat, untuk berorganisasi. Ya, ada berbagai kegiatan yang dapat dipilih untuk diikuti ketika seorang mahasiswa memutuskan untuk menjadi aktifis. Ada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti pencak silat, bela diri, teater, pecinta alam, maupun kegiatan kemahasiswaan lainnya. Selain itu, ada pula berbagai organisasi yang juga bisa dipilih antara lain berbagai himpunan mahasiswa, ikatan mahasiswa, maupun berbagai komunitas yang sesuai minat dan jurusan mereka dibangku kuliah.

Ketika membahas tentang dunia aktifis terkait dengan berbagai UKM, organisasi, maupun komunitas, tentu erat pula kaitannya dengan kata panitia. Dimana biasanya, para anggota akan dilibatkan dalam suatu acara untuk tergabung dalam kepanitiannya. Entah itu atas nama universitas, organisasi atau komunitas, maupun atas nama pribadi. Namun pada dasarnya, intinya semua bermuara pada satu tujuan yaitu untuk melatih mahasiswa terjun dalam dunia kerja secara nyata, meski masih daam taraf belajar dan kecil – kecilan.

Banyak orang yang menyebut event organizer atau EO adalah bahasa kiasan dari profesi kuli. Dimana orang – orang yang tergabung di dalamnya bertugas untuk menyiapkan suatu acara dari sebelum hingga sesudah pelaksanaan. Mereka bertanggungjawab penuh atas keberhasilan pelaksanaan suatu acara. Karenanya, para EO pun harus mempunyai konsep yang matang sebelum mempersiapkan sebuah acara.

Kerjasama, ketekunan, ketepatan, tanggungjawab, kecermatan, merupakan modal utama bagi para EO untuk bisa menuntas pekerjaannya dengan hasil yang sempurna. Dan inilah yang kita pelajari ketika kita tergabung dalam sebuah kepanitiaan atau bisa dibilang “EO kecil – kecilan.” Tak berharap upah tentunya, ketika kita diminta menjadi panitia yang sifatnya volunteer atau relawan semata. Karena memang, pengalaman merupakan upah paling berharga bagi kita.

Sekilas, bergabung dalam sebuah kepanitiaan atau menjadi bagian dari sekelompok Event Organizer, memang nampak seperti menjadi seorang kuli yang hanya sekedar berwira – wiri demi menyiapkan event yang menjadi agendanya. Namun sejatinya, ada banyak manfaat yang akan kita dapatkan ketika kita bergabung dalam suatu kepanitiaan, terutama bagi kalangan mahasiswa yang kelak akan menghadapi dunia kerja secara nyata.

Seperti yang dituturkan oleh Nana Fahriany, seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). “Bergabung dalam suatu kepanitiaan maupun menjadi EO dalam sebuah event meski hanya berstatus volunteer, namun banyak manfaat yang kita dapatkan . Antara lain bisa nambah jaringan, nambah temen, bisa belajar cari duit sendiri, jadi lebih mudah berbaur dengan masyarakat, belajar jadi problem solver, melatih kemampuan lobi dan negosiasi yang akan bermanfaat bagi kita ketika kerja nanti, plus nambah pengalaman tentunya.”

Mahasiswi jurusan ilmu komunikasi yang kerap disapa Nay ini memang aktif bergabung dalam berbagai kepanitiaan suatu acara. “Aku sering menjadi panitia diberbagai event baik untuk di dalam maupun di luar kampus, diantaranya Seminar Nasional “Indonesia dalam Genggaman Korporatikrasi oleh DR. Amien Rais” tahun 2011, Jobvaganza Trans TV tahun 2011, Seminar Motivasi, “Financial Revolution Tung Desem Waringin” di The Rich Hotel tahun 2012, dan yang terkahir International Conference on Media, Communication and Culture, “Rethinking Multiculturalism: Media In Multiculture Society”, Jurusan Ilmu Komunikasi UMY 2012,” tuturnya.

Nay pun memaparkan bahwa menjadi panitia ataupun volunteer dalam sebuah event, sejatinya tak smudah seperti yang dibayangkan. “Biasanya kalau untuk even di kampus, kesulitannya temen – temen kadang kurang kompak, sulit cari sponsor, juga peserta yang kurang antusias. Sedangkan untuk even di luar kampus, biasanya klien sering gonta - ganti permintaan, apalagi kalo udah berhubungan dengan pihak ketiga, harus pinter - pinter ngatur kondisi biar semua tetep berjalan sesuai rencana. Selain itu, juga ering terkendala oleh dana minim atau bahkan belum cair maupun anggaran yang dikurangi ditengah even.”

Ya, jika kita menilik lebih jauh semua itulah yang akan kita hadapi di dunia kerja nantinya. Tuntutan untuk bisa bekerjasama, tanggap akan segala situasi, pandai mencari sumber dana, mampu menangani klien, adalah sedikit dari ilustrasi kompleksnya dunia kerja. So, belajarlah dari sekarang mulai dari tahap yang paling dasar dengan menjadi EO kecil – kecilan yaitu dengan bergabung dalam suatu kepanitiaan maupun menjadi volunteer dalam sebuah even.

Semoga bermanfaat, salam mahasiswa.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun