Dalam catatan Sobron Aidit (1960-an), muncul sebutan sebagai orang Sawang. Untuk arti “Sawang” sendiri berarti jaring laba-laba yang berwarna hitam yang menempel di dinding rumah. Para tetua, lebih senang menyebut identitas dirinya sebagai orang Sekak dan pada generasi muda sebaliknya. Namun lebih banyak literatur ilmiah yang mengacu pada nama “Sekak”.
Dalam ekspresi pandangan Andrea Hirata dalam kisah Laskar Pelangi digambarkan bahwa suku Sawang (Sekak) adalah orang-orang yang memiliki integritas & etos kerja yang tinggi, murah hati, dan tidak pernah berurusan dengan masalah hukum.
“…Tak ada kepelitan mengalir dalam pembuluh darah orang Sawang… Sejarah menunjukkan bahwa orang-orang Sawang memiliki integritas, mereka hidup eksklusif dalam komunitasnya sendiri, tak usil dengan urusan orang lain, memiliki etos kerja yang tinggi, jujur, dan tak pernah berurusan dengan hukum. Lebih dari itu mereka tak pernah lari dari utang-utangnya.” (Hirata, 2008:164)
Hal di atas mengindikasikan bahwa masyarakat suku Sekak sangat memiliki nilai moral kultural yang tinggi yang dapat menghindari konflik dan menjamin terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam hidup bermasyarakat.
Kesenian Suku Sekak
Terdapat aneka kesenian suku Sekak seperti tarian dan lantunan lagu bersyair pantun. Tarian dibagi menjadi tarian ritual dan tarian adat. Yang termasuk tarian ritual seperti Tari Pencak Silat, Kuda Dareng, Ancak, Jitun, Mancing Ikan, Numbak Duyung, Simbang Raje, Lanun, Simbe Gelumbang dan lain-lain.
Tari adat mencakup tari Sampan Ngeleng, Cingadek, Sembah Raje, Bulan Terang Kelima Belas, Bedaek, Beluncong, Ketimang Burong, Telusor Tebing, Gajah Manunggang, Nyalui, Aku Berayun, Mate Angin dan lain-lain.
Kerajinan orang Sekak yang terkenal yaitu Tikar Tagem ( Tikar Besar Kajang), sejenis tenda untuk perahu.
- Campak Dalong
Adalah kesenian tradisional khas suku Sekak. Campak yang berarti menyepak atau menendang sedangkan Dalong berarti kalung. Dikenal pula sebagai “ Sampan Gelang”. Kesenian ini diperkirakan telah ada sejak tahun 1010 M.
Gerakan menyepak ini mengibaratkan menyepak gelombang laut yang datang ke pesisir. Dalong yang dipakai terbuat dari kerang kecil yang dirangkai dalam seutas benang.
Kesenian Campak Dalong terdiri dari seni tari dan seni lisan. Dalam ritual Muang Jong dipertunjukkan tari Campak Dalong yang diiringi dengan Deker sebagai nyanyian untuk memanggil roh leluhur. Campak Dalong menggunakan tiga gendang yaitu Gendang Nganak, Gendang Tengah, Gendang Nduk. Diiringi 1 gong, 1 orang penyanyi dan beberapa penari.