Mohon tunggu...
Varhan AZ
Varhan AZ Mohon Tunggu... Auditor - Penyemangat

Beneficial #ActivistPreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penghargaan dan Kesetaraan untuk Manusia-manusia Hebat Indonesia

23 November 2020   13:55 Diperbarui: 23 November 2020   14:11 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Varhan Abdul Aziz
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Lumbung Informasi Rakyat (LIRA)

(Dok. Kemensos)

"Jangan Biarkan Apa Yang Tidak Bisa Anda Lakukan, Mengganggu Apa Yang Bisa Anda Lakukan. "
- John Wooden -

Saya penggemar berat Nick Vujicik, seorang Disabilitas tanpa kaki dan tangan yg berhasil menjadi motivator luar biasa. Ia menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia dengan kisah perjuangan hidupnya untuk menjadi seorang Abilitas. Bukunya berjudul "Life Without Limits" Adalah rujukan wajib saudara2 kita penyandang Disabilitas untuk terus semangat menjalani hidup.

Bagi saya, penyandang disabilitas adalah orang2 Istimewa. Mereka menjadi cambuk bagi kita yang beruntung terlahir sempurna, agar tidak menyia2kan hidup. Malu rasanya ketika ribuan kali saya mendengar kisah sukses orang dengan keterbatasan, meraih kesuksesan yang tidak terbatas. Kalau bisa, ingin rasanya wajah ini disembunyikan dihadapan keberhasilan mereka. Shame on me.

Mereka adalah orang2 spesial yang harus mendapat apresiasi tinggi. Ketika beberapa hari lalu Kemensos melaunching  website Creative Disability dan Creative Disability Awards, saya merasa bahagia, karena  perhatian Negara termanifestasikan dalam bentuk yang nyata. Orang2 ini diperhatikan secara khusus untuk menjadi setara sebagai Rakyat Indonesia.

Perhatian khusus pada isu disabilitas ini tidak akan hadir bila bukan karena adanya empati yang tinggi. Mensos dan jajaranya telah menunjukan upaya yang tinggi kepada saudara kita yg kurang beruntung tersebut. Hal ini dibuktikan dengan tema yang berbeda dalam menyambut Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2020.

"Not All Disabilities are Visible". Ada makna yang dahsyat didalam tema ini. Karena benar, seringkali kita tidak bisa melihat orang dengan keterbatasan yang tidak tampak jelas. Kebanyakan dari kita mengidentikan disabilitas dengan kecacatan. Padahal bukan. Disabilitas terbagi menjadi 4, yaitu : Disabilitas Fisik, Sensorik, Mental dan Intelektual, yang semuanya juga harus mendapat hak yg sama.

Melalui tema tersebut agaknya Menteri Juliari P Batubara ingin mengajak kita untuk memperlakukan setiap kelompok penyandang disabilitas ini meraih kesempatan yang setara. Bukan setara dalam arti menyamakan kemampuan, namun memberikan tempat yang sesuai dengan mereka agar berdaya dan merasakan hidup yang penuh makna. Mereka tidak minta dikasihani, mereka hanya perlu untuk didukung untuk hidup mandiri.

Perhatian khusus Pemerintah pada penyandang disabilitas juga ditujukan optimal di masa pandemi ini. Lebih dari 23.700  penyandang disabilitas berat menerima bantuan dari Kemensos. Bantuan yang diterima senilai 2.4jt, selain itu terdapat pula Program Keluarga Harapan (PKH) bagi yg memiliki anak Disabilitas. Dukungan juga disempurnakan melalui program rehabilitasi sosial untuk mereka. Bangga.

2018 lalu saya bersyukur bisa menjadi bagian dari momen bersejarah Asian Games dan Asian Paragames. Saat itu saya diamanahkan oleh Inasgoc, Inapgoc dan Purna Paskibraka Indonesia untuk menjadi Petugas Senior Victory Medal Ceremony di Banyak Cabang Olahraga secara rolling dari satu venue ke venue lainya. Disana saya bertemu berbagai kelompok atlit disabilitas dan setiap hari saya selalu saja sesekali menangis melihat perjuangan mereka.

Bukan karena kasihan, tapi karena bangga melihat mereka yg terbatas, berjuang untuk hidup tanpa batas. Mereka manusia2 hebat yang bekerja keras untuk kehormatan bangsanya. Mereka tidak selalu atlit yang sedari lahir cacat, ada juga yang kurang beruntung karena kecelakaan atau perang. Salah satu yang saya selalu idolakan adalah M.Fadli.

2011 saya bertemu langsung denganya di bandara Fukuoka Jepang ketika program pertukaran mahasiswa. Saya baru mau pulang ke Indonesia, ia juga baru saja menang Balap Supersport, kami berfoto bersama, saat itu kakinya masih ada. 2018 saya kembali berfoto denganya di sentul, ia juga juara namun bukan dengan motor, tapi dengan sepeda karena kaki kirinya diamputasi setelah menang Supersport Asia di sentul 2015.

Salute, ia tidak meratapi kehilangan kakinya, dan berjuang bangkit hingga kembali menjadi juara. Tidak pernah ada yang tahu seperti apa nasib kita nanti. Oleh karena itu, mari syukuri hidup ini dengan berbuat yang terbaik yang bisa kita lakukan, untuk Bangsa, Negara dan Agama. Jangan sia2kan hidup dengan hal tak berfaidah. Setiap dari kita bisa menjadi spesial dengan segala kelebihan dan kekurangan yg dititipkan Allah pada diri ini.

Kita semua bangga ketika Pemerintah Indonesia menyamakan jumlah bonus bagi atlet peraih medali Asian Games dan Asian Paragames. Karena mereka telah sama2 berjuang, mengharumkan Indonesia. Hal ini menjadi bukti, Disabilitas di Negeri ini memiliki harapan yang sama besar sebagai sesama rakyat untuk meraih kesuksesanya. Bersama kita terus sempurnakan kesempatan terbaik untuk setiap saudara2 penyandang disabilitas Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun