Mohon tunggu...
Vara MadinaYazikra
Vara MadinaYazikra Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Andalas

Saya adalah mahasiswa Universitas Andalas jurusan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Seni

Resensi Film "2nd Miracle in Cell No.7"

9 Mei 2025   09:06 Diperbarui: 9 Mei 2025   09:10 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Oleh Sumber, Penggunaan wajar, https://id.wikipedia.org/w/index.php?curid=4441410

Film ini di serial pertama merupakan adaptasi film dari Korea dengan judul yang sama yang disutradarai oleh Lee Hwan-kyung. Film dengan judul "2nd Miracle in Cell No.7" ini disutradarai oleh sutradara yang berbeda dengan versi sebelumnya. Sebelumnya, film "Miracle in Cell No.7" ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Meskipun begitu, film ini tetap diawasi oleh Lee Hwan-kyung. 

Di bagian awal film, kita sudah dibuat menangis dengan alur cerita saat Kartika merayakan ulang tahunnya yang ke sepuluh bersama para penghuni sel no.7 dan membaca surat dari ayah Dodo, yan ternyata itu dibuat oleh Hendro. Juga yang banyak menguras air mata, penggambaran bagaimana seorang penyandang disabilitas mental menghadapi ketidakadilan ditunjukkan dalam catatan kehidupan terakhir Dodo di jeruji besi. Vino G Bastian patut diacungi jempol karena keberhasilannya memerankan karakter Dodo dan membuat penonton menangis karenanya. 

Tidak hanya ada drama dan kesedihan, banyak humor-humor yang mampu mengundang gelak tawa penonton ditengah scene sedih. Celetukan-celetukan lucu dari Gepeng ( diperankan Indra Jegel) dan  Bewok ( diperankan Rigen), yang ringan dan mencoba berdamai dengan keadaan yang dialami sekarang merupakan humor yang terasa dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia sekarang. Celetukan lucu tersebut seperti menyampaikan pesan kepada penonton untuk menghadapi keputusasaan dengan humor yang mereka buat. 

Di film ini seperti flashback lewat buku harian yang ditemukan di rumah lama Dodo, , milik  ibu Uwi, ibu dari Kartika. Dari sana dijelaskan perjalanan dari bagaimana awal kedekatan ibu Uwi dengan Dodo, hingga Kartika lahir. Namun, sedikit kekurangan dari film ini adalah meskipun banyak membahas tentang Kartika dan konflik utamanya adalah hak asuh kartika yang diambil oleh Hendro, film tetap tidak menjelaskan bagaimana keadilan untuk Dodo yang yang dituduh dan dihukum mati. Apa tuntutan lain untuk keadilan Dodo dan apa konsekuensi untuk orang yang telah menuduh Dodo dan memasukkannya ke dalam penjara. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun