Mohon tunggu...
Vanisa Tsuraya Yahmanita
Vanisa Tsuraya Yahmanita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Perguruan Tinggi Harus Diwajibkan atau Dibiarkan sebagai Pilihan?

22 Mei 2024   21:31 Diperbarui: 22 Mei 2024   21:42 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perguruan tinggi telah menjadi bagian integral dari sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan tinggi di Indonesia merupakan topik yang selalu menarik untuk dibahas. Salah satu isu hangat dalam dunia pendidikan yang sedang mencuat adalah pandangan bahwa perguruan tinggi itu tidak wajib, atau lebih tepatnya hanya bersifat tersier. Isu ini memunculkan berbagai perspektif dan kontroversi di masyarakat. 

Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang dianggap tersier ini telah banyak dikritik karena pandangan ini secara tidak langsung menyiratkan bahwa pendidikan tinggi hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki kemampuan finansial yang cukup. Kritik ini timbul dari kenyataan bahwa biaya pendidikan di perguruan tinggi sangat tinggi, sehingga hanya orang yang memiliki kemampuan keuangan yang baik yang dapat mengakses pendidikan ini. Dengan demikian, perguruan tinggi tidak wajib untuk orang yang tidak mampu. 

Beberapa pihak berpendapat bahwa pendidikan tinggi seharusnya menjadi hak bagi setiap individu, tanpa memandang latar belakang ekonomi. Mereka berpendapat bahwa setiap orang memiliki potensi dan hak yang sama untuk mengakses pendidikan tinggi, tanpa adanya batasan finansial yang membatasi kesempatan mereka. Jika pendidikan tinggi hanya dianggap sebagai pilihan, maka kemungkinan besar akan ada penurunan minat dan motivasi untuk mengejar pendidikan tinggi. Pandangan bahwa pendidikan tinggi bersifat tersier juga dapat menyebabkan kesenjangan sosial yang lebih dalam. Jika pendidikan tinggi dianggap hanya untuk mereka yang mampu secara finansial, maka individu yang kurang mampu akan terpinggirkan dari kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas hidup mereka melalui pendidikan. Ini akan mengakibatkan adanya kesenjangan dalam akses terhadap pekerjaan yang baik, penghasilan yang layak, dan kesempatan untuk berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan masyarakat.

Namun, di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa perguruan tinggi merupakan pilihan, bukan kewajiban. Mereka berargumen bahwa pendidikan tinggi tidak selalu menjadi jaminan untuk meraih kesuksesan. Ada banyak orang yang sukses meskipun hanya memiliki pendidikan tingkat menengah atau bahkan hanya pendidikan dasar. Selain itu, biaya pendidikan tinggi yang tergolong mahal menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pandangan ini. Sebagian orang berpendapat bahwa biaya pendidikan tinggi yang tinggi membuatnya hanya dapat diakses oleh kalangan yang mampu secara finansial, sehingga secara tidak langsung mengurangi kesempatan bagi individu yang kurang mampu.

Sangat penting untuk dipahami bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam pembangunan individu dan masyarakat. Melalui perguruan tinggi, individu dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam, keterampilan khusus, dan pemahaman yang lebih luas tentang dunia. Perguruan tinggi juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan sosial, berkolaborasi, dan mempersiapkan diri untuk karir yang sukses. Selain itu pendidikan tinggi juga memiliki dampak positif yang signifikan bagi masyarakat secara keseluruhan. Lulusan perguruan tinggi memiliki potensi untuk berkontribusi dalam inovasi, penelitian, dan pengembangan ekonomi. Mereka juga dapat menjadi pemimpin masa depan yang mendorong perubahan sosial dan memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat.

Untuk mencapai masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan, penting bagi setiap individu untuk memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan tinggi. Akses yang adil berarti bahwa biaya pendidikan tidak boleh menjadi hambatan utama bagi mereka yang memiliki minat dan potensi untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara telah melakukan upaya untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan tinggi melalui berbagai kebijakan, seperti beasiswa, pinjaman pendidikan yang terjangkau, dan program bantuan keuangan bagi mereka yang kurang mampu. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dan memastikan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya terbatas pada kelompok yang mampu saja.


Oleh karena itu sangat diperlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan tinggi tanpa terkendala oleh faktor finansial. Kesetaraan akses pendidikan tinggi bukan hanya tentang memperluas kesempatan, tetapi juga tentang menciptakan kesempatan yang merata bagi semua orang, tanpa terkecuali. Semua pihak perlu bekerja sama untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan memberdayakan, sehingga setiap individu dapat mengembangkan potensi mereka tanpa terkendala oleh faktor ekonomi. 

Pemerintah perlu memberikan bantuan finansial dan beasiswa kepada masyarakat yang kurang mampu agar dapat mengakses pendidikan tinggi. Perguruan tinggi juga hendaknya dapat menjalin kerjasama dengan lembaga donor atau perusahaan untuk memberikan program beasiswa atau pembiayaan pendidikan bagi mahasiswa berprestasi namun kurang mampu.

Kesimpulannya, isu seputar "perguruan tinggi itu tersier, tidak wajib" menyoroti kompleksitas dalam aksesibilitas pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan menyadari tantangan dan dampak yang ditimbulkan oleh ketidaksetaraan akses pendidikan tinggi, penting bagi semua pihak terkait untuk bersama-sama mencari solusi yang inklusif dan berkelanjutan. Pendidikan tinggi bukanlah hak istimewa, tetapi sebuah investasi dalam masa depan bangsa. Melalui upaya bersama, kita dapat menciptakan sistem pendidikan tinggi yang lebih inklusif, adil, dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun