Mohon tunggu...
Vania amadea
Vania amadea Mohon Tunggu... Freelancer - XOXO

YOLO

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

CERPEN: "Shhhh" Tetap Diam!

16 Juni 2020   20:40 Diperbarui: 30 Juni 2020   13:18 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sesampainya di depan apotik ternyata ayah dan Ally diintip oleh seseorang yang mencurigakan. Setelah selesai mengambil obat ayah dan Ally buru -- buru berjalan menuju rumah. Ditengah perjalan mereka dicegat oleh lelaki yang menguntit mereka dari tadi. Dia mengaku, dia adalah seorang pendeta dan memaksa mereka masuk sebagai pengikutnya dan berbicara melalui buku karena mereka takut hewan itu mendengar suara dan datang. 

Ayah dengan memberanikan diri menolak hal tersebut dengan tegas dan sopan, dan langsung bergegas pergi. Saat Ally menoleh kebelakang untuk memastikan lelaki itu tidak menguntit lagi lelaki itu tiba -- tiba hilang begitu saja, namun mereka tidak menggubris lagi. Sesampainya dirumah mereka pun bergegas membersihkan luka ibu Ally dan memberinya antibiotik tersebut. Tidak terasa malam pun datang, tiba- tiba Jude berteriak dan memanggil ayah.

"Ayah, lihatlah ada beberapa orang menyeramkan dengan wajah senyum berdiri di depan pintu rumah kita" teriak Jude.

Mereka semua pun berkumpul dan melihat kearah jendela. Ally dan ayahnya pun terkejut karena orang tersebut adalah lelaki yang menemui mereka tadi siang saat pulang dari apotik. Dia membawa beberapa orang dan berdiri di depan rumah. Akhirnya ayah memberanikan diri dan keluar menemui mereka. Lelaki tersebut pun senyum kerah ayah, dan berbicara melalui buku lagi. Ia mengatakan untuk bergabung lagi dengan mereka. Namun ayah sudah 2 kali menolak dengan sopan, tetapi mereka tetap saja memaksa. 

Ayah Ally pun mengambil pistol dan mengarahkannya kepada mereka, karena mereka tidak mau pergi sudah ditolak secara sopan. Lelaki tersebut menuliskan di buku itu dengan kata -- kata "Kelihatannya wanita kecil itu sanagt subur". Tanpa banyak omong ayah menodongkan pistolnya lebih dekat kearah laki -- laki tersebut. Namun dia menahan dan menulis kembali dibuku "Baiklah kami akan pergi" dengan wajah licik nya.

Tiba- tiba pada pukul 02.00 pagi hujan turun sangat deras dan nenek berteriak karena melihat ada anak perempuan kecil berdiri di depan pintu lagi. Ternyata ketika mereka fokus kepada anak kecil tersebut. Para penguntit tadi menempelkan handphone yang di pasangkan alarm di setiap sisi rumah, agar kerumunan hewan itu membunuh keluarga Ally. Karena ayahnya tidak memberikan Ally di bawa oleh mereka. tanpa disadari mereka membawa anak perempuan itu masuk, untuk diberi tumpangan. Tak lama setelah itu semua alarm handphone di setiap sisi rumah pun berbunyi bersamaan. 

Mereka pun kewalahan untuk mematikan alarm tersebut, karena mereka semua sudah mendengar kerumunan hewan itu sudah datang dan menggrogoti setiap sisi rumah untuk masuk kedalam. Ayah pun menyuruh mereka semua agar bersembunyi kegudang bawah tanah. Ternyata para penguntit itu sudah berada di gudang tersebut. Ia pun langsung memukul ibu dan nenek Ally, lalu langsung menangkap Ally membawanya kabur. Lalu nenek menyuruh ibu tetap tinggal diam di dalam karena kakinya semakin sakit. Nenek pun lari mengejar mereka dan ingin merampas Ally. Nenek pun mengambil pisau untuk membunuh mereka satu persatu. Namun cara itu tidak berhasil, nenek malah dipukul oleh salah satu penguntit itu. 

Ally pun berteriak mlihat neneknya jatuh dan berlumurkan darah. Tiba -- tiba nenek kembali bangkit dan mengejar mereka, berusaha memukul mereka satu persatu agar melepaskan Ally. Cara itu pun berhasil namun mereka memukuli nenek secara bersamaan. Agar Ally dapat kabur nenek pun memilih untuk berteriak agar kerumunan hewan tersebut datang dan memakan mereka semua. Dia berkorban agar Ally tidak dibawa dan dijadikan tumbal oleh para penguntit itu. 

Nenek pun meninggal bersama bebarapa penguntit itu. Ally pun menangis histeris dan berteriak karena melihat nenek sudah tidak bernyawa. Ternyata ada dua orang penguntit masi hidup dan bersembunyi di belakang pohon. Mereka pun kembali membawa Ally untuk kabur dari rumah itu. Ibu langsung bergegas memanggil ayah untuk menyelamatkan Ally. Akhirnya ibu, ayah dan Jude pun membawa senjata masing -- masing dan berlari kearah mereka. 

Ayah mencoba untuk mencekik salah seorang penguntit itu, namun malah dia menusuk lambung ayah duluan. Ayah pun terjatuh, lalu Jude mengambil senjata yang ada di kantong ayah dan memukul kepala penguntit itu. Akhirnya salah satu penguntit itu terjatuh dan meninggal. Ally berusaha mengambil senjata di kantong penguntit itu dan memberanikan diri untuk membunuh penguntit yang satu lagi. 

Akhirnya mereka pun mati dengan sangat mengenaskan. Ibu langsung bergegas dan menggendong ayah dan menutup lukanya. Ditengah hujan yang sangat deras, mereka pun saling menggotong satu sama lain agar bisa sampai ke dalam rumah. Untuk mengobati luka ayah, sesampainya dirumah luka ayah Ally pun sudah sedikit pulih dan mereka berpelukan karena sudah berhasil memusnahkan para penjahat tersebut.
-SELESAI-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun