Melatih Literasi dan Interaksi Sosial Sejak Dini: Mahasiswa Psikologi UNNES Ajak Siswa SDN Srondol Wetan 1 Belajar Lewat Social Skills Training

Semarang, 8 Oktober 2025-

Tawa ceria dan semangat belajar memenuhi ruang kelas 1 SDN Srondol Wetan 1, Semarang, ketika sekelompok mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang (UNNES) melaksanakan kegiatan bertajuk "Fun Together: Social Skills Training melalui Permainan Edukatif untuk Meningkatkan Literasi Dasar dan Interaksi Sosial". Program merupakan bagian dari tugas mata kuliah Kajian Aktual Psikologi Perkembangan yang berfokus pada penerapan teori psikologi perkembangan anak dalam konteks nyata di sekolah dasar.

Kegiatan ini digagas oleh tiga mahasiswa Psikologi UNNES, yaitu Siti Fatikhah Nur Salsabila, Vania Nazla Nurhaura, dan Nasywa Felycianandra Aurantiviola, di bawah bimbingan dosen Rulita Hendriyani, S.Psi., M.Si., Psikolog. Melalui pendekatan bermain sambil belajar, mereka menghadirkan berbagai permainan edukatif yang dirancang untuk menumbuhkan keterampilan sosial dasar, seperti kerja sama, berbagi, dan komunikasi yang efektif, sekaligus melatih kemampuan literasi awal anak-anak.

Dalam sesi berdurasi sekitar 45 menit, siswa diajak mengikuti beragam aktivitas menarik seperi permainan "Tiru Tulis Hebat","Bintang Hebat", hingga permainan kelompok berupa "Puzzle Petualangan" dan "Siapa Aku", yang dapat menekankan kerja sama dan empati. Anak-anak tampak  antusias, saling membantu, dan belajar memahami verbal dasar.

"Anak usia dini tidak hanya perlu diajarkan membaca dan menulis, tetapi juga bagaimana berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik. Lewat kegiatan ini, kami ingin membantu mereka belajar literasi sambil mengasah kemampuan sosial secara menyenangkan" ujar salah satu anggota tim intervensi. 

Program ini diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan anak-anak dalam berkomunikasi, memperkuat kemampuan berbahasa, serta meningkatkan empati dan keterlibatan sosial di lingkungan sosial. Melalui kegiatan Social Skills Training ini, mahasiswa Psikologi UNNES membuktikan bahwa pembelajaran sosio-emosi dan literasi dapat berjalan beriringan, menjadikan proses belajar anak lebih bermakna, aktif, dan menyenangkan.