Mohon tunggu...
Vanessa Karsten
Vanessa Karsten Mohon Tunggu... Freelancer - is not really a writer

Mengabadikan momen lewat tulisan. Pelita Harapan '21.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menelusuri Jejak Kesultanan Demak, Pelopor Islam Pertama di Tanah Jawa

5 September 2019   14:51 Diperbarui: 5 September 2019   18:31 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sultan Trenggana meninggal dunia dalam pertempuran ketika melancarkan penyerangan di Pasuruan. Oleh karena itu, penyerangan di Pasuruan tersebut gagal.

Masa keruntuhan Kesultanan Demak dimulai setelah meninggalnya Sultan Trenggana. Kesultanan ini mengalami persengketaan dalam perebutan kekuasaan dalam keluarga kerajaan. Hal itu akhirnya menyebabkan munculnya pemberontakan-pemberontakan di daerah-daerah kekuasaan Demak. 

Tidak hanya itu saja, Pengganti Sultan Trenggana seharusnya ialah Pangeran Mukmin atau Pangeran Prawoto selaku putra tertua dari Sultan Trenggana , namun kemudian Pangeran Prawoto dibunuh oleh Bupati Jipang yaitu Arya Penangsang. 

Pemberontakan terakhir yang didukung oleh keluarga kerajaan, dipimpin oleh Joko Tingkir yang saat itu menjabat sebagai Adipati Pajang. Pemberontakan berhasil dengan terbunuhnya Arya Penangsang oleh anak angkat Joko Tingkir yang bernama Sutawijaya. Joko Tingkir kemudian memindahkan kekuasaan ke Pajang dan itulah yang menandai berakhirnya masa kekuasaan Kerajaan Demak. 

Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak

Kesultanan Demak memiliki banyak warisan peninggalan yang masih ada sampai saat ini. Peninggalan Kerajaan Demak yang paling historis, bernilai filosofis dan menjadi simbol keislaman adalah MASJID AGUNG DEMAK. Masjid ini dulunya didirikan oleh para Walisongo pada tahun 1479. 

Meskipun sudah mengalami banyak perubahan dan renovasi, Masjid Agung Demak masih tetap berdiri kokoh hingga saat ini. Masjid ini merupakan salah satu bukti sejarah paling autentik bahwa Kesultanan Demak tumbuh menjadi kerajaan yang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Tanah Jawa.

Banyak sekali warisan kebudayaan Kesultanan Demak yang banyak memberikan pengaruh hingga saat ini. Maka dari itu, kita patut mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat kita wujudkan dalam mencerminkan sikap dan perilaku nasionalis, dan juga di dorong dengan rasa tanggung jawab yang besar dalam menjaga dan melestarikan sejarah bangsa Indonesia yang sudah terbentuk sejak dulu kala.

Dengan ikut serta menjaga kebudayaan dan sejarah Indonesia, kita dapat membantu dalam mengangat derajat dan jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, tulisan ini dibuat agar kita bisa selalu bersama-sama menjaga dan mengingat sejarah bangsa kita.

REFERENSI:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun