Mohon tunggu...
Vanda Syirfa Refiansyah
Vanda Syirfa Refiansyah Mohon Tunggu... 24107030026

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pokoknya Bikin Film! : Kisah Mulia Arif, Dari Kamera 'Pinjaman' Sampai Sukses di Dunia Perfilman

11 Juni 2025   22:14 Diperbarui: 11 Juni 2025   22:14 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumentasi panitia)

Pada hari Selasa, 10 Juni 2025, Program Studi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar sebuah acara istimewa dengan menghadirkan guest lecture dan awarding musik video bertajuk "Pokoknya Bikin Film!" di Interactive Center. Acara yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB ini menghadirkan Mulia Alif, seorang praktisi film yang dikenal dengan karya-karyanya di bidang film dan musik video, sebagai narasumber utama. Acara ini tidak hanya menjadi ruang berbagi pengalaman, tetapi juga ajang refleksi kritis bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi, khususnya angkatan 2024 yang telah membuat musik video sebagai tugas mata kuliah Pengantar Broadcasting.

Siapa Mulia Alif?

Mulia Alif bukan nama asing di dunia perfilman independen Indonesia. Ia dikenal sebagai sutradara dan produser yang telah melahirkan sejumlah karya film pendek dan musik video yang kerap menjadi perbincangan, salah satunya ia berkontribusi di balik pembuatan musik video "Gala Bunga Matahari". Dalam kuliah umum ini, Mulia Alif berbagi kisah perjalanan kariernya, mulai dari masa-masa sebagai mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hingga menginjakkan kaki di dunia profesional. Ia menceritakan bagaimana lingkungan kampus membentuk karakter serta sudut pandang kreatif yang membawanya pada pencapaian saat ini.

Salah satu kisah paling menarik yang dibagikan Mulia Alif adalah pengalamannya mengikuti lomba dokumenter yang diadakan oleh Alfamart saat ia masih menjadi mahasiswa. Dengan penuh kejujuran dan humor, ia menceritakan bagaimana ia bersama satu temannya menggunakan kamera hasil "pinjaman" dari prodi Ilmu Komunikasi untuk merekam kehidupan sebuah perkampungan yang dihuni oleh orang-orang terbuang---mantan pekerja seks komersial, waria, dan kelompok marginal lainnya. Dokumenter tersebut berhasil memenangkan kompetisi dan mengantarkan Mulia Alif pada hadiah uang tunai sebesar 8 juta rupiah, yang pada saat itu terasa seperti kekayaan instan bagi seorang mahasiswa.

Cerita ini bukan hanya mengundang gelak tawa, tetapi juga membuka diskusi tentang kreativitas, keberanian mengambil risiko, dan pentingnya empati dalam membuat karya dokumenter. Mulia Alif menekankan bahwa kisah nyata dan keberanian untuk mendekati subjek yang sering diabaikan masyarakat adalah kunci untuk menghasilkan karya yang autentik dan berdampak.

Salah satu karya Mulia Alif yang mendapat sorotan dalam kuliah umum ini adalah musik video "Gala Bunga Matahari". Karya ini tidak hanya menonjol dari segi visual, tetapi juga dari pemilihan tema yang menyentuh isu sosial dan kemanusiaan. Mulia Alif menjelaskan bahwa inspirasi untuk karya-karyanya kerap datang dari lingkungan sekitar, pengalaman pribadi, serta kegelisahan terhadap isu-isu sosial yang jarang diangkat ke permukaan. Ia percaya bahwa film dan musik video adalah wadah yang ampuh untuk menyuarakan cerita-cerita yang terpinggirkan dan membangun empati penonton.

"Konsep adalah nyawa musik video"

Dalam sesi awarding music video, Mulia Alif memberikan apresiasi atas usaha dan kreativitas mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2024 yang telah membuat karya di semester pertama mereka. Namun, ia juga tidak segan memberikan kritik tajam. Menurutnya, hampir semua video mahasiswa yang diputar masih kurang terkonsep. Ia menegaskan bahwa konsep adalah "nyawa" dari sebuah musik video. Tanpa konsep yang jelas, sebuah video hanya akan menjadi rangkaian gambar tanpa makna yang kuat.

Mulia Alif mengajak mahasiswa untuk lebih serius dalam merancang ide, memperhatikan detail, dan memikirkan pesan yang ingin disampaikan. Ia menekankan pentingnya riset, diskusi tim, dan eksplorasi referensi sebelum memulai proses produksi. Kritik ini diterima dengan antusias oleh mahasiswa, yang merasa tertantang untuk meningkatkan kualitas karya mereka di masa mendatang.

(Sumber: Dokumentasi panitia)
(Sumber: Dokumentasi panitia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun