Mohon tunggu...
A Evan
A Evan Mohon Tunggu... Freelancer - engineer

penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sumpah Pemuda "Blowin in The Wind"

28 Oktober 2020   21:49 Diperbarui: 28 Oktober 2020   22:00 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

setiap bangsa memang penuh sejarah yang dimilikinya sendiri, setiap bangsa penuh dengan dinamika yang penting bagi hari depan bangsanya sendiri. rentang dua hari dari tanggal 27 - 28 oktober dari setiap pemuda yang mengalami rasa yang sama, penderitaan yang sama, kegelisahan yang sama dan menciptakan kesadaran bersama, lalu mengikrarkan suatu sumpah terhadap nuansa hidup yang akan mereka jalani bersama ke depan. 

tercipta lah suatu kesepakatan sebagai penetapan diri dalam mengatur harkat hidup masyarakat sebagai kelahiran suatu komunal yang independen, dengan menciptakan entitas kebangsaan yang selanjutnya kita sebut bangsa indonesia. bangsa indonesia tidak lahir atas hasil hybrida maupun cangkokan dari bangsa yang lebih dahulu sebelumnya atau yang lebih besar. 

tetapi bangsa indonesia lahir dari kultur serta kesadaran daerah yang melingkupi wilayah - wilayah dan suku - suku yang telah ada jauh sebelum adanya indonesia itu sendiri, tetapi indonesia telah menjadi wadah bagi semua golongan yang terhimpun atas dinamika sejarah panjang yang meliputinya. sumpah pemuda bisa dikatakan juga adalah akta lahir dari terbentuknya suatu negara indonesia. 

ia adalah embrio dari segala bentuk instrumentasi dari negara kita. bisa dibilang juga "ora ono sumpae pemuda, ora ono indonesia". bagaimana bisa dibayangkan ketika kita bernegara tetapi lupa akan darimana negara itu dan untuk apa ia kita lahirkan dahulu. seperti seseorang yang sedang menikmati hidup di puncak lantai hotel berbintang lima dengan segala kemewahan yang dimilikinya lantas tak pernah ia memiliki kesadaran bahwa hotel tersebut memiliki pondasi atasnya untuk menopang apa yang sedang dinikmatinya,

 begitu juga tak ubahnya dengan negara. ketika kita lupa akan pondasi kebangsaan kita, maka kita hidup di dalam negara seperti orang yang mengambang menunggu angin berhembus, seperti lirik bob dylan "blowin in the wind" dan terserah kemana angin berhembus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun