Kyky Farly Vallendra
Itulah nama yang diberikan orang tua saya.. Saya tidak pernah tahu makna sesungguhnya dari nama tersebut. Begitu saya bertanya kepada ibu saya apa arti nama saya, dia menyebutnya sebagai merek biskuit. Namun demikian, saya meragukannya.
Ketika berbicara tentang nama, kita cenderung melihatnya sebagai hadiah dari orang tua kita - atau bahkan kutukan bagi sebagian orang. Karena nama bisa saja memengaruhi masa depan kita. Seperti saat kita memesan minuman di kedai kopi, nama yang aneh menyebabkan ejaan yang aneh, kan?
Beberapa nama adalah berkah jika kamu berdarah ningrat karena siapa tahu kamu mendapatkan hak istimewa tertentu. Yah, setidaknya itu di masa lalu.
Tetapi intinya adalah nama itu memiliki peran yang penting. Nama adalah hal pertama yang disampaikan saat memperkenalkan diri kepada dunia. Saat bersosialisasi, nama menjadi kesan pertama bagi orang. Akan menjadi masalah jika namamu cukup 'lucu'. Jadi, sabar-sabar aja.
Ada aspek filosofis ketika berbicara tentang nama, terutama tentang mencari nama yang tepat. Bahkan ada perhitungan tentang bagaimana cara memberi nama yang baik. Pada akhirnya hal tersebut tergantung pada budaya atau keyakinan seseorang.
Bisa saja namamu membawa arti ketakutan atau sakit kepala - oleh rekanmu misalnya.
Tetapi pada akhirnya, semuanya akan berakhir di satu pertanyaan: apa arti dari namamu?
Namun daripada mencari arti dari nama kita, kita cenderung melupakan yang seharusnya menjadi perhatian: yang mempunyai namanya.
Arti nama yang sesungguhnya adalah tindakan perilaku orang tersebut kepada sesamanya. Misalnya, 'Joseph' adalah nama baik, bukan?
